Hari berikutnya, suasana di kolam renang terasa berbeda. Elliot sudah terbiasa datang sendiri, dengan ransel di bahunya, headphone di telinga, dan langkah santai menuju ruang ganti. Tapi kali ini, semua mata tertuju padanya begitu ia masuk lebih tepatnya, tertuju pada sosok yang berjalan di sampingnya.
Nicolas.
Sang pembalap dunia itu mengenakan kaos hitam polos dan jeans gelap, tapi aura yang ia bawa tetap saja mencuri perhatian. Beberapa atlet renang lain bahkan berhenti sejenak, berbisik-bisik sambil melirik.
“Gila… itu Nicolas Partigon kan?” bisik salah satu atlet perempuan.
“Iya, yang di F1 itu! Kok bisa dia sama Elliot?” sahut yang lain.
Elliot menunduk, wajahnya panas. “Kenapa kamu harus ikut aku hari ini…” gumamnya, setengah kesal.
“Because I want to,” jawab Nicolas enteng, bibirnya terangkat setengah senyum. “Is that a problem?”
Elliot menghela napas. “You’re impossible…”
---
Di tepi kolam, teman-teman Elliot sudah menunggu. Pergas sedang stretching, Benz sibuk main ponsel, sementara Channarong berlatih pernapasan. Begitu melihat Elliot datang bersama Nicolas, mereka langsung bereaksi.
“Elliot! Siapa tuh?!” seru Benz dengan suara kaget.
Pergas langsung mendekat, menatap Nicolas dengan tatapan penuh curiga. “Wait a minute… itu…”
“Ya Tuhan…” Channarong sampai berdiri. “That’s Nicolas Partigon! The world champion racer!”
Elliot buru-buru memberi kode dengan tangannya. “Guys! Please, jangan heboh. He’s just… a friend.”
Tapi Benz langsung nyengir. “Just a friend, huh? A friend yang jemput-jemput, nongkrong bareng, terus sekarang ngikut ke kolam renang? That’s sus, man.”
Elliot menghela napas berat. “Benz…”
Nicolas hanya tersenyum tipis. Ia maju, menjabat tangan mereka satu per satu. “Nice to meet you. Elliot’s friends, right?”
Pergas menatap tangannya lama sebelum akhirnya membalas jabat itu. “Yeah. I’m Pergas. His teammate.” Suaranya datar, jelas-jelas ada nada waspada.
Benz malah antusias. “Benz! Gue udah nonton semua race lo, bro. Gila, lo keren banget. Tapi gue nggak nyangka lo bakal nongol di sini.”
Channarong menunduk sopan. “I’m Channarong. Nice to meet you.”
Nicolas mengangguk.
---
Setelah itu, latihan dimulai. Elliot berusaha fokus, tapi sulit ketika ia tahu Nicolas masih duduk di tribun, matanya tak pernah lepas dari gerakan Elliot di air.
Pergas, yang sedari tadi memperhatikan, mendekati Elliot saat mereka istirahat. “Elliot.”
“Hm?” Elliot meneguk air minum.
“Kamu yakin sama dia?” Pergas menatap ke arah Nicolas yang masih tenang di tribun. “He’s… not like us. He’s a superstar. Kamu tahu kan kalau media bisa bikin gosip apa aja? Kalau kalian ketahuan dekat, hidup kamu bisa berantakan.”
Elliot terdiam. Ia tahu Pergas tidak bermaksud jahat. Pergas memang selalu jadi yang paling protektif di antara mereka. Tapi ada rasa tak nyaman juga.
“I know…” jawab Elliot pelan. “Tapi Nicolas… dia nggak kayak yang kamu pikir.”
Pergas mendengus. “People like him always have two faces, El. Di depan kamu mungkin kelihatan baik. Tapi once you’re not useful anymore… they’ll leave.”
CITEȘTI
Between the Track and the Waves • Williamest [END]
Ficțiune adolescențiDuh maaf ya kalo acak acak wkwkwk,gara gara lihat foto William itu di X jadi pengen buat ceritanya kaya f1 gitu, berhubungan author juga suka nontonin f1. happy reading. HANYA FIKSI GA NYATA YAAAAAA...... sinopsis dikit: Nicolas Partigon, seorang pe...
![Between the Track and the Waves • Williamest [END]](https://img.wattpad.com/cover/400044515-64-k340518.jpg)