CHAPTER 28: Hereditas Manusia

1.5K 169 10
                                    

Chapter 28 | Salah Taktik

•••

Suara tapak sepatu beradu dengan dinginnya lantai keramik, terdengar menggema di koridor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara tapak sepatu beradu dengan dinginnya lantai keramik, terdengar menggema di koridor. Seorang lelaki paruh baya berjalan cepat menuju sebuah ruangan di lantai 2.

Tiba di depan pintu, ia mengetuk terlebih dahulu pintu besar berbahan kayu jati itu. Setelahnya suara perempuan terdengar dari dalam sana.

"Masuk," sahut perempuan tersebut.

Ia segera menekan ganggang pintu di depannya, lalu mendorongnya hingga terbuka. Dingin air conditioner langsung menyapa permukaan kulit.

Di dalam ruangan, Bu Deana duduk di kursi pribadi miliknya. Wanita itu mempersilahkan lawan bicaranya untuk duduk terlebih dahulu.

"Ada apa, Pak Haikal?" tanya Bu Deana membuka pembicaraan.

Pak Haikal, salah satu staff yang bertugas di depan layar komputer sebagai Operator CCTV, pria itu lantas terdiam sejenak.

Hening 2 detik terjadi di dalam ruangan pribadi Kepala Sekolah. Bu Deana hanya menunggu ucapan apa yang akan dilontarkan Pak Haikal.

"Semua rekaman CCTV sekolah dari jam 11 sampai 12 malam hilang, Bu."

Hening.

Sang Kepala Sekolah berdehem pelan, "Teretas kedua kali? Bagaimana bisa Pak, apa keamanan sistem sekolah ini masih lemah?"

Pak Haikal menatap ujung sepatunya di bawah sana, tak berani menatap sorot mata tajam wanita itu. Perasaan bersalah muncul seketika.

"Mohon maaf, Bu. Ini diluar kendali kami, peretasan terjadi tengah mal—"

"Artinya tetap sama kan? Sistem keamanannya lemah," kilah Bu Deana membungkam Pak Haikal seketika.

Lelaki berusia tiga puluhan itu menutup mulutnya rapat-rapat, tidak berusaha untuk mengucapkan sepatah kata lagi.

Bu Deana memijat pelipisnya, wanita cerdas itu berusaha menenangkan emosinya yang mulai tidak stabil.

"Satu rekaman di depan papan mading saja belum berhasil dipulihkan. Apa anda yakin bisa memulihkan semua rekaman tadi, Pak Haikal?" tanya Bu Deana, vokalnya mulai terdengar dingin.

"Saya dan tim akan usahakan, Bu."

"Berapa total rekaman CCTV yang hilang?" tanya wanita itu sekali lagi.

Bukan Kelas UnggulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang