Tangannya bergetar semakin parah. Sesekali ia menghentikan gerakannya, memegangi kepala dengan satu tangan karena rasa sakitnya begitu menyengat. Matanya berair, bukan karena ingin menangis, tapi karena tekanan dari rasa sakit yang terus mendera. Keringat dingin mengalir di pelipisnya, tapi ia tetap melanjutkan. Satu per satu, hingga kotak itu benar-benar kosong.
Harry mengeluarkan botol kecil dari saku jaketnya yang tergantung di sisi lemari. Botol itu sudah tua, labelnya mulai pudar karena terlalu sering disentuh. Ia membuka tutupnya perlahan, menyisakan aroma obat yang tajam. Rasa pahit yang ia kenal baik seakan kembali mengingatkannya pada ketidakberdayaan dirinya.
Dengan sangat hati-hati, ia mulai memindahkan kapsul-kapsul dari botol kecil itu ke dalam kotak multivitamin yang sudah kosong. Tapi setiap kali jemarinya menyentuh kapsul-kapsul itu, rasa sakit di kepalanya seakan bertambah parah. Tangan kirinya mencengkeram sisi meja begitu kuat, sementara tangan kanannya tetap bekerja meski gemetarnya tak kunjung reda.
"Tidak boleh ketahuan... Tidak boleh tahu..." gumamnya berulang-ulang, seperti mantra.
Ketika akhirnya ia selesai, ia menutup kotak multivitamin itu dengan napas terengah-engah. Tangannya yang basah oleh keringat menyeka dahinya dengan gerakan pelan. Ia menatap botol itu dengan pandangan yang sulit dijelaskan-sebuah campuran antara lega dan putus asa. Botol itu tampak tidak mencurigakan, seperti multivitamin biasa. Tapi Harry tahu, itu adalah kebohongan yang harus ia simpan rapat-rapat.
Dengan tangan yang masih gemetar, ia membuang botol lama obatnya ke dalam tempat sampah lain di sudut ruangan, memastikan tak ada yang bisa menemukannya. Ia menyimpan kotak baru itu di dalam laci, jauh dari jangkauan Draco-dan juga dari pandangan mata tajamnya.
Harry berjalan menuju tempat tidur dengan langkah berat. Ia duduk di tepi kasur, memegangi kepalanya yang berdenyut. Air mata yang sejak tadi ditahannya mulai mengalir, tanpa suara. Ia tidak ingin menangis. Ia tahu itu tidak akan mengubah apapun. Tapi malam yang sunyi dan rasa sakit yang tak pernah reda membuatnya akhirnya menyerah.
Ia memejamkan matanya, tubuhnya rebah perlahan ke atas kasur.
"Besok akan lebih baik," gumamnya, meski dalam hatinya ia tahu kebohongan itu hanya untuk bertahan satu hari lagi.
Matahari yang akan terbit esok mungkin tidak membawa jawaban, tapi untuk sekarang, ia hanya ingin tidur dan berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja.
Draco, bagaikan burung merak yang memamerkan bulunya, selalu ingin menjadi pusat perhatian. Sifatnya yang bagai kacang lupa kulitnya membuatnya tak pernah merasa cukup. Ia seperti katak dalam tempurung, hanya melihat dunianya sendiri. Setiap perkataannya bagai anak panah yang menusuk dalam, menusuk hati mereka yang menyayanginya.
"Potter, pakaianku belum disetrika!" teriak Draco dari kamar mandi.
Harry menghela napas. Dia berjalan gontai menuju kamar Draco dan mulai menyetrika pakaian rumah nya selalu ingin rapih. Sambil bekerja, dia mengamati pantulan dirinya di cermin. Wajahnya terlihat pucat dan lesu, mata nya berkedut-kedut karena sakit kepala yang semakin parah. Setiap tarikan napas terasa berat, seolah paru-parunya terisi oleh kapas.
Matahari siang yang terik membakar kulit Harry. Keringat membanjiri dahinya, mengaburkan pandangannya. Dengan langkah gontai, ia membawa ember berisi pakaian basah menuju balkon apartemen mereka. Setiap langkah terasa berat, seakan ada beban tak kasat mata yang menindih dadanya. Sakit kepala yang berdenyut-denyut membuatnya ingin meringkuk dan melupakan segalanya.
Balkon kecil itu, yang seharusnya menjadi tempat untuk bersantai dan menikmati pemandangan kota, kini terasa seperti arena penyiksaan. Jemuran pakaian kusut bergelantungan di tali jemuran yang kusam. Harry mulai menjepit pakaian satu per satu, jemarinya yang lincah bergerak lambat karena rasa sakit. Ia berusaha mengabaikan panas terik matahari yang membakar kulitnya.
ESTÁS LEYENDO
If Tomorrow Was Yesterday | Drarry
Fanfiction𝑺𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒉𝒂𝒓𝒊, 𝒌𝒂𝒖 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 𝒅𝒊 𝒓𝒖𝒎𝒂𝒉 𝒕𝒖𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒑𝒂 𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒅𝒊𝒓𝒊𝒎𝒖. 𝑰𝒕𝒖𝒍𝒂𝒉 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝑯𝒂𝒓𝒓𝒚 𝑷𝒐𝒕𝒕𝒆𝒓. ⸻Draco Malfoy 𝑫𝒖𝒍𝒖, 𝒂𝒌𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈�...
~~ Chapter 05 ~~
Comenzar desde el principio
