~~ Chapter 24 ~~

807 62 11
                                        

Hubungan singkat mereka memang penuh kebahagiaan, tapi itu adalah hal yang paling indah bagi Harry. Draco, dengan sarkasme dan perhatiannya, membuat Harry merasa seperti orang paling istimewa di dunia. Dan Harry, dengan polosnya, adalah satu-satunya yang mampu membuat hati seorang Malfoy menjadi selembut itu.

Draco telah menjadi sosok yang mengutamakan Harry di atas segalanya, termasuk dalam hal keintiman.

Meski gelombang hasrat sering kali menguasainya, dia selalu memastikan untuk menjaga Harry—bukan hanya secara fisik, tetapi juga emosional.

Ada kalanya hasrat Draco mengalir begitu kuat, dan dia tak bisa menahannya lagi. Namun, alih-alih menuntut atau memaksa, Draco memilih menggoda Harry dengan cara yang lembut.

"Harry, bantu aku" bisiknya dengan nada setengah bercanda, matanya berbinar penuh godaan yang sulit diabaikan.

Awalnya, Harry selalu memerah. Dia bukanlah seseorang yang pandai menghadapi hal-hal seperti ini. Dengan gugup, dia biasanya akan bertanya.

"Apakah aku bisa melakukannya dengan benar?"

Draco, dengan kelembutannya yang khas, hanya tertawa kecil sambil membelai pipi Harry.

"Kamu tidak perlu sempurna, Potter. Kamu cukup menjadi dirimu sendiri, dan itu lebih dari cukup untukku."

Ketika akhirnya Harry memutuskan untuk membantu, Draco selalu memastikan agar Harry tidak merasa terbebani. Dia membimbing Harry dengan sabar, bahkan ketika Harry tampak gugup atau canggung.

Setelahnya, mereka akan keluar dari kamar mandi dengan tawa yang menggelegar.

"Skill-mu berkembang, tapi kau masih perlu belajar, Potter," kata Draco dengan senyuman miring khasnya, berusaha menyembunyikan rasa puas yang nyata di wajahnya.

"Draco Malfoy!" seru Harry, memukul bahu Draco dengan tinju kecilnya. Wajahnya merah padam, tapi ada kilatan geli di matanya.

"Kalau kamu terus berkomentar seperti itu, aku tidak akan membantu lagi!"

Melihat ekspresi kesal Harry, Draco segera meraih tangan Harry dan mengecupnya lembut.

"Baiklah, aku minta maaf. Untuk seseorang yang masih belajar, kamu adalah murid yang sangat berbakat," katanya sambil terkekeh.

Meski komentar sarkastik Draco kadang membuat Harry kesal, Harry tahu bahwa di balik itu ada rasa hormat dan cinta yang mendalam.

Draco tidak pernah memaksanya melakukan apa pun. Semua yang mereka lakukan adalah atas dasar kepercayaan dan kenyamanan bersama.

"Potter, aku adalah seorang Malfoy. Jangan sampai orang lain tahu aku bisa seromantis ini," jawab Draco sambil terkekeh, jari-jarinya membelai lembut rambut Harry. 

"Tapi untukmu? Aku akan selalu seperti ini."

Ketika mereka mencapai momen-momen intim, Draco tahu kapan harus berhenti. Setelah memastikan Harry mencapai kebahagiaan dengan caranya sendiri, Draco akan berhenti dan menenangkan dirinya, memberikan kecupan lembut di bibir Harry sebagai penutup

"Kau sempurna, Potter," katanya, dengan nada yang begitu tulus sehingga membuat Harry tersipu.

Bagi Draco, kebahagiaan Harry adalah segalanya. Tidak ada yang lebih penting daripada memastikan Harry merasa dihormati dan dihargai.

Hubungan mereka bukan sekadar tentang hasrat, melainkan juga tentang saling memahami dan menjaga satu sama lain.

Draco tidak pernah terburu-buru atau memaksa Harry melakukan sesuatu yang belum siap ia lakukan. Sebaliknya, dia selalu memastikan bahwa setiap momen yang mereka bagi adalah tentang cinta, bukan sekadar nafsu.

If Tomorrow Was Yesterday | DrarryWhere stories live. Discover now