Thirty Six

19.8K 1.1K 45
                                    

Hari sudah mulai gelap.

Digo memasukan mobil mewahnya ke dalam halaman rumahnya. Ia turun dr dalam mobilnya dan langsung masuk ke dlm rumahnya.

Didalam rumah terlihat ibu dan pembantu2nya berdiri di dpn kamar Abel. Hal itu membuat Digo sdkit berlari menghampiri mereka. Takut terjadi apa2 pada putrinya.

"Ibu ada apa??"

Digo mendekati ibunya yg kini menatap kehadirannya.

"Digo"

"Apa yg terjadi dg Abel?"

Digo mendekati pintu kamar Abel dan berhenti di dpnnya.

"Dari tadi siang dia seperti itu, nak. Dia tidak mau makan atau berbicara"

Wajah Digo nampak sendu. Ia melihat Abel yg terdiam dg duduk menghadap kejendela. Matanya sembab karena menangis. Dan senyuman seperti pudar dari wajah cantiknya.

Perlahan Digo mendekati putrinya. Kalau sudah seperti ini, hanya Digo yg mampu mengatasinya.

Digo duduk disebelah Abel dan ikut memandang keluar jendela yg terlihat pemandangan bunga mawar.

"Km tau, ibumu juga suka menatap mawar2 itu. Dan km skr melakukan hal yg sama. Itu membuatku sedikit sedih"

Abel mengalihkan pandangannya. Dan melihat Digo yg tersenyum paksa.

"Tapi papa tidak akan pernah sedih. Kalau lihat km tersenyum. Seperti ibumu yg juga selalu tersenyum"

Kini Digo juga menatap Abel yg juga menatapnya dg air mata yg mengalir.

Digo menangkup wajah Abel dan menghapus air matanya.

"Abel kangen kakak piyi, pa. Knp kakak piyi ga pelnah nemuin Abel lg"

Digo tersenyum lagi dan meraih tubuh Abel untuk dipeluk. Ia tidak menjawab pertanyaan Abel. Terlalu sulit untuk menjelaskan pada putrinya. Namun yg Digo tau bahwa. Ia juga merindukan Prilly.

Papa juga kangen.....

***
Ali mematut dirinya di depan cermin. Setelan toxedo hitam yg dikenakan, nampak sempurna ditubuhnya. Dg rambut yg ditata rapi membuat ia semakin tampan. Siapapun yg melihat, tidak akan pernah bisa menolak pesonanya.

Ali mengambil kotak beludru berwarna merah dr atas meja. Ia membuka kotak tsb dan tersenyum. Malam ini adalah malam bahagianya. Ia akan mengikat kekasihnya itu untuk selamanya.

Ali memasukan kotak tsb ke dalam sakunya. Ia merapikan kembali jasnya kemudian meraih kunci mobilnya. Dan keluar dari kamarnya. Malam ini ia memilih untuk naik mobil saja.

Mobil Ali melaju dg kencang menuju rumah Prilly. Senyuman tak pernah lepas dari wajah tampannya. Meskipun hujan yg mengguyur deras. Namun tak membuat Ali mengurungkan niatnya.

Sementara itu.

Dada Prilly berdetak cepat. Ia gugup malam ini. Pertama kalinya Ali mengajaknya diner romantis membuat Prilly deg2an. Ia melihat tampilan dirinya di cermin. Ia terlihat sangat cantik dg menggunakan dress berwarna merah dg lengan bunga2. Ia semakin cantik dg hels nya yg berwarna merah. Rambut yg di ikat stengah dg bawahnya yg dicurly membuat ia semakin menawan.

Hatinya semakin deg2an saat ia mendengar suara klakson mobil. Ia yakin itu adalah Ali.

Dg cepat Prilly merapikan penampilannya lagi. Menambahkan sdikit lipsik pada bibirnya. Agar lebih menarik.

Prilly meraih tasnya dan segera berjalan keluar kamar. Dari atas ia bisa melihat Ali yg sangat tampan dg setelan tuxedonya. Dan segera menatap dirinya dg senyuman saat ia turun dr tangga.

My Strawberry ChiliWhere stories live. Discover now