Papa

847 43 0
                                    

ALIANDO POV

Baru kali ini aq menjumpai seorang wanita macam Prilly. Untuk ukuran seorang mahasiswa semester akhir, dengan penampilan yang bisa dibilang terlalu biasa dia tergolong wanita yang sangat tegas. Selain itu menurutku dia penuh dengan kejutan, mandiri dan cerdas.

Entah kenapa dia yang tergolong jauh dari kata menarik ini, malah mampu menarik dan menyita pikiranku. Ada sesuatu yang selalu bikin tanda tanya besar di kepalaku.

Wajahnya selalu ketus melihatku, mungkin ini juga karena mulutku yang kadang lepas merendahkannya. Makin kuhina dia, makin penasaran aku dibuatnya.

Dinner bersama mamaku ini membuka sedikit celah buatku untuk bisa menatapnya lebih lama. Kemampuannya menggesek violin begitu luar biasa. Sepertinya dia marah dengan perlakuan mama, matanya memerah menahan tangis, hingga sebulir butiran bening itu bisa kulihat luruh dari kelopak matanya.

Kenapa aku jadi ikut sedih melihatnya?

Rasanya ingin menghentikan waktu dan bisa lebih lama memandang tiap detil wajah mulusnya itu. Tapi tidak bisa....dengan cepat dia berlalu dihadapanku dengan menyetir mercedesnya.

Aku baru menyadari, mungkin selama ini aku memang merendahkannya. Buktinya dia bisa menyetir mobilnya itu dengan gesit. Jujur...aku terpukau...

*

*

PRILLY POV

Aliando Belliam Syarief....emang kamu dan keluargamu itu siapa? Sombong...

"I really...really...really...hate u"

Tapi.... Tapi kenapa tiap dia menatap aku, ada sedikit rasa yang beda. Irama detak jantungku jadi lain. Aku cuma bisa memukul stir yang ada dihadapanku, sesekali kugigit kukuku karena sebal, air matakupun kuhapus dengan kasar.

Jujur....aku benci tapi aku melihat keteduhan di matanya...

*

*

Pagi ini seperti biasa, aku menyalakan TV dan volume sedikit kukeraskan demi mendengar siaran berita Headline News sembari gosok gigi di kamar mandi dan menyiapkan sarapan pagi.

Berita hangat tentang tersangka Rektor Korup Rizal Hummington muncul lagi di permukaan. Jahat sekali mereka, menahan dan mencekal papaku dengan tuduhan fiktif dan mencekal ku hingga aku harus memakai identitas baru dengan nama Latuconsina menggantikan Hummington nama marga keluarga kami, demi mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.

Itulah sebabnya mengapa aku tampil sederhana. Agar orang lain tidak mengenaliku. Tapi, dengan berpenampilan dan hidup sederhana ini aku jadi banyak belajar tentang arti hidup yang sebenarnya.

Besok papa akan dibebaskan dan lusa aku akan terbang ke London untuk memulai kuliah di University of London. Mungkin kecerdasan aku ini bakat turunan dari papaku yang seorang rektor dan ex anggota DPR.

Prilly Pov end

*

*

Tak butuh waktu lama buat Prilly untuk balik ke Indo, menjemput papanya dan pamit untuk sekolah ke London. Secara penerbangan dari Singapore ke London cukup memakan waktu.

"Papa bangga nak, kamu tetap menjadi Prilly yang sama, bahkan tambah matang dari sebelum nya. Papa akan hubungi Om Bertrand buat jagain dan pantau kamu di London." Pesan papanya.

"Iya pa, Prilly nanti akan mampir ke rumah om Bertrand dulu sebelum ke apartemen Prilly. Lagian udah kangen sama tante Febby juga."

Begitulah, meskipun akan pergi jauh, tidak ada perlakuan yang terlalu istimewa karena memang Prilly gadis yang mandiri. Paling mamanya yang super segalanya itu sedikit bawel mengingatkannya ini...itu....

*

*

Malam ini CEO muda itu bertandang ke apartemen Prilly.

Prilly saat ini sedang sibuk packing dan menurutnya Aliando datang disaat yang tidak tepat. Akhir2 ini pria muda ini sering menaruh perhatian ke Prilly. Bahkan mulai dari hal yang kecil. Sampai2 Billy yang biasa mampir ke Milky cafe jadi jarang terlihat lagi disana.

Tanpa canggung Aliando membantu Prilly packing.

"Pril ga perlu bawa bawaan terlalu banyak deh. Tar lo repot sendiri. Dan satu lagi, besok aku sendiri yang antar kamu sampai ke London" kata Aliando.

"What...?!?" Prilly tampak keheranan dan cengo dibuatnya.

"Kenapa harus dengan anda pak? Kalau cuma London. Saya masih bisa sendiri apalagi ada om saya disana."

"Kan mereka butuh saya selaku pemberi dana beasiswa dan saya juga yang akan akan tunjukan dimana kamu akan tinggal."

Kali ini Prilly benar2 mati kutu dibuatnya. Padahal dia sudah memutuskan selama di London nanti dia akan menjadi Prilly yang 'dulu' dengan penampilan fashionable tapi tetap humble (rendah hati).

Seperti yang pernah dipikirkannya dulu bahwa dia tak mau direndahkan lagi, bahkan dia akan membuat Aliando bertekuk lutut dihadapannya lalu akan ditinggalkannya. Hal ini sudah terlintas di pikirannya sejak lama.

*

*

Pagi ini Aliando berencana mengatarkan Prilly ke bandara. Tapi Prilly menolak dan memilih diantar ketiga sahabatnya Irene, Ryan dan Billy.

"Hati hati ya Pril. Kalo ada apa2 kabari kita" pesan Irene.

"Kak Billy...Prilly titip Milky cafe ke kamu dan Irene ya... Kalian baik2 ya disini. Doakan aku sukses." Kata Prilly sebedlum berpisah dengan sahabatnya ini.

Billy tampak gelisah dan menarik tangan Prilly, minta ijin ke yang lain bahwa dia ingin ngomong empat mata dengan Prilly.

"Pril...em..em.." Billy tampa ragu harus ngomong apa.

"Iya kak ada apa? Setengah jam lagi pesawatku take off dan aku belum ke tempat boarding pass juga loh" kata Prilly.

"Pril sebelum lo pergi gue mau lo tau kalo sebenarnya aku ini menaruh hati ke kamu. Sory kalau sikonnya kurang tepat. Aku ngga butuh jawaban dari kamu. Yang penting kamu tau persaanku Pril" kata Billy panjang lebar.

Prilly terbengong bengong mendengar pernyataan Billy. Diapun au harus bilang apa. Billy cowo cool dengan jambul dan penampilan eksekutifnya itu kembali menggandeng tangan Prilly sambil tersenyum.

Diantarnya Prilly sampai ke tempat terakhir mereka bisa melepas kepergian Prilly. Dan Prilly masih saja tak mengerti dengan apa yang agusan dikatan oleh Billy.

*

*

Aliando tampak. Sedang membeli sebuah majalah di stall buku yang ada di dalam bandara ini. Sebenarnya Prilly melihatnya tapi dengan sengaja CEO muda itu dilaluinya.

*

*

Sory kalo pendek yang penting kan gw next heehe...*ketawa jahat n kelelahan...hihii..

B e r s a m b u n g



ITU AKU DULU (completed with 2 missing parts)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang