Elsa

606 22 0
                                    

ΔΔΔΔ

Olsa POV

"Terimakasih. Kau mau mampir?" Tanya ku pada nya

"No, thanks. Aku ada kerjaan di kantor" Jawab nya dingin

Aku lalu membuka pintu mobil dan keluar. Menunggu nya pergi dan baru aku masuk kedalam rumah

"Bagaimana hari mu, Rell?" Tanya Mama ku dari arah dapur

"Menyebalkan!" Sewot ku lalu segera memasuki kamar

Menyebalkan! Menyebalkan! dan Menyebalkan! Pria tadi, ugh...!! Bagaimana bisa aku di dekatkan dengan pria itu ha?! Pria dingin dan bossy.

"Hallo..?" Terdengar suara di sebrang sana menjawab panggilan ku

"Ellie.." Ujarku lirih

"Kau ada masalah?" Tanya nya

"Bagaimana kabar mu?" Tanyaku berbasa-basi

"Baik, sebenarnya tidak. Tapi ya lumayan baik." ujar nya dengan jawaban membingungkan

"Kabarku sekarang tidak baik." Ujarku terang-terangan

"Aku kan tidak bertanya!" Ujarnya membuat ku kesal

TIT!

Sengaja aku putuskan sambungan telfon nya. Menyebalkaannn!

Dring! Dring! Dring!

Aku pun dengan malas mengangkatnya

"Hanya bercanda sayang. Nah, ceritalah." ujarnya lembut. Harusnya dia dari tadi seperti ini

"Kurasa aku akan dijodohkan Elsa.." Ujarku menyedihkan

Hening.

2 menit.

"Elsa..??"

Tidak ada jawaban. Apakah dia mati?

"Ellie..??"

"..."

Apakah dia sedang buang air besar lalu meninggalkan Handphone nya?

"Elsaorellie Vennizie!" Teriakku kesal. Ya Tuhan! menghabiskan pulsa dan tenaga saja

"Ah iyaa, kau dijodohkan?" tanya nya linglung

"Emh, aku tidak tau. Tapi kurasa aku akan dijodohkan." ujarku kembali menyedihkan

"Kenapa ada 'kurasa'?" tanya nya mulai kembali fokus pada masalahku

"Yah. 2 minggu yang lalu ada makan malam 2 keluarga. Mereka tidak membicarakan apapun, hanya membicarakan bisnis, masalalu, dan kami..."

"Kami?"

"Ya, pria bernama Galih Hocka Viergo. Hanya membicarakan aku dan dia, tidak ada kata perjodohan. Tapi setelah makan malam itu, Galih disuruh orang tua kami untuk mengantar jemput ku ke kampus. Aku berfikir ini pasti untuk pendekatan. Dan apalagi setelahnya kalau bukan perjodohan? Aku tidak mau Ellie.. Dia pria yang dingin. Bagaimana kalau aku menikah dengan nya nanti?" cerita ku yang sudah sesenggukan

"Maaf." Ujarnya yang membuat ku tidak mengerti

"Maksudmu?" tanya ku bingung

"Eh maksudku eng.. Aku minta maaf karena ketika kau mengalami masalah aku tidak berada di samping mu, mengelus puncak kepalamu, atau mengelus punggung mu atau memelukmu" Ujarnya sambil menangis

Komplit sudah, Twin menangis. Huaaaaa... hiks.. hiks.. hiks

ΔΔΔΔ

Elsa POV

Aku menghapus air mataku. Mengingat apa yang dikatakan adikku. Benarkah seperti itu? dan apakah seberat itu? Ah, aku jadi merasa bersalah kalau seperti ini. Maaf kan aku, Lia.

Aku tidak bisa tidur, badan ku memang sudah berada di ranjang king size, dengan selimut yang menutupi sampai batas dadaku. Ya, masalah itu. Masalah kembaranku yang sekarang menjadi masalahku juga.

Aku mengingat masalalu ku, keputusan aku untuk pergi ke sini karena suatu hal. Dan hal itu mengingatkan ku. Bagaimana nasib Lia nanti?

Nama nya Olsaurellia Zezegiao, kembaranku yang sangat kekanakan. Bukan, bukan kekanakan sebenarnya, hanya saja aku yang terlalu dewasa untuk ukuran kembaran nya yang seumur. Otak nya memang pintar, tapi tak secerdas otakku. Perbedaan-perbedaan antara kami itu lah yang membuat 'mempunyai kembaran' itu berwarna

Ya, aku tau, dia tidak begitu tertarik dengan pria. karena pria ideal nya butuh terlalu tinggi 'persyaratan' untuk bisa memikat hati nya. Dia pernah menyukai pria, akan tetapi sayang pria itu artis, ya tentu saja 'persyaratan yang tinggi' itu terpenuhi. Tapi dengan begitu tetap saja artis tak akan pernah mengenalnya, karena itulah akhirnya dia memilih untuk membersihkan hati nya dari kata roman.

Satu sifat nya yang tak kusukai adalah dia mempunyai gengsi yang tinggi. Dan tentu saja aku selalu harus mengalah. Kalian tau, nama kami begitu unik. Maksudku dengan panggilan kami, biar kujelaskan

Elsaorellie Venizzie // Olsaurellia Zezegiao

1. Secara formal (sekolah, kuliah, kerja, dll) aku dipanggil Elsa. Sedangkan dia Olsa

2. Orang tua kami memanggil diriku Saora. Sedangkan dia Aurell

3. kalau yang ini khusus panggilan kesayangan kami. Aku dipanggil nya Ellie. Dan aku memanggilnya Lia.

4. Panggilan dari sahabat, untuk ku Ve. Dan dia Gia.

5. Dan ketika aku dipanggil Nizzie, itu... ah aku malu bercerita..

Tunggu! Bukan kah tadi dia mengatakan pria itu Galih Hocka Viergo..?? Seperti nya aku mengenal nama itu. Aku mencoba mengingat siapakah pria itu, dimana aku bertemu dan mengenal, bagaimana wajah dan sifat nya.

Nihil. Aku tidak mengingat itu. Tapi aku yakin aku pernah bertemu dan mengenal nama itu.

Tiba-tiba, masalah-masalah itu kembali lagi difikiranku. Jika benar nanti dia dijodohkan, itu berarti aku akan pulang ke Indonesia, menetap disana sekitar 2 minggu. Dan itu berarti.... dan masalahku kembali bertambah dan aku menjadi takut

"Nizzie... Kau belum tidur? Apakah kau susah tidur sekarang hmm?" ujar pria disamping ku sambil mengintip kearah ku karena aku memunggungi nya

Aku lalu membalikkan badanku, menatap mata pria itu. Kemudian aku mendekat kearah nya. Memeluk nya, menenggelamkan wajahku di dada bidang nya. Ia pun membalas pelukan ku.

"Tolong, jangan ceraikan aku untuk saat-saat ini." Ujarku pelan, aku tau pasti dia dapat mendengarnya

Tidak ada jawaban darinya, tapi dia memelukku semakin erat.

Triangle by Riani ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora