Seperti biasa, gue si tukang tidur yang memiliki gangguan mood merasa sangat mengantuk. Tapi berhubung hari ini pemantapan pagi pertama, gue harus menanamkan first impression yang baik pada guru. Selanjutnya, semoga mood gue sehat selalu. Amin.

Gue paksakan untuk membuka mata walau terasa berat. Jalan pun kadang dengan mata tertutup.

Aw. Kejeduk pintu jadinya kan. Lupa belum dibuka.

Mandi pun ogah-ogahan. Ya ampun kenapa mesti ada pemantapan pagi segala sih? Tapi biarlah supaya gue bersahabat dengan godaan syaitan yang terkutuk di pagi hari. Biasanya selesai shalat Shubuh, gue tergoda untuk tidur lagi. Sekarang mana bisa?

Gue cukup on time kali ini. Biasanya Amel sudah mau berangkat. Ah iya, ini weekday, biasanya jarang ada job untuk wedding.

Sambil nunggu si kembar datang, gue sarapan pagi sendiri aja deh. Menyedihkan tapi apa boleh buat.

Setelah gue makan, si Kembar pun datang. Kami langsung berangkat bersama. Takut kesiangan karena kalau naik angkot kan who knows kapan nyampenya.

***

"Mal... hei. Lo lagi zombie mode ya?"

"Apa Rina? Hoam. Iya sedikit ngantuk nih."

"Duh... kasian amat sahabat gue jalan sambil merem. Udah makan antimo?"

"Hah? Kan gue ga bepergian jauh banget dan nggak akan mabok. Kenapa mesti makan itu?"

"Iya obat anti molor maksudnya... hahaha."

"Hahaha. Rese lo. Eh... Rini lo semanget banget sih. Tungguin kita dong."

"Kalian sih lama... ayo cepetan makanya."

Gue dan Rina sedikit mempercepat langkah. Akhirnya barengan deh bertiga merapat. Suasana sekolah sudah mulai ramai dengan datangnya anak-anak kelas 12. Awalnya sih rame begini. Lama kelamaan euforianya kayak saf sholat taraweh di masjid. Ngilang entah kemana.

"Gak nyangka sekolah udah rame. Gue kira kita yang paling pagi."

"Iya Rina. Rekor terpecahkan. Hari ini sepanjang sejarah persekolahan di hidup gue, gue menginjakkan kaki sepagi buta ini."

Hidup bangun pagi!!

"Mala... lo bisa bangun pagi karena gue yang missed call kan?" Rina menepuk dadanya, bangga.

"Ah kagak ko, gue bangun pake alarm. Emangnya lo ngemissed call gue?"

"Coba aja lo cek hp Mal."

"Hp gue... aduh... mana ya hp gue? Yaampun gue simpen di nakas kamar!! Pantesan kayak ada yang kurang, ternyata gue nggak bawa hp."

"Yaelah Mala, sekalinya bangun pagi gini nih... ada aja yang ketinggalan."

"Ah yaudahlah ga apa-apa. Kan niat sekolah buat belajar. Bukan buat main hp."

Komentar Rini membuat kami mengangguk, lalu hening sampai kami duduk di bangku masing-masing.

Pelajaran pertama dimulai kurang lebih sepersekian detik setelah kami duduk.

Alhamdulillah hampir kesiangan.

***

Siang ini cuaca yang mendung mendukung untuk tidur. Ngantuknya kebangetan. Salut deh sama tipikal orang macam Rini. Ukhti tangguh yang kadang lemot itu sebenarnya nggak lemot soal ketangguhan prestasi belajarnya.

Lah gue?

Berprestasi dalam bidang istirahat alias molor. Gue juaranya diantara yang lain.

Kutahan kantukku tapi tak tertahan. Akhirnya ketiduran.

"Mala... ssst... heh bangun, Pak Alam ngeliat ke arah kita."

Suara Rini mengembalikan kesadaranku ke dunia nyata.

Secepat gue ketiduran, secepat itu juga gue terjaga. Nah ini prestasi gue yang lain, sangat peka walau tidur pulas. Kecuali kalau kecapekan, itumah kadang kalau bangun kebesokan paginya.

"Baiklah cukup sekian pembahasan soal UN tahun lalunya. Terimakasih atas perhatiannya. Silahkan siapkan untuk pulang."

"Alhamdulillaaaaah" seisi kelas mengucap syukur.

Perjalanan pulang seperti biasa dengan Pak Bima. Beliau tidak biasanya memutar lagu klasik seindah ini. Aduh, hawanya makin bikin pingin tidur.

"Kata Tuan, lagu ini bisa membuat otak jadi rileks. Ini rekues dari Tuan, supaya Nona tidak banyak pikiran."

Celetukan Pak Bima yang seakan menjawab keheranan gue, membuat gue senyam senyum sendiri. Yaampun Mario, lagi-lagi kelakuan lo bikin gue yakin dengan pilihan gue.

"Ah Mala, lo mahluk yang amat beruntung di muka bumi ini."

Rina menambah panasnya hawa di tengkuk dan pipiku. Aku yakin ini mulai blushing.

Tak terasa sudah sampai lagi di depan rumah. Perjalanan pulang begitu singkat, tidak seperti perjalanan pergi yang terasa lambat akibat jalan yang padat.

"Makasih banyak Pak Bima..."

"Iya Nona, sama-sama. Oh ya, besok boleh saya mengantar jemput Nona? Ini amanat dari Tuan."

Ah... Mario kenapa manjain gue gini sih, kan jadinya seneng.

Tolak dulu aja deh. Ngerepotin banget sih Mala.

"Nggak perlu, Pak. Biar saya naik angkot aja sama temen-temen."

"Gaji saya ditambah, Nona. Sudah ditransfer Tuan Jafar tadi pagi. Nona mau kan saya antar jemput tiap hari? Saya nggak mau makan gaji buta. Haram itu Non."

Yaampun ternyata itu idenya Capamer ganteng yang baik hati. Kalau maksa buat dapet gratisan, Mala paling nggak bisa nolak. Om Jafar tau aja deh.

"Baiklah kalau begitu Pak. Maaf saya merepotkan Bapak."

"Sudah tugas saya untuk menjaga anda, Nona. Jam berapa saya jemput?"

"Oh setengah enam Pak."

"Baiklah Nona. Besok saya disini jam setengah enam pagi. Saya pamit dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Mobil keluaran Jerman itu melaju dengan anggun. Aku baru sadar, jenis mobil yang juga jadi favorit almarhum Ayah itu, dulunya mengantar Ayah dan Kakak ke alam sana, tak kusangka sekarang mengantar dan menjemputku kesekolah.

Tetiba jadi mengenang Almarhum dan almarhumah... tak terasa ada buliran yang berjatuhan.

"Mala... lo gak kenapa-napa kan? Lo ngobrol apa barusan sama Pak Bima?" Tanya Rina

"Mala, cerita dong..." Kata Rini.

"Gue cuma lagi keinget Ayah..."

"Oh... maaf ya Mala." Kata Rini

"Iya nggak apa-apa. Bukan salah kamu, Rin. Sepertinya gue lelah. Jadi sensitif kayak pantat bayi."

"Hahaha... ah Mala lagi nangis bisa aja ya bikin ketawa."

Kami berjalan sambil tertawa menuju rumah. Di parkiran mereka berhenti, lalu mengambil sepedanya.

Mereka melamun dan kaget begitu tahu bannya kempes!

Ya ampun... apa lagi ini?
Disamping sepeda Rina-Rini, Ada sebuah kotak bertuliskan nama gue!

"Mala... apa itu? coba lo buka..."

Siapa sebenarnya pengirim kotak ini? Di dalam kotak misteri ini ada amplop coklat, dan kenapa di depan amplopnya ditulis pembunuh?

Selasa ini betul-betul mengutak atikkan otakku! Setelah dibuat rileks, sekarang tegang lagi!

Sial! Ada yang ingin bermain-main denganku?

Game on!

~°•°•°•°•°•°•°•°•°~

Jodohkan Aku!Where stories live. Discover now