Girls Time!

618 14 0
                                    

Kami berangkat sama-sama ke Bookstore dengan naik angkot. Perjalanan ada lah ya sekitar 45 menit. Lumayan lama... ditambah macet bubaran kantor jadi sekitar 1 jam. Mamah tentu memberi izin dengan syarat semuanya pulang dianter Banyu. Tentu nggak masalah dengan itu.

Sesampainya di Bookstore... Gue lupa kalau ada...

Riko!!!
Ya Allah kenapa dia belum kunjung dipecat? Cat baik banget sih. Terlalu baik malah masih nerima cowok muka badak kayak dia.

Gue yang tersadar langsung riweuh, Rame sendiri maksudnya. Panik.

"Ya ampun... guys... Riko noh!!!"

"Hell no... gimana nih?" Kata Bianca ikut riweuh. Dasar bule blasteran alakadarnya.

"Oke... santai guys. Tiga lawan satu. Anggap dia nggak ada. Cuek." Kata Rina.

"Oke Rina. Lo paling depan sama Rini. Gue sama Bianca."

"Gue sama Rina aja deh. Kalau gue sama lo, Mal... takut malah jadi baper kan?"

"Iya juga sih. Oke. Formasi dimulai."

Kami mulai bertransformasi sesuai formasi. Apa banget lah berasa Power Ranger yang mau berubah. Oh... ternyata kami sudah sesuai formasi. Yaudah sih inimah tinggal jalan, ribet banget ni pikiran!

Seperti kesepakatan awal... kami berusaha cuek dan santai. Kuharap Riko fokus pada kegiatannya. Tapi yah keinginan tidak semulus kenyataan.

"Bianca..."

Dia mulai memanggil Bi dengan tatapan yang tak terbaca dibalik kacamata kudanya. Kaget atau bingung, sebodo amatlah. Kami terus saja jalan masuk ke halaman rumah Kak Cat. Untung jarak pintu rumah cukup jauh dari depan Bookstore, jadi kami bisa mempercepat langkah sambil menghindari Riko yang semoga masih mematung.

Betul kata Rina... dia memang harus di depan memimpin formasi. Dia punya amunisi cuek pada kondisi ini. Karena kalau aku berjalan dengan Bianca, yang ada malah aku menanggapi sapaan mahluk sok kegantengan itu dengan rentetan amunisi kata-kata. Cih.

Gerak seribu langkah, diam seribu bahasa. Serba seribu.

Ngomong-ngomong Seribu, jadi ingat Kak Cat kan nanti marriednya di Pulau Seribu. Huuuu... Kak Banyu edanlah resepsinya, dasar pemilik WO! Nggak tanggung-tanggung banget buat acaranya sendiri. Outdoor, mewah dan spesial seribu tamu juga. Wuih.

Bagaimana resepsiku nanti ya? Ah masih jauh dan sulit kubayangkan.

Kami sudah sampai di pintu masuk kediaman keluarga Sadewa. Catherine Sadewa... blasteran Inggris yang memenangkan Banyu Adiwisastra, Kakak sepupuku.

Sedangkan keluarga Banyu, akan sangat panjang kalau diceritakan. Banyu bukan blasteran... tapi kalau Bianca Adiwisastra sih iya. Well yeah... mereka saudara sebapak.

Oh well... kesepakatan kami berakhir di pintu ini. Setelah disini, kami belum menyepakati apa-apa. Maka... ya kalau bertamu refleks pencet bel atau ketuk pintu dulu lalu ucap salam. Begitu prosedur tatakrama bertamu menurut adat istiadat yang berlaku. Sekalipun akrab, gak sopan namanya kalau main nyelonong masuk rumah orang tanpa permisi. Who the hell do you think you are? a Burglar?

Ting Tong Ting Tong Ting Tong

"Assalamualaikum..." ucap kami kompak berbarengan tanpa aba-aba. Rame banget ini cuma berempat tapi kayak rombongan emak-emak arisan.

Ini hampir maghrib dan suara emas dengan volume tak terkendali meluncur melalui pita suara yang berbeda sehingga harmonisasi kami pantas mendapatkan hujatan. Ya Allah maaf, ini sangat memalukan. Semoga tidak kedengaran orang. Untung sih jarak rumah tetangga cukup jauh walaupun dekat. Sekitar 2 meter lah.

Jodohkan Aku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang