Take 2

28K 514 12
                                    

 "Oh.. Hello... Lee Kai?" kataku ragu-ragu sambil tersenyum kecil mencoba memasang senyum panggungku, tapi sepertinya gagal, entah mengapa rasa gugup menghantui sekujur tubuhku.

"Untuk hari ini mohon bantuannya ya?"

Ia pun berkata dengan senyum merekah di wajahnya, 'killer smile' , 'flower boy', begitulah bisikan-bisikan para staff perempuan yang dapat kudengar saat itu.

"Ah , ia. Kau juga" kataku sambil mencoba mengulaskan sebuah setulus mungkin. Bisa kudengar para staff laki-laki berbisik , ‘cantik' , 'cocok' , atau pun ‘serasi’ sebagai respon atas senyum yang kuberikan pada pasanganku hari ini Lee Kai.

"Yak, selamat datang Lee Kai dan Arina, pada hari ini, kalian akan melakukan pemotretan untuk model pakaian, dan temanya adalah 'Kisah Cinta Manisku di Pedesaan'. Dari tema itu saja kalian sudah pasti mengerti kan, apa peran kalian di sini?" tiba-tiba seorang laki-laki berdiri dengan gumpalan kertas di tangannya dan mulai berbicara memecahkan 'perang senyum' kami. Pasti itu sutradaranya, pikirku.

"Jadi, aku dan Arina-ssi akan menjadi sepasang kekasih, betul kan?" jawab Lee Kai dengan Bahasa Indonesia dicampur dengan sedikit Korea.

"Betul sekali! Stylist tolong antarkan Arina ke ruang ganti ." Sutradara itu langsung member isyarat kepada salah satu perempuan tak jauh darinya.

Perempuan yang tadinya sedang duduk itu pun berdiri setelah memahami benar maksud sutradara, dan kemudian mengarahkanku sambil menarik tanganku dengan lembut.

"Ayo, kita ke ruang ganti" katanya dengan sebuah senyuman manis. Dari wajahnya aku sedikit menebak-nebak, mungkinkah ia juga seorang Korea layaknya Lee Kai ataupun Yun Ah eonni?

Kami masuk ke dalam cottage kecil itu dan mulai menyusuri lorong , sampai akhirnya berhenti di depan suatu pintu kayu khas pedesaan. Perempuan itu membukakan pintu dan mempersilahkanku masuk, kemudian perempuan itu juga masuk ke dalam . Aku duduk di sebuah kursi di hadapan cermin, sementara perempuan itu berjalan menuju baju-baju yang tergantung dengan rapi di pojok ruangan dan memilih beberapa baju, kemudian ia berjalan ke arahku.

"Gantilah pakaianmu dengan ini, setelah itu kita rias lagi sedikit wajah dan rambutmu." kata perempuan itu sambil menyodorkan sehelai baju kemeja kotak-kotak merah dan celana jeans hitam.

Aku bergegas berdiri dari tempat dudukku dan mengganti pakaianku sementara perempuan itu mulai mempersiapkan alat riasnya. Setelah selesai, aku kembali duduk di kursi yang sebelumnya kududuki. Perempuan itu pun mendekatiku dan menghampiriku dari belakang.

"Aku tidak pernah menyangka bahwa aku akan menjadi stylist untuk seorang Arina-nim, walau hanya hari ini, tapi sungguh aku senang sekali. Aku adalah fans beratmu" kata stylist itu sambil memainkan rambutku dengan sisirnya. Saat mendengarnya memanggilku dengan ‘-nim’ aku semakin yakin bahwa perempuan ini adalah seorang keturunan Korea seperti Yun Ah eonni. Sempat terbersit di pikiranku kenapa banyak sekali orang Korea belakangan ini. Tapi kemudian muncullah pemikiran bahwa dunia ini sudah men-global jadi tidak ada salahnya banyak orang dari luar negeri ada di Indonesia. Dan akhirnya hingga saat ini, aku sudah tak pernah mempertanyakan hal itu lagi.

Marriage Act [COMPLETED] (EDITING-ON HOLD)Where stories live. Discover now