Part 38

838 34 1
                                    

Haiii guys sebelumnya sorry... part 36 dan 37 ngilang...:( Vote dulu part yang ini yak...

*Why....?? Oh God... Why?? Kebahagiaan yang baru saja bisa kami genggam dalam hitungan detik bisa saja busshhh.... Menguap dan hilang. Secercah harapan yang ada tertiup oleh angin dan entah bisa terjaring kembali atau tidak.*

BRUKH.....!!
Ali tumbang tak sadarkan diri...
Prilly yang sedang berkutat di dapur secara spontan lari ke arah asal suara itu, dan . . .

"KAK...KAK ALI...SAYANG BANGUN SAYANG BANGUN....BI...TOLONG PANGGILIN PAK DODO BIII...CEPET BI...." Prilly sungguh sangat panik sekali.

Untung dirumah ada 2 security jadi mereka bisa bantu mengangkat Aliando dan dibaringkan di atas kingsizenya. Prilly benar benar bingung tetapi berusaha untuk tetap tenang. Dia menelepon dr.Teddu dan dr.Tomy.

Dr.Teddy datang langsung dengan ambulance, di cukup tau kondisi Ali, dan dia sudah memperkirakan ap yang akan terjadi. Prilly terus menerus menangis, dan Aliando dia dimasukkan ke dalam ruang intensif dan hanya satu orang yang boleh menemaninya.

Selang itu menempel dimana mana, jarum infus tabung oxygen, suara detak jantungnya...oh gosh!! Apa ini...mengapa semua jadi gini? Prilly menggenggam tangan suaminya dan air mata itu tak berhenti mengalir.

@Ruang dr.Teddy

"Dok...kali ini saya memaksa anda untuk memberi tau apa sebenarnya yang terjadi sam suami saya."

"Bu Ali, memang ini sudah waktunya buat anda ketahui. Tapi bukan saya yang akan berbicara melainkan dr.Tomi. Beliau besok akan datang langsung dari Jepang. Jam 1 siang kami akan panggil ibu kembali..."

Prilly sedikit kecewa namun masuk akal juga, karena yang tau rekam medis Aliando dari awal adaalah dr.Tomi. Prilly mencoba bersabar. Sore itu papa dan mama Prilly datang untuk menguatkannya. Memberi semangat dan dukungan.

Prilly memang sepertinya terlihat tegar, ketegaran berhasil menutupi kerapuhannya. Berkali kali Ali sudah berpesan supaya Prilly jadi wanita yang tegar saat hal yang terburuk mungkin bisa terjadi. Dan hasilnya not bad...Prilly tegar meski tetap harus meneteskan air mata.

"Nak...kamu istirahat dulu dirumah sama mama. Biar papa yang jagain Ali ya... O iya besok kamu kabari mamanya Ali. Biar bagaimanpun Aliando adalah anaknya." Prilly menolak untuk pulang. Dia tak mau melewatkan sedikitpun moment bersama suaminya ini.

"No pap... Prilly tetap disini. Kepala Prilly alhir ahir ini sering pusing mam... Perut Prilly juga mual terus..."

Mamanya tersenyum dan berbinar. "Jangan jangan..."

"Jangan jangan apa mam?"

"Kamu pregnant alias hamil..."

"Hah...?" Prilly tampak shock dan berkaca kaca smbil mengelus perutnya yang masih datar. Kemudian dia peluk mamanya dan sekali lagi menangis sampai sesenggukan..."Kenapa disaat kak Ali dalam keadaan begini ma...KENAPA?" Mama Ully berusaha menenangkan anak semata wayangnya ini.

*
*
*

PRILLY POV

At 1 p.m aku berada di ruangan dr.Teddy. Disitu ada dr.Tomy dan Aiko. Satu lagi seorang laki laki dengan mengenakan jas berwarna hitam dan menenteng sebuah kopor kecil yang aku benar benar tak tau apa maksud dari semua ini.

"Prilly... Sebelumnya saya, Ali, dr.Teddy dan semua kepercayaan Ali minta maaf karena harus merahasiakan penyakit Ali. Pertama kami mengucapkan banyak terima kasih karena ketulusanmu untuk menerima dan menjaga Ali"

"Baiklah dr.Tomi. Saya ingin segera tau apa yang terjadi dengan suami saya..."

"Suami kamu divonis mengalami gejala radang selaput otak. Dimana sewaktu waktu dia bisa collapse dan larut dalam tidur panjangnya. Yang entah sampai kapan dia bisa bangun atau bahkan...."

"Bahkan apa dok...apa?" Aku bertanya dengan suara lirih dan bulir bening itu mulai luruh kembali.

"Bahkan kemungkinan untuk hidup itu hanya...20% karena virus sudah menjangkiti seluruh sel di otaknya." Kata dr.Tomi menundukkan kepalanya dan mengucek matanya. Karena tak dipungkiri dia pun sedih melihat sahabatnya akhirnya mengalami masa terberat ini.

"Hix..hix...separah itukah? Mengapa hal sekomplex ini dirahasiakan mengapa?" Aku terisak dan menyeka air mataku berulang ulang. Mendengar penuturan dr.Tomi membuat kakiku lemas dan tubuhku terasa tak berdaya. Berharap apa yang aku dengar adalah BOHONG tapi tidak...ternyata semya ini NYATA.

Aku lihat lelaki hitam itu gantian duduk dihadapanku. Dia mulai berbicara padaku...
"Bu Ali, perkenalkan nama saya Marco. Saya sahabat sekaligus lawyer Ali. Pak Ali meberi bsaya kepercayaan untuk menyampaikan ini semua pada saat yang telah ditentukan. Yaitu seperti saat ini ketika Pak Ali sudah dalam...dalam keadaan...koma..." Dia berkata dengan sangat berhayi hati...dan akupun tetap diam.

"Yang pertama saya akan bacakan isi surat dari pak Ali. Kami tidak bisa menyebutnya wasiat karena beliau masih ada disini...kedua kami mengucapkan banyak terima kasih atas ketulusan anda bu... Dan yang ketiga kami akan lakukan semua yang diinstruksikan oleh pak Ali melalui surat tersebut. Dan semua yang kami lakukan atas permintaan pak Ali dengan perjanjian di atas segel."

"Baiklah...Mar...Marco...lanjutkan saja. Saya ingin dengar isi suratnya."

Marco membuka surat dengan disaksikan semua yg ada di ruangan itu, dan membacakan isi surat Ali.

"To. My beloved wife Prilly...
Sayang, terima kasih kamu sudah bersedia menjadi bagian dari hidupku. Saat surat ini dibacakan pasti kamu sedang sedih karena keadaanku...seperti aku pernah bilang, jangan salahkan keadaan ya sayang. Kalau boleh memilih aku pasti memilih untuk selalu bersama kamu, sehat, kuat dan menjaga kamu dengan. Seluruh tenaga dan kekuatanku. Tapi mungkin itu bisa aku lakukan tidak dalam waktu lama. Karena sekarang saja aku sedang tidur panjang dan belum tau akankah aku bisa menjagamu lagi.
*
Sayang, kamu adalah istriku sepanjang hayat...saat aku bagun nanti aku ingin kamu yang pertama aku lihat. Jika saja roh ku terlepas namun ragaku masih bernafas...ketahuilah aku selalu ada di samping kamu dan menjagamu.
*
Aku meninggalkan sebuah video kenangan dari awal kita ketemu sampai saat dimana kamu panic dan bahkan sampai Marco membacakan surat ini. Lihatlah dan ingatlah aku selalu ya sayang...
*
Aku juga telah siapkan aset serta uang untuk untuk kebutuhan kamu dan anak kita...anak? Ya aku belum tau sayang apakah kamu hami atau engga, karena saat kamu alergi dengan parfum maskulin di kantorku aku berpikir jangan jangan kamu hamil... Jadi aku segera menghubungi Marco dan memperbarui surat ini. Semua aset dan tanggung jawabku untuk menghidupi kamu akan ditangani sepenuhnya oleh Marco...
*
Sayang...mungkin hal terburuk pun bisa terjadi. Mama akan ambil aku dari kamu. Tapi seperti tadi aku bilang...itu cuma ragaku tapi roh dan jiwaku ada disamping kamu...ingat itu...
*
Sayang...3 bulan lagi kamu akan kembali ke London. Aku harap kamu tinggal dengan uncle Bertrand. Aku sudah siapkan rumah untuk kalian di dekat kampus jadi kamupun ada temannya jadi engga akan kesepian...
*
The last....do you believe in miracle sweetheart?
Aku percaya dengan keajaiban, dan aku harap kamipun demikian sayang. Percayalah, pengharapan dan keajaiban itu mungkin terjadi...jadi please...selipkan aku dalam tiap doamu, dan mintalah supaya aku bangun kembali, jadi aku bisa bersama kamu lagi, memeluk kamu, makan masakan kamu, dimanjain sama kamu, dan menjagamu...
Sekali lagi maafkan aku karena aku ngga bisa jagain kamu seperti laki laki kebanyakan...
Satu hal yang perlu kamu tau, I love u so much more than anything, saat kamu rindu sama aku putar saja video kita...
*
Sampai disini dulu ya sayang, pelukan tererat dariku dan kecupan paling hangat untuk kamu.

Withlove
Aliando suami kamu..."

Tes...tes...tes...
Air mata itu tak terbendung lagi. Aiko mendekatiku dan aku memeluknya. Dia berusaha menenangkanku, hatiku rasanya tak karuan, tak tau lagi harus bagaimana...

"Dia pergi Aiko...dia pergi...dia tidur terlalu lama...kenapa secepat ini Aiko...kenapa?"

"Tenang Pril...jernihkan pikiranmu...tenangkan hatimu ya...aku tau kamu wanita yang tegar. Percayalah dia pasti kembali."

"Tapi kapan...kapan? Kapan Aiko...?"

Semua yang ada di ruangan itu hening, tak mampu mengucapkan sepatah kata pun. Ali sahabat mereka, yang dirungan itu semua tim Ali semua sudah direncanakan...

*
*
*

Tanpa seorangpun tau...Ali berdiri di samping Prilly, melihat kesedihan istrinya...larut dalam tangisannya...ingin rasanya memeluk...tapi berat...ngga bisa...

Coment bawel yaaaa.....

ITU AKU DULU (completed with 2 missing parts)Where stories live. Discover now