CHAPTER 33: Turunan Trigonometri

857 108 4
                                    

Chapter 33 | Penjelasan

•••

Berita tentang kelima belas siswa-siswa SMA Widitama yang melakukan pembobolan ruangan, dengan cepat menyebar ke semua sosial media

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Berita tentang kelima belas siswa-siswa SMA Widitama yang melakukan pembobolan ruangan, dengan cepat menyebar ke semua sosial media.

Pagi ini, dua hari setelah chat terakhirnya dengan Shen, Agrey sudah siap dengan pakaian casual-Nya, menunggu kakak kelasnya itu yang bilang akan tiba sekitar lima belas menit.

Deruman mesin motor terdengar dari kejauhan, Agrey menoleh ke sebelah kanan. Mengenali sosok pemuda yang mengendarai motor tersebut, Agrey melambaikan tangannya agar nampak dari radius sepuluh meter.

Alfandra menghentikan laju motornya tepat di depan Agrey, gadis itu segera membukakan pagar rumahnya.

"Motor lo taro di dalem aja, Kak Shen jemput pake mobil," ujarnya.

Alfandra mengangguk kemudian memarkirkan motor matic-Nya ke dalam garasi rumah Agrey.

Pemuda itu kembali setelah memarkirkan sepeda motornya, "Garasi lo kosong, orang rumah lagi pergi?" tanyanya berniat basa-basi.

Mendengar itu, Agrey tersenyum, "Nggak, gue emang tinggal sendiri."

Ada sedikit keterkejutan yang Alfandra simpan namun ia bungkam, tak ingin membahas lebih, ia takut pertanyaannya justru menyakiti gadis itu.

Bertepatan saat itu, sebuah mobil mewah tiba di hadapan mereka. Si pengemudi menurunkan kaca mobilnya.

"Ayo masuk," ucap Shen mengembangkan senyumnya.

Kedua remaja yang lebih muda setahun dari Shen itu segera masuk ke dalam mobil. Agrey duduk di samping kursi pengemudi, dan Alfandra duduk di kursi belakang.

"Perjalannya mungkin satu setengah jam, karna ini tanggal merah kemungkinan jalanan macet," jelas Shen sambil menyetir.

Agrey mengangguk paham, "Mau mampir beli makanan dulu Kak? Gak enak kalo dateng gak bawa apa-apa," tanya gadis itu.

Shen menoleh sekilas, "Udah ada di bagasi."

Baik Agrey maupun Alfandra sama-sama menoleh ke belakang, ada banyak plastik bermerk berisi kue, pizza, serta buah-buahan di bagasi mobil.

"Udah kaya mau seserahan lo Kak," celetuk Agrey melihat ada sekitar lima plastik dengan merk makanan yang berbeda-beda.

Alfandra menyandarkan punggungnya, "Orang berduit bingung mau ngabisin duitnya gimana lagi," sahutnya membuat Agrey tertawa.

Bukan Kelas UnggulanOù les histoires vivent. Découvrez maintenant