CHAPTER 35: Reaksi Senyawa Karbon

1.7K 157 14
                                    

Chapter 35 | Berkunjung Kembali

•••

Ardeo duduk di ruang keluarga bersama kedua saudara kandungnya pagi ini

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Ardeo duduk di ruang keluarga bersama kedua saudara kandungnya pagi ini.

Alina, anak sulung perempuan di keluarga Sagatra itu asik menyandarkan punggunya ke sofa sambil memakan kentang goreng.

Sementara Galen, adik Ardeo yang terpaut 2 tahun darinya itu sibuk bermain playstation dan duduk lesehan.

Ardeo mematikan televisinya bosan, hal itu membuat Alina yang duduk di sampingnya menoleh kesal.

"Kenapa dimatiin sih!"

Ardeo mengedikkan bahunya, "Bosen ah, gak seru sinetron azab mulu," balasnya kemudian melempar asal remot televisi itu ke arah Alina.

"Ya udah, siapa juga yang ngajak lo nonton TV," ucap Alina ketus kemudian menghidupkan kembali televisi.

Sementara anak kedua itu merebahkan tubuhnya di karpet, lalu memainkan ponselnya.

"Ar, Widitama tahun ini gak ikut ISC?" tanya mama, setelah keluar dari kamarnya.

Saluran televisi kini berganti, telinganya dapat mendengar suara pembawa berita yang menyebutkan bahwa SMA Widitama tidak jadi mengirimkan perwakilannya tahun ini.

Ardeo menggaruk belakang lehernya kikuk, "Iya, Ma."

Alis mama berkerut, wanita itu menoleh, "Bukannya setiap tahun Widitama pasti ikut? Ini kok tumben."

Pemuda itu beralih kembali duduk di samping kakak perempuannya, kemudian mencomot kentang goreng dari piring Alina.

"Widitama lagi sibuk kali, Ma. Siapa tau mau bikin tahlilan," jawab Ardeo asal sambil mengunyah kentangnya.

Mama mengangguk antara percaya tidak percaya, "Tahlilan satu tahunan kakak kelas kamu?"

"Dapet nasi kotak dong?" sahut Galen tiba-tiba, masih fokus dengan playstation-Nya.

"Dapet kali, kalo dapet juga gue gak mau bagi-bagi," balas Ardeo langsung mendapat cibiran dari Galen.

Seorang lelaki paruh baya masuk ke dalam rumah setelah selesai mencuci mobilnya.

"Alina, Ardeo, Galen. Hari ini Papa sama Mama jadi berangkat ke Semarang," ujar lelaki itu kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tangan dan kakinya.

Alina menoleh ke mama, "Hari ini banget Ma? Terus nanti Alina ke kampus dianterin siapa?" rengeknya.

"Minta anterin Galen," jawaban mama membuat gadis itu menatap penuh nelangsa.

Bukan Kelas Unggulan [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt