Thirty Eight

16.8K 1K 27
                                    

Cintamu telah menggenggam jantung ini, hingga kurasakan jantung hatiku remuk dan hancur berkeping-keping.

Digo memperhatikan Prilly yg kini sedang diperiksa oleh Galang. Gadis itu nampak pucat dan suhu badannya sangat tinggi.

Mrs.Alex menggendong Abel yg juga berada di dalam kamar Digo. Mereka nampak khawatir dg keadaan gadis yg beberapa saat lalu dibawa oleh putranya dalam keadaan pingsan.

"Gmn keadaannya,Lang?"

Digo mendekati Galang yg kini sedang menulis resep.

"Panasnya sangat tinggi. Usahan jika sudah bangun, km beri dia minum. Jangan sampai dehidrasi. Aku akan memberi resep untuk menurunkan panasnya"

Galang memberikan secarik kertas pada Digo.

"Tapi dia gpp kan??"

"Kita tunggu smp besok, klo besok blm juga menurun. Lo bawa dia ke rumah sakit"

Digo hanya mengangguk. Lalu kemudian mengantar Galang keluar.

"Nenek, kakak piyi gpp kan??"

Mrs.Alex dan Abel nampak duduk ditepi ranjang Prilly dan menatapnya yg sedang tertidur.

"Pasti kakak Prilly baik2 aja ko, sayang!! Kita berdoa supaya kakak Prilly cepet sembuh"

"Aminn"

Abel menengadahkan tangannya kemudian mengusap wajahnya. Membuat neneknya tersenyum.

"Sekarang kita tidur, ya!! Biarkan kakak Prilly istirahat"

"Tapi, nek. Abel mau dicini nemenin kakak piyi"

Abel mengelus2 tangan Prilly pelan.

"Km harus tidur sekarang!! Biar papa yg menjaganya"

Digo berjalan mendekati Abel dan mengusap rambut putrinya itu.

"Tapi pa…"

"Abel, papa tidak ingin dibantah malam ini. Tidurlah bersama nenek!!"

Abel mengangguk pasrah menuruti perintah Digo.

Mrs.Alex menggendong Abel dan segera membawa Abel ke kamarnya.

"Ibu akan menidurkan Abel. Km juga harus istirahat!!!"

Digo mengangguk dan Mrs.Alex segera membawa Abel keluar.

Digo kembali menatap Prilly yg tengah tertidur. Ia mendekati Prilly dan duduk ditepi ranjangnya.

Digo terus memandang wajah Prilly dalam diam. Seolah de javu dg kejadiaan beberapa tahun yg lalu. Saat Digo mentap Sisi yg sedang sakit.

Digo tidak tau apa yg menimpa Prilly. Namun apapun itu pasti berhubungan dg Ali.

Mengingat nama Ali membuat Digo berfikir sejenak. Apa ia harus memberitahu keadaan Prilly pada Ali. Tapi jika ia memberitahu Ali, apa mungkin ia sanggup melepas Prilly lagi.
Berbagai pikiran berkecamuk dalam otak Digo. Bisakah ia egois untuk saat ini?

***
Ali nampak berjalan lemah masuk ke dalam rumahny. Ia benar2 berantakan. Pakaiannya basah kuyup dan rambutnya acak2an.

Kanayu yg baru pulang dari rumah Prilly, sontak kaget dg keadaan Ali.

"ALI"

Kanayu segera berlari mendekati Ali yg sudah seperti mayat hidup.

"Lo knp, Li??"

Nampak segurat kecemasan di wajah cantiknya. Namun bukannya menjawab, Ali terus berjalan menuju kamarnya. Dan meninggalkan Kanayu yg mengekor dibelakangnya.

My Strawberry ChiliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang