Harry tertawa pelan, meskipun ia tampak sedikit terharu. "Baiklah, Malfoy. Aku akan membiarkanmu bekerja."

Harry kembali bersandar di sofa, sementara Draco tetap sibuk dengan berkasnya, tetapi untuk sesaat, tangan Draco berhenti di tengah pekerjaannya, matanya menatap kosong ke depan.

Harry memperhatikannya dalam diam. Ia mendekat, lalu tanpa berpikir panjang, mengusap rambut pirang Draco yang masih berantakan. Draco membeku, perlahan menoleh dengan mata abu-abu yang bertemu dengan mata hijau Harry.

"Rambutmu," kata Harry lembut. "Lucu sekali. Tidak sempurna seperti biasanya."

Draco menatapnya sesaat, lalu menghela napas dan mengembalikan fokusnya pada berkas.

"Kau ini benar-benar aneh, Potter."

Harry terkekeh, tidak tersinggung sama sekali. "Besok aku ada tour ke museum dengan anak-anak TK. Mau ikut?"

Draco menoleh lagi, alisnya terangkat. "Kenapa aku harus ikut?"

Harry tersenyum. "Karena aku ingin kau liburan sejenak. Kita bisa bersenang-senang, Malfoy"

Draco terdiam sejenak, matanya memperhatikan Harry dengan ekspresi sulit ditebak. Akhirnya, dia berdiri dengan angkuh, menyisir rambutnya dengan tangan.

"Baiklah, Potter. Tapi jangan pikir aku melakukannya untukmu."

Harry terkekeh kecil. "Tentu saja tidak. Aku akan menyiapkan makan malam nanti. Kau mau makan apa?"

Draco menyebutkan menu elegan dan mahal dengan nada penuh kebanggaan.

"Coq au vin, souffle, atau sesuatu yang layak untukku."

Harry menatapnya, lalu tersenyum lebar. "Baiklah, aku akan belajar lewat YouTube."

Draco langsung bangkit, menunjuk Harry dengan ekspresi jijik. "Video YouTube itu palsu, Potter! Kau tidak mungkin bisa membuatnya."

Tapi Harry mengabaikan protesnya, berjalan ke dapur dengan langkah ringan, sudah mulai menyiapkan bahan-bahan dengan senyum kecil di wajahnya.

°❀⋆.ೃ࿔*:・°❀⋆.ೃ࿔*:・°❀⋆.ೃ࿔*:・°❀⋆.ೃ࿔*:・°❀⋆

Pagi itu, langit cerah memayungi taman kanak-kanak kecil di sudut kota. Harry berdiri di dekat pintu gerbang, mengenakan kaus bergaris biru muda yang rapi, celana jeans gelap yang nyaman, dan sepatu kets putih bersih.
Dengan name tag bertuliskan

"Mr. Harry" menggantung di lehernya, ia memeriksa daftar kehadiran sambil tersenyum lebar. Di sekitarnya, anak-anak TK berlarian dengan semangat, memakai topi lucu dengan warna-warna cerah yang serasi, membawa tas kecil berbentuk binatang.

Di samping Harry, berdiri Draco Malfoy yang tampak seperti salah memilih acara. Ia mengenakan setelan jas abu-abu arang yang sangat mahal, kemeja satin hitam, dan dasi perak tipis yang menciptakan aura elegan namun sama sekali tidak cocok untuk acara tur anak-anak.

Rambut pirangnya disisir rapi, dan sepatu kulit hitamnya mengilap sempurna-tampak mencolok dibandingkan dengan suasana kasual dan ceria di sekitarnya.

"Potter," desis Draco dengan suara rendah, menghindari seorang anak kecil yang hampir menabraknya dengan balon di tangan.

"Aku masih tidak mengerti kenapa aku ikut ini. Ini seperti mimpi buruk bagiku."

Harry hanya terkekeh sambil memberikan name tag kepada salah satu murid yang melompat kecil dengan gembira. "Karena kau butuh liburan. Anggap saja ini latihan bersosialisasi."

If Tomorrow Was Yesterday | DrarryWhere stories live. Discover now