9

815 127 7
                                    

*Thomas' POV*

Anne menarikku melewati jalanan Verona. Beberapa orang menyapa Anne yang dibalasnya dengan senyuman lebar. Dia sesekali berhenti untuk membantu beberapa orang dengan barang-barang mereka atau memberitahu turis kemana harus pergi. Aku melihatnya begitu senang dan tidak pernah mengeluh walaupun dia harus beberapa kali berhenti.

"Uwah maafkan aku Thomas, ini untuk ke sekian kalinya kita harus berhenti." Ucapnya setelah membantu seorang wanita tua membawa kain-kain yang terlihat berat.

"Tidak apa Anne, aku senang melihatmu sangat baik membantu orang-orang itu. Kau sangat ramah,"

Wajahnya seketika berubah merah. Aku tertawa melihatnya lalu menarik tangannya.

"Kau tak perlu malu Anne. Ayo aku berikan sesuatu untukmu karena kau hari ini sudah sangat baik terhadap semua orang,"

Aku menarik Anne menuju sebuah café kecil yang menjual gelato dalam roti. Aku membeli dua lalu memberikan satu pada Anne. Dia tersenyum lalu berterimakasih. Kami berjalan kembali menuju Piazza dei Signori. Anne terpekik senang lalu menarikku menuju sebuah patung.

"Kini sekarang berada di Piazza dei Signori dan kau tahu siapa dia?" tanya Anne padaku.

"Seorang saint?" tebakku.
Anne menggeleng lalu tersenyum padaku.

"Dia adalah Dante Alieghieri. Seorang maestro yang menghasilkan sebuah buku puisi berisi perjalanannya menuju neraka lalu surga. Bagaimana menurutmu?"

Aku memandang patung tersebut. Patung itu memandang jauh ke depannya. Dia menyimpan lengannya di dagunya, membuatnya seakan sedang berpikir. Anne menatapnya dengan penuh perhatian. Dia terlihat sangat cantik jika sedang memandangi sesuatu yang dikaguminya.
Seorang pria mendatangi kami.

"Perda, Lei é cosí bello. Voglia del disegno col Sue bel uomo? - Miss, kau sangat cantik. Mau sebuah lukisan dengan pria tampanmu ini?" tanyanya pada Anne.

Anne tertawa lalu menjawab pria tersebut.

"Lui non é il mio amico, ma io penso che é una buon idea - Dia bukan pacarku, tapi kurasa itu ide yang bagus."

Aku memandang Anne dengan tatapan bertanya. Anne menyadarinya lalu berbalik padaku.

"Dia menawarkan padaku apakah kita mau dilukis olehnya. Bagaimana menurutmu?"

"Itu ide yang bagus, kurasa."

Kami mengikuti pria tersebut menuju sebuah kanvas yang berdiri di sudut alun-alun besar itu. Pria itu meminta kami duduk lalu menggambar kami. Anne tak bisa berhenti tertawa karena dia merasa lukisannya akan menjadi sangat buruk. Tapi pria itu tersenyum dan hanya menggambar dengan pensilnya. Setelah rasanya berjam-jam, pria tersebut berdiri lalu memberikan lukisannya pada kami. Itu gambar yang sangat indah walaupun hanya dalam goresan pensil. Anne berterimakasih lalu memberi pria itu uang.

Setelah memutari kota Verona sampai sore, Anne membawaku pada tempat terakhir yang ingin ditunjukkannya padaku, Torre dei Lamberti. Menara itu menjulang dengan sangat indah dilatari matahari yang hampir tenggelam. Bangunan sepanjang jalan menuju menara tersebut dipenuhi oleh restoran-restoran. Anne mengambil gambar kami dengan latar belakang menara tersebut lalu membawaku pada salah satu restoran tersebut.

"Table for two please," ucap Anne pada pelayan restoran tersebut.

Pelayan itu mengangguk lalu membawa kami menuju sebuah meja di bagian luar restoran. Lilin-lilin dinyalakan sebagai penerangan. Anne dan aku duduk lalu berterimakasih pada pelayan tersebut. Anne memainkan bunga yang ada di meja tersebut selama menunggu makanan. Aku melihatnya lalu tertawa.

"Mengapa kau tertawa?" tanya Anne bingung.

"Kau sangat cantik Anne," jawabku.

Anne mengalihkan pandangannya dari bunga tersebut. Dia menatapku dengan tatapan tak percaya tapi aku hanya tersenyum padanya. Pipinya yang pucat sekarang merona merah.

"Thomas tolong jangan-"

"Aku sungguh-sungguh Anne. Kau sangat cantik dan aku menyukaimu,"

Kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutku. Anne menolak menatapku.

"Thomas, aku-kau tahu keadaanku dan aku juga menyukaimu. Tapi aku hanya sedang ingin mendapatkan kembali ingatanku."

Anne mengatakannya dengan pelan. Aku menyentuh tangannya lalu menepuknya dengan lembut.

"Aku tahu itu dan aku tidak akan memaksamu."

UWAH MAAFIN DIKIT MULU :((( Hari ini masuk sekolah lagi huft dan ini semester terakhir sebelum kuliah uwaaaaaaa

P.s. Maaf dikit lagi dan sangat cheesy tapi aku ngetiknya di kelas pas pelajaran Indonesia bye wkwk

Amore ➡ Thomas Brodie Sangster (Book 2)Where stories live. Discover now