01 - Innocent Girl

357 6 2
                                    


Yongshin mengenakan sepatu di pintu depan, "Bibi.. Aku pergi.." teriaknya sembari melangkah ke halaman.

"Hati-hati, Yongshin!" ucap Miryoung, bibi Yongshin, dari dalam rumah.

Yongshin menghampiri ke pintu belakang toko roti yang berada tepat di sebelah rumah. Toko ini sudah jalankan ayahnya sejak puluhan tahun lalu. "Ayah.." panggilnya begitu masuk begitu masuk.

Honggak, ayah Yongshin, yang berpakaian koki berwarna putih tersenyum melihat putri bungsunya sembari memindahkan roti yang baru di panggang ke nampan, "Oh.. Yongshin.." ucapnya.

Yongshin bergelayut manja pada ayahnya, "Ayah, aku pergi sekarang.."

Honggak tertawa kecil sembari mencubit pipi putrinya gemas, "Iya, hati-hati sayang.. Roti kesukaanmu sudah di susun oleh kak Bongshin di toko.." ucapnya memberitau.

Yongshin tersenyum lebar hingga kedua matanya menghilang membentuk garis senyuman, "Sampai nanti, Yah.." ucapnya dan melangkah riang keluar dari dapur. Ia bertemu pamannya, Sunggak, yang sedang merapikan kue-kue di dalam lemari kaca. "Paman, aku pergi sekolah dulu.." pamitnya sembari melangkah keluar dari dapur.

Sunggak tersenyum melihat keponakannya, "Hati-hati, Yongshin.." ucapnya.

Bongshin, kakak kedua Yongshin yang sedang menata roti isi kacang merah menoleh mendengar suara adiknya.

"Selamat pagi kak.." sapa Yongshin.

Bongshin tersenyum simpul, "Kau sudah akan pergi?" tanyanya sambil melanjutkan pekerjaannya.

Yongshin mengangguk sembari memperhatikan roti-roti yang sudah tersusun rapi, "Hmm.. aromanya wangi sekali.."

Bongshin mengambil sebungkus roti dan menyodorkannya pada Yongshin, "Ini.."

Yongshin tersenyum senang menerima roti itu, "Terima kasih, kakak.. Sampai nanti.." ucapnya, lalu melangkah riang meninggalkan toko roti. Baru beberapa langkah dari tokok roti, ia melihat seorang pria muda bertubuh tinggi yang tinggal di sebelah rumahnya. "Seungwoo!!" panggilnya dan berlari kecil menghampiri pria itu.

Seungwoo menoleh, bibirnya langsung membentuk senyuman begitu melihat Yongshin, "Oh.. kakak, kupikir kakak sudah pergi.."

"Tadi aku membantu bibiku dulu merapikan meja makan.." jawab Yongshin, lalu menyodorkan roti di tangannya, "Kau mau roti isi kacang merah?" tanyanya.

Seungwoo menggeleng, "Aku sudah sarapan, kakak makan saja.." ucapnya.

Yongshin membuka bungkus roti di tangannya, "Ini roti terenak sedunia, aku tidak pernah bosan memakannya.." ucapnya dan menggigit pinggiran roti.

Seungwoo menahan senyuman mendengar ucapan Yongshin dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Kakak mengatakan itu karena yang membuatnya ayahmu kan.." ucapnya.

Yongshin menahan tawa, "Tentu saja.. Roti-roti buatan ayahku sangats enak dan berkualitas.." ucapnya.

"Hmm.. Tuan Kim beruntung ada satu anaknya yang pandai memasarkan rotinya.." canda Seungwoo.
Yongshin menggoyang-goyangkan kedua bahunya lucu sembari menikmati roti kesukaannya.

+++

Yongshin turun dari bis dan mengikuti ayunan kaki Seungwoo menuju sekolah yang tidak jauh dari halte bis.

"Hei Seungwoo.." sapa dua gadis yang melewati Seungwoo.

Seungwoo menoleh dan tersenyum simpul pada para gadis itu.

Yongshin ikut menoleh ke arah gadis yang menyapa Seungwoo tadi dan menatap sang pria muda jahil. "Uuuu.. sepertinya kau cukup terkenal di kalangan anak-anak sekolah.."

See You Later.. (2016 Re-upload)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang