Blaise tertawa kecil. "Oh? Aku kira kau menikmatinya."
Draco menatap Blaise tajam, tapi sebelum ia bisa menjawab, Theodore angkat bicara, suaranya rendah namun mengandung ironi khasnya.
"Kalau begitu, Draco, mungkin kau perlu menyerahkan tugas ini padaku."
Kedua pria itu-Draco dan Blaise-serentak menoleh, menatap Theodore dengan ekspresi terkejut sekaligus curiga. Theodore melanjutkan dengan santai, bahunya terangkat sedikit.
"Jujur saja, aku selalu penasaran dengan Potter. Dia punya... daya tarik tertentu. Bahkan ancaman seperti dirinya membuatku tertarik."
"Aku tak percaya kau serius" kata Draco, suaranya lebih rendah dan tajam.
"Kenapa tidak?" Theodore berkata ringan, namun matanya penuh arti.
"Kau bilang dia memanjakanmu. Mungkin aku bisa lebih menghargai... perhatian itu."
"Jangan bermimpi," Draco mendesis, langkahnya maju setengah, seolah siap untuk menghadapi Theodore.
Namun Theodore tidak menyerah. Dengan nada tenang namun menusuk, ia bertanya,
"Apakah dia masih semanis dan seputih dulu? Kau tahu, seperti di masa sekolah kita? Atau mungkin, dia lebih menarik sekarang?"
Draco hampir kehilangan kendali. Tangan kanannya mengepal, wajahnya memerah karena amarah. Ia melangkah lebih dekat ke Theodore, seperti ingin menumbuk wajah pria itu. Blaise, di sisi lain, tampak bingung dengan ledakan emosi ini.
"Aku akan-"
"Satu langkah lagi, Malfoy, dan kau akan kembali menjadi musang kecil yang melompat-lompat!"
Suara berat dan serak itu memotong ketegangan dengan sempurna. Alastor Moody muncul dari belakang mereka, tongkatnya terangkat sedikit, matanya yang ajaib berputar cepat menatap ketiga pria itu. Wajahnya yang keras tersenyum sinis.
"Benar-benar pemandangan menarik di pagi hari," katanya dengan nada humor yang gelap.
"Tiga Slytherin dewasa, bertengkar di lorong kementerian tentang Harry Potter. Aku harus mencatat hari ini di kalender."
Draco langsung meluruskan punggungnya, mencoba menunjukkan sikap profesional, meski wajahnya masih merah. Theodore hanya menyeringai, sementara Blaise tampak ingin menjauh sebelum ditarik ke dalam masalah.
"Malfoy" Moody melanjutkan, mengarahkan tongkatnya ke Draco.
"Satu gerakan bodoh lagi, dan kau akan jadi musang. Aku sudah rindu melihatmu menjadi Ferret"
Theodore terkekeh kecil, tapi itu menjadi kesalahan besar. Moody langsung menoleh padanya, tatapan matanya yang tajam seperti menusuk.
"Dan kau, Nott. Kalau kau terlalu tertarik pada hal-hal yang bukan tugasmu, aku bisa mengubahmu menjadi kelinci. Sesuai dengan kepribadianmu yang suka melompat pada masalah."
"Bagus sekali" gumam Blaise pelan, menahan tawa.
Moody mengayunkan tongkatnya sedikit untuk menegaskan peringatannya.
"Sekarang bubar. Malfoy, kembali bekerja. Nott, urus dirimu sendiri. Zabini... yah, entahlah. Aku tak peduli."
Draco menggeram pelan, menatap Theodore dengan penuh peringatan.
"Jangan berpikir untuk mendekati Potter. Ini tugasku. Jangan pernah ikut campur."
Theodore hanya tersenyum santai. "Kalau kau begitu peduli, Malfoy, mungkin itu bukan hanya tugas bagimu."
YOU ARE READING
If Tomorrow Was Yesterday | Drarry
Fanfiction𝑺𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒉𝒂𝒓𝒊, 𝒌𝒂𝒖 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 𝒅𝒊 𝒓𝒖𝒎𝒂𝒉 𝒕𝒖𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒑𝒂 𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒅𝒊𝒓𝒊𝒎𝒖. 𝑰𝒕𝒖𝒍𝒂𝒉 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝑯𝒂𝒓𝒓𝒚 𝑷𝒐𝒕𝒕𝒆𝒓. ⸻Draco Malfoy 𝑫𝒖𝒍𝒖, 𝒂𝒌𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈�...
~~ Chapter 08 ~~
Start from the beginning
