BAB 1

783K 34.7K 2K
                                    

Seragam sekolah sudah melekat ditubuh Vanilla, lengkap dengan atribut MOS yang harus dibawanya. Sekali lagi ia bercermin, memastikan bahwa penampilannya sudah rapih.

Hari ini Vanilla akan memulai harinya sebagai murid SMA. Pilihan sekolahnya jatuh pada Nusa Bangsa, SMA bergengsi dengan fasilitas lengkap bertaraf internasional dengan segudang murid pintar, tampan dan berprestasi.

Kakaknya salah satu bukti bahwa Nusa Bangsa memiliki banyak murid dengan paras tampan. Zero Reitama, masuk jajaran murid populer, tampan, incaran banyak orang, berprestasi dan kapten tim basket. Cewek mana yang gak jatuh hati?

"Zero, wake up!" Teriak Vanilla menggedor kamar abangnya dengan kuat.

Vanilla mendengus. Waktu sudah menunjukan hampir pukul tujuh pagi, tapi kakaknya itu belum juga sadar dari tidurnya.

"BANG ZEROOO BANGUNN!!!!"

Mendengar teriakan itu, Zero menggeliat seraya menutup telinganya dengan bantal. Teriakan menggelegar Vanilla benar-benar mengusik tidur Zero, dan Zero tidak menyukai itu.

Karena tak kunjung mendapat sahutan dari Zero, akhirnya Vanilla memutuskan untuk menerobos masuk. "Zero, wake up! We have to--"

"Shut up bitch!" Umpat Zero memotong kalimat Vanilla. "Keluar dari kamar gue sekarang atau gue lempar jam di atas meja ke muka sok polos lo itu!" amuk Zero membuat Vanilla terkejut.

Vanilla tertegun sebentar, lalu mengerucutkan bibirnya seraya melangkah keluar dari kamar Zero. Zero tidak pernah main-main dengan ucapannya. Dari pada jam tidak bersalah itu menjadi pelampiasan, lebih baik Vanilla mengalah.

Dengan berat hati Vanilla harus berangkat sendiri dihari pertamanya sekolah. Segera Vanilla keluar dari rumah dan berjalan kaki hingga tiba di jalan raya. Tangannya langsung menyetop kendaraan umum yang kebetulan lewat.

Kalau dipikir-pikir lagi, memang lebih baik ia berangkat dengan kendaraan umum dibanding harus menunggu Zero. Seharusnya Vanilla sadar, Zero tidak akan mau berangkat bersamanya.

Lima belas menit kemudian, ia sudah sampai di depan gerbang SMA Nusa Bangsa. Vanilla terdiam saat ia melihat segelintir anak yang ditegur karena tidak menggunakan atribut Mos dengan lengkap.

Karena tidak mau mendapatkan hukuman dihari pertamanya, Vanilla mengecek kembali kelengkapan atributnya. Yakin atributnya lengkap, ia langsung memantapkan diri untuk masuk ke area sekolah.

"Permisi, kak.. atribut saya lengkap, boleh saya masuk?" Tanya Vanilla dengan aksen yang agak sedikit berbeda.

Tak ada yang menjawab. Mereka malah sibuk memperhatikan Vanilla dari ujung kepala hingga ujung kaki, tanpa berkedip sekalipun.

Vanilla yang risih langsung menegur, "Yah malah bengong. Saya boleh masuk atau gak nih?" Ketusnya.

"Eh.. boleh kok, Lo boleh masuk." Vanilla memutar bola matanya dan melangkah masuk melewati gerbang sekolah.

Sepanjang menyusuri koridor, Vanilla memperhatikan satu per satu papan yang ada di atas pintu. Ia mencari kelasnya namun tak kunjung ketemu.

"Wuih, sejak kapan sekolah kita punya murid dari luar negeri?"

"Kayaknya bukan murid pertukaran pelajar deh."

"Cantik bener. Bahkan dia lebih cantik dari primadona sekolah kita dulu."

"Gue harus tahu nama dia siapa."

If You Know Why [RE-PUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang