Feeling seorang Ayah.

1.1K 13 0
                                    

ΔΔΔΔ

Author POV

Empat bulan berlalu dengan cepat. Verel telah berumur 8bulan. Sejak dia berumur 6 bulan ia sudah mulai di beri makan oleh Elsa. Memang selama Verel usia nya dibawah 6 bulan, ia hanya di beri ASI saja dengan Elsa. Dan lihat lah sekarang bayi itu, menjadi celamitan. Karena memang selama ini yang dia konsumsi hanya ASI dari ibu nya kan? Bahkan kalau disendokkan air putih pun dia ketagihan. Elsa melakukan nya karena ia dapat saran dari ibu mertua nya dan juga Mom nya. Tapi berefek bagus, karena tubuh Verel sekarang terlihat gemuk dan sehat, pipi nya juga cubby.

"Nizzie.. Bangun sayang!" Wilson sudah berusaha membangun kan Elsa yang tidak kunjung bangun itu. Padahal anak nya kini sedang rewel. Seperti nya si Verel tidak nyaman dengan popok nya

Anak yang terus menangis dan Ibu nya yang tidak kunjung bangun, haah yasudah lah mau bagaimana lagi dengan Wilson selain mengatasi anak nya sendiri.

"Baiklah.. Baiklah. Ayah akan mengurus mu. Tapi janji kau tidak menangis lagi ya." Wilson lalu membuka baju dan celana Verel. Ia berniat ingin memandikan anak nya itu

Wilson tampak ragu untuk membuka popok anak nya. Euhw.. menjijikkan sekali jika ia nanti melihat sesuatu. Verel masih menangis walaupun tangisan nya tidak sekencang tadi.

Wilson mulai membuka popok nya, lalu berikut nya tercium bau yang tidak enak. Ahh kalau begini sih udah alamat kalau anak ini itu.. pup.

"Yalkk!!" Wilson memasang muka jijik nya setelah melihat benda kuning itu

Seketika Verel terdiam sambil melihat kearah muka Wilson yang absurd itu.

Wilson menutup hidung nya menggunakan tangan lalu segera memicing popok Verel ke kamar mandi lalu dibuang nya ke tempat sampah

"Bagaimana Elsa menangani semua ini? Dia tidak muntah setiap hari kan?" Wilson bergumam lalu ia balik lagi ke kamar. Memakai kan celana dalam ke Verel lalu digendong nya menuju kamar mandi.

Wilson menyiapkan air mandi Verel di bak khusus bayi itu. Di racik nya air panas dan biasa. Lalu me-termometer kehangatan nya menggunakan tangan nya. Jadi air hangat yang selalu disiap kan Elsa itu sehangat dan sepanas apa? Ia tidak tau. Ah dasar diri nya ini Ayah yang tidak baik.

Wilson lalu mencelupkan tangan Verel ke air hangat itu, menunggu reaksi dari sang anak

"Jadi bagaimana air nya? Apakah seperti air hangat yang dibuatkan Ibu mu?"

Verel hanya terdiam sambil mengamati wajah Wilson yang mengajak nya berbicara itu

"Oke. Kurasa ini pas. Feeling seorang ayah tidak pernah tidak tepat." Wilson lalu mulai meletakkan Verel kedalam bak mandi

"Ya Tuhan! kau kan belum cebok! Kau mandi dengan air yang terkontaminasi pup yang mungkin masih menempel di pantat mu." Wilson frustasi lalu mengangkat Verel. Didudukkam Verel di lantai.

Wilson lalu menganti air itu lagi. Mengulang meracik air hangat nya. Setelah selesai ia mengamati Verel yang tengah mengamati nya juga

"Ya Tuhan! Kenapa kau duduk di lantai? Kau pasti kedinginan. Maafkan Ayah mu yah." Wilson mengangkat Verel lalu tidak lupa juga dicebokin nya.

ΔΔΔΔ

"Hoamm...." Elsa terbangun sambil mengedib-ngedib kan mata nya. Termenung sebentar untuk menunggu nyawa nya terkumpul

Elsa menoleh ke samping, lalu menolehkan kepala nya kesegala arah di kamar ini. Tiba-tiba mata nya melotot kaget

"VEREL!"

"Kemana diaa?!"

Elsa kelojotan sambil berlari keluar dari kamar. Didapati nya mangkok makan Verel di meja khusus Verel makan. Dan mangkok itu ada sisa-sisa bubur nya. Dapur yang sedikit berantakan dengan air dan juga bubuk bubur yang bertebaran. Lantai yang ada debu-debu bedak. Juga tercium bau minyak telon.

Triangle by Riani ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant