Harry mengangkat alis sedikit, lalu berbicara dengan suara tenang. "Kenapa harus setahun?" tanyanya sederhana.
Draco tertegun sesaat, lalu mengerutkan kening. "Apa maksudmu?"
Harry menggerakkan jari-jarinya di pinggiran cangkir, menatap minumannya dengan pandangan kosong. "Kenapa kau harus mengawasi aku selama setahun? Dan kenapa harus hidup bersamaku?"
Draco terdiam beberapa detik sebelum menjawab, suaranya terdengar dingin. "Karena itulah perintah Kementerian. Mereka ingin memastikan kau tidak menjadi ancaman, Potter. Dan aku..." ia berhenti sejenak, menyeringai tipis,
"ditugaskan untuk memastikan hal itu terjadi. Jangan berpikir ini semacam... liburan bersama. Ini tugasku."
Harry menatap Draco dengan ekspresi yang sulit diartikan. Lalu, ia berkata pelan, "Jadi, kau ada di sini untuk memastikan aku masuk Azkaban kalau aku terbukti bersalah?"
Draco menyilangkan tangan di dadanya lagi, bersandar di kursi. "Tepat sekali. Kalau kau terus berpura-pura seperti ini, aku akan memastikan kau membayar harganya. Aku tidak peduli siapa kau atau apa yang kau lakukan sekarang. Kalau kau benar-benar Obscurus, aku akan menemukan bukti itu."
Harry mengerutkan kening, tampak bingung. "Tapi aku bukan Obscurus. Aku bahkan tidak tahu apa itu."
"Lagi-lagi berpura-pura bodoh," gumam Draco sambil mendengus. "Kau sungguh pandai memainkan peran, Potter. Tapi ingat, aku bukan orang bodoh."
Harry tetap tenang, meski ada sedikit kekhawatiran di matanya. Ia menatap Draco dengan lebih seksama, memiringkan kepalanya sedikit.
"Malfoy" katanya akhirnya, suaranya lembut tapi penuh rasa ingin tahu, "apakah kau sungguh Draco Malfoy ?"
Pertanyaan itu membuat Draco terdiam. Ia memandang Harry dengan ekspresi sulit diartikan, campuran antara keterkejutan dan kemarahan.
"Kau serius menanyakan itu?" tanyanya akhirnya, suaranya rendah tapi tajam.
Harry menunduk, menggenggam cangkirnya erat-erat.
"Aku punya ingatan jangka pendek yang buruk," katanya pelan.
"Masa lalu... ya, aku ingat beberapa hal, tapi tidak semuanya. Kalau aku dituduh sebagai Obscurus hanya karena aku seperti orang lain... aku juga tidak tahu harus bagaimana."
Draco mengetukkan jarinya ke meja, menahan diri untuk tidak berteriak. "Aku tidak percaya ini," gumamnya.
"Kau pikir ini lelucon? Kau ingin aku percaya bahwa Harry Potter, Sang Penyelamat Dunia Sihir, tidak ingat apa-apa?"
Harry mengangkat bahu kecil, tetap tenang. "Aku tidak tahu kenapa aku harus berbohong padamu. Apa yang kuperoleh dari itu?"
Draco mendengus keras, matanya menyala karena frustrasi. "Potter, kau lupa satu hal. Aku bukan Granger. Aku tidak akan repot-repot mencari fakta untuk membantumu. Aku mencari fakta untuk menghancurkanmu."
Harry tetap diam, menatap Draco dengan pandangan datar.
"Dan apa yang akan kau lakukan selama setahun ini?" tanyanya, suara polosnya terdengar sangat tulus.
Draco menyilangkan lengannya lagi, menyandarkan tubuhnya di kursi.
"Aku akan mencari bukti," katanya dingin.
"Aku akan memastikan kau tidak punya tempat untuk bersembunyi. Kalau kau memang Obscurus, aku akan menyeretmu ke Azkaban dengan tanganku sendiri. Kau tidak bisa terus berpura-pura munafik di depanku, Potter."
YOU ARE READING
If Tomorrow Was Yesterday | Drarry
Fanfiction𝑺𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒉𝒂𝒓𝒊, 𝒌𝒂𝒖 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 𝒅𝒊 𝒓𝒖𝒎𝒂𝒉 𝒕𝒖𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒑𝒂 𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒅𝒊𝒓𝒊𝒎𝒖. 𝑰𝒕𝒖𝒍𝒂𝒉 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝑯𝒂𝒓𝒓𝒚 𝑷𝒐𝒕𝒕𝒆𝒓. ⸻Draco Malfoy 𝑫𝒖𝒍𝒖, 𝒂𝒌𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈�...
~~ Chapter 04 ~~
Start from the beginning
