Take 11

17.2K 405 20
                                    

Selalu ingin mengingatkan kalau cerita ini PG-13 kalau bisa sih 16+ deh, karena language dan content-nya yang lebih ke dewasa ya guys :) So read at your own risk ;)

***

Aku melangkah dengan kesal menuju apartemenku. Air mataku sudah terkuras habis menangis hal bodoh. Kalau memang Kai milik wanita jalang itu, oke, peduli setan dengan mahluk bernama Kai itu!

Aku membuka pintu apartemen dengan perlahan kemudian masuk ke dalam apartemen dengan ujung kakiku. Sepertinya Kai sudah tidur dilihat dari keadaan apartemen yang begitu gelap, belum lagi sekarang sudah jam 1 pagi waktu Seattle.

"Dari mana saja kau?" suara serak itu benar-benar mengagetkanku. Aku pun langsung menoleh ke arah ruang duduk dimana Kai duduk dalam kegelapan, seperti seorang serigala yang sedang menunggu mangsanya di kegelapan. Hiiiiyyy!

"Bukan urusanmu," ujarku cepat. Memang benar kok di mana aku atau dengan siapa itu bukan urusan seorang Lee Kai a.k.a. Kai Erlangga lagi sejak wanita jalang itu datang!

"Katakan padaku," ucapnya setengah menggeram.

"Sudah kubilang bukan urusanmu Mr. Erlangga!" tukasku kesal dan tanpa mempedulikan tatapan amarahnya itu aku pun berjalan ke arah kamar tidur. Aku benar-benar sudah lelah seharian ini berjalan-jalan di pantai Alki di bagian yang cukup tersembunyi. Aku mengetahui keberadaan pantai itu tepat satu minggu setelah aku sampai di Seattle, awalnya aku secara tidak sengaja ke sana atau lebih tepatnya aku tersasar saat mengendarai audi milik Kai untuk berbelanja, alhasil aku jadi sering mengunjungi tempat itu karena relatif sepi, mungkin karena aku datang di bagian pantai yang memang tidak banyak didatangi oleh orang banyak.

"Arina!" tubuhku tersentak saat tangannya dengan kasar menarik lenganku. Aku pun langsung menghentakkan tangannya.

"Enough Kai! Apa sih maumu?!" ujarku kesal, aku menatapnya marah.

"Aku mau kau mendengarkan penjelasanku!" ia kembali meraih lenganku lagi, kali ini ia mencengkram lenganku lebih erat.

"Penjelasan apa? Oh Arina! I've fucked that girl and I'm sorry?!" nada suaraku sudah benar-benar meninggi. Ia pun terdiam sesaat tapi aku bisa lihat api kemarahan berkobar di mata abu-abunya, "Enough is enough Kai!" aku menghentakkan tangannya dengan kasar dan berlari ke arah kamar tidur. Aku tak mensia-siakan waktu sedetik pun untuk segera menutup pintu dan menguncinya. Persetan dengan dimana Kai akan tidur malam ini! Aku bersandar pada pintu berusaha menenangkan diriku agar tidak menangis lagi. Aku yang bodoh telah jatuh hati padanya. Padahal sudah jelas Juan telah memperingatkanku tentang reputasi buruk Kai.

Marriage Act [COMPLETED] (EDITING-ON HOLD)Where stories live. Discover now