"Aku baik-baik saja... hanya karena bunga," ujarnya dengan suara serak.
Draco duduk di samping Harry di bangku, menatapnya dengan penuh permintaan maaf.
"Aku benar-benar minta maaf. Aku tidak menyadari kalau bau di mantelku bisa memicu alergimu."
Harry menggeleng lalu segera bangkit dan memegang dompetnya dan menyerahkan uang tunai.
"Lupakan. Oh ya ini, aku tidak bermaksud membuatmu membayarnya."
Draco menggelengkan kepalanya dengan tegas. Dia mendorong tangan Harry menjauh, menolak untuk menerima uangnya.
"Tidak, tidak. Kau tidak perlu membayarku. Ini adalah kesalahanku sejak awal."
"Hanya ini yang bisa kulakukan setelah membuatmu menderita karena kecerobohanku," ucap Draco dengan suara pelan.
Harry hendak memprotes lagi tapi nada tegas Draco membuatnya mengurungkan niatnya. Dia menyimpan dompetnya dan duduk kembali di bangku, merasa sedikit bersalah.
"Oke, jika kau yakin..."
"Aku harus segera pulang," kata Harry sambil berdiri.
Harry dengan cepat mengambil belanjaannya yang berat dengan kedua tangannya. Draco merasakan sesak di dadanya. Pandangannya mengikuti sosok ini yang mulai menjauh, dan tiba-tiba saja, dunia terasa hampa. Ia tak ingin kehilangan kesempatan ini, kesempatan untuk mengatakan sesuatu yang selama ini terpendam.
Dengan langkah cepat, ia meraih lengan Harry, menghentikan langkahnya.
"Tunggu," pinta Draco, suaranya bergetar. "Sebelum kau pergi," lanjut Draco, matanya menatap dalam pada Harry.
"Namaku Draco Malfoy, bolehkah aku tau namamu?"
Harry terdiam, otaknya berusaha mencerna situasi yang begitu tiba-tiba berubah. Ia tidak menyangka pria yang selama ini ia ajak bicara adalah Draco Malfoy. Pria yang namanya begitu familiar di dunia sihir. Matanya menatap wajah dan fitur Pria tinggi didepannya.
"Dia Draco Malfoy?" pikirnya bingung. Sejujurnya sejak awal dia tidak menyadari ini Draco. Wajah ini asing baginya. Matanya terus menjelejahi melihat jelas rupa Pria ini.
Jarak di antara mereka semakin dekat, dan Draco bisa melihat dengan jelas bagaimana pupil mata Harry membesar karena terkejut.
"Kau... kau Harry Potter, bukan?" tanya Draco, suaranya terdengar parau.
Pertanyaan itu seperti petir di siang bolong bagi Harry. Ia terpaku di tempatnya, pikirannya kalut. Ingin sekali ia menyangkal, namun jujur saja, ia tak bisa.
"Tidak," jawab Harry lirih, suaranya terdengar tak yakin. Ia berusaha keras untuk tetap tenang, namun debar jantungnya mengkhianatinya.
Harry berusaha melepaskan genggaman Draco, namun tangan Draco terlalu kuat. Ia merasa seperti terjebak dalam sebuah mimpi buruk.
"Jangan bohong," ucap Draco, suaranya tegas.
"Aku tahu Kamu Potter!"
Harry segera melangkah mundur mengabaikan Draco, ia berjalan dengan cepat, dengan membawa belanjaannya.
"Potter, Tunggu!" suaranya bergetar kesal.
Langkah kakinya tergesa, mengejar sosok yang semakin menjauh. Tangannya meraih pergelangan tangan Harry, menghentikan langkahnya. Namun, sebelum Draco sempat mengucapkan sepatah kata pun, ia melihat Harry sedang menempelkan ponsel ke telinganya dengan gemetar dan takut, seakan sedang menelpon pihak berwajib.
KAMU SEDANG MEMBACA
If Tomorrow Was Yesterday | Drarry
Fanfiction𝑺𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒉𝒂𝒓𝒊, 𝒌𝒂𝒖 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 𝒅𝒊 𝒓𝒖𝒎𝒂𝒉 𝒕𝒖𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒑𝒂 𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒅𝒊𝒓𝒊𝒎𝒖. 𝑰𝒕𝒖𝒍𝒂𝒉 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝑯𝒂𝒓𝒓𝒚 𝑷𝒐𝒕𝒕𝒆𝒓. ⸻Draco Malfoy 𝑫𝒖𝒍𝒖, 𝒂𝒌𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈�...
~~ Chapter 02 ~~
Mulai dari awal
