CHAPTER 21: Distribusi Binomial

1.6K 144 7
                                    

Chapter 21 | Menghilangnya Jejak

•••

Kinara berlari sekuat tenaga menuju halte bus, gadis bersurai panjang itu bahkan tak memperhatikan rambutnya ikut terbang terbawa angin lantaran kencangnya berlari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kinara berlari sekuat tenaga menuju halte bus, gadis bersurai panjang itu bahkan tak memperhatikan rambutnya ikut terbang terbawa angin lantaran kencangnya berlari. Kurang dari 3 menit lagi bus akan berangkat, dan akan teramat sial jika ia harus menunggu bus selanjutnya, ia bisa telat datang ke sekolah.

Bruk!

Tubuhnya terhuyung hampir terjerembab jatuh ke trotoar, jika saja sebuah tangan tidak menahan tubuhnya dengan cepat. Kinara menetralkan napasnya yang tidak beraturan, ditatapnya seseorang yang menolongnya tadi.

"Makasih— Ardeo?!"

Keduanya sama-sama terkejut, Ardeo reflek melepas tangannya yang masih menahan tubuh Kinara.

"Aw!" pekik gadis itu saat tubuhnya yang belum siap berdiri tiba-tiba terjatuh.

"Astaga! Maaf, gue gak sengaja." Ardeo membantu Kinara berdiri, gadis itu meringis melihat lututnya yang terluka.

"Gue gak sengaja, Ki. Sorry ya," ujar Ardeo merasa bersalah sambil memapah tubuh Kinara untuk duduk di tepi trotoar.

"Shh, gue gapapa," balas Kinara. Gadis itu mendudukkan dirinya di tepi trotoar, sembari membersihkan kotoran yang menempel di sekitar lututnya yang berdarah.

"Lo tunggu sini, gue beli plester sama obat dulu," ucap Ardeo namun ditahan oleh Kinara saat hendak pergi.

"Gak usah, nanti kita telat— Eh! B-busnya..."

Ardeo menoleh ke belakang, menatap kepergian bus itu yang semakin menjauh. Sial sekali, kalau begini mereka harus menunggu bus selanjutnya datang sekitar lima belas menit kemudian.

Pemuda itu tiba-tiba saja mengulurkan tangannya, membuat Kinara mendongak.

"Ayo, tunggu di halte," ucap Ardeo senantiasa mengulurkan tangannya.

Kinara menerima uluran tangan itu, ia bangkit lalu berjalan sedikit tertatih menuju halte. Sesampainya di sana, Kinara langsung duduk di kursi umum yang disediakan.

"Gue ke mini market sebentar," izin Ardeo lalu melenggang pergi begitu saja.

Kinara tak begitu peduli, ia malah memperhatikan orang-orang di sekitarnya. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang hendak pergi bekerja, tidak ada anak sekolahan, sebab mereka sudah berangkat di bus sebelumnya. Gadis itu melirik jam tangannya, pukul 06.45.

Bukan Kelas UnggulanWhere stories live. Discover now