Ada rasa syukur, ketika kepulangannya kembali masih ada yang menyambut dirinya.

Masih ada Rania dan Rayya, anak semata wayangnya yang berumur delapan tahun.

Meski ada sedikit penyesalan, atas keputusannya delapan tahun yang lalu, tapi setidaknya dia menyelamatkan tiga kehidupan, walaupun harus dibayar dengan harga yang sangat mahal. Ia kehilangan Rajendra dan rumah tangganya.

Eliya berusaha ikhlas menerima takdirnya saat ini, ia masih bisa mendapatkan pekerjaan, walau hanya sebagai office girl tanpa memandang statusnya.

Rumah peninggalan orang tuanya masih terawat dengan baik, berkat Rania yang ikut andil menyertainya.

Eliya akan berjuang untuk hidup mereka.
.
.
.
Rajendra menghempaskan tubuhnya di atas sofa, penat dan kelelahkan menderahnya.

Hari yang melelahkan.

Dengan segera ia mengurai belitan dasinya, yang seakan-akan ingin mencekik leher juga membuja kaitan dua kancing teratasnya.

Untuk pertama kalinya, Rania menyebut nama mantan istrinya. Eliya.

Pertengkarannya dengan Rania membuat ia sedikit gusar, adik semata wayangnya itu menolak tegas rencana pernikahan yang sudah dirancang oleh Monik—maminya.

Bahkan ia mengancam dirinya, jika dia benar akan menerima perjodohan itu akan menganggap Jendra bukan kakaknya lagi.

Mengingat hal itu, membuat Jendra semakin mengusutkan harinya hari ini.

Bagaimana tidak, Rania hanya menerima Eliya sebagai kakak iparnya dan tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun.

Dulu, Eliya dan Jendra pacaran sejak menginjak bangku sekolah menengah atas, hingga akhirnya Jendra memutuskan meminang Eliya disaat mereka sama-sama berusia dua puluh tahun.

Mengingat Eliya yang yatim piatu dan tinggal di panti asuhan, membuat kedua orang tuanya menyetujui pernikahan dini tersebut. Meski Jendra saat itu belum menamatkan bangku kuliahnya.

Pernikahan mereka bahagia, bahkan adik kesayangannya itu juga menyanyangi Eliya dan lebih dekat dibanding dengan dirinya.

Hingga bencana itu terjadi. Membuat Jendra begitu membenci Eliya hingga sampai ketulang-tulangnya.

Dengan sadisnya Jendra menceraikan Eliya, dan membuangnya begitu saja. Tanpa lagi menoleh ke belakang. Jendra tak peduli lagi, seharusnya Eliya mendapatkan lebih menyakitkan dari pada perceraian dan hinaan itu. Dengan hukuman yang setimpal Jendra semakin memperburuk keadaan Eliya.

Hingga delapan tahun berlalu, kebenciannya itu masih lah membumbung tinggi.

Lain halnya dengan adiknya tersebut. Jendra baru saja tahu, akhir-akhir ini bahwa Rania masih berhubungan dengan Eliya di belakangnya. Membuat seorang Rajendra Kusuma Negara murka.

Sempat ia mendiamkan Rania karena masih berhubungan dengan wanita itu. Kini kembali Rania mengungkit tentang wanita yang telah menghancurkan hidupnya.

"Kalo saja abang tau kebenarannya, aku yakin Abang bakalan bersujud di kaki Mbak El. Camkan itu, Bang!"

Kebenaran apa yang Rania maksud? Cih! Kebenarannya adalah Eliya sudah membuat ia kehilangan orang yang begitu ia sayangi, lelaki pertama yang mengajarinya apa arti hidup juga lelaki yang ia segani dan hormati seumur hidupnya.

Jendra menatap lekat ke arah foto keluarga Kusuma Negara, yang berdiri kokoh di dinding ruang tamu rumah ini.

Empat anggota keluarga, dengan senyum kebahagiaan yang tercetak jelas di sana.

Foto yang diambil ketika Jendra sebelum menikah dengan Eliya, dan Rania yang masih di bangku sekolah dasar kelas empat.

Kebahagiaan itu telah pudar. Digantikan dengan wajah murung mamanya, yang hampir setiap malam menangis di dalam kamar. Jika mengingat mendiang papinya.

Pernah suatu ketika Jendra memergoki mamanya tengah tertidur, dengan posisi meringkuk bagaikan bayi. Tak lupa ia juga tengah memeluk kemeja papinya.

Ada jejak airmata yang belum terhapus sempurna. Anak mana yang tak teriris hatinya, melihat keadaan wanita pertamanya seperti tak punya harapan hidup.

Jendra memantapkan hatinya untuk membalas semua kesedihan maminya, kepada orang yang telah membunuh papinya.

Eliya.

★★★★★★★

Kelar deh. Wkwkwkwkwk. Sumpah ya, nulis part ini tiba-tiba aja. Padahal kemarin-kemarin masih meraba-raba isinya.

Akhirnya kelar, sok atuh di baca.

Monggo.

Mahalo
-Dean Akhmad-
09-07-2018

Mantan Suami - Tamat  (HAPUS SEBAGIAN) Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ