CHAPTER 24: Genetika dan Pola Hereditas

1.5K 156 1
                                    

Chapter 24 | Strategi

•••

Lorong koridor yang sunyi nan gelap itu terasa mencekam dan menghimpit udara di rongga paru-paru

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lorong koridor yang sunyi nan gelap itu terasa mencekam dan menghimpit udara di rongga paru-paru. Detik ini juga, kelima belas murid kelas unggulan itu melancarkan aksi mereka, menyusuri gelapnya koridor yang hanya mempunyai sedikit pencahayaan.

Alfandra memberikan isyarat. Menunjuk Ata, Sadewa, dan dirinya sendiri lalu menunjuk ke arah atas.

"Rooftop," ucapnya tanpa suara.

Kedua pemuda yang ditunjuk tadi mengangguk paham, lalu Alfandra menepuk sebelah bahu Ardeo.

"Lo mimpin mereka ke sana sekarang. Karena cuma lo, Agrey, dan Kinara yang tau letak persisnya," bisiknya.

Sebelum kedua tim benar-benar berpencar, Alfandra menitah mereka untuk berdiri berkumpul membentuk lingkaran.

"Semua CCTV sekarang dipantau Om Hendru, tapi kalian harus tetap hati-hati sama petugas patroli. Kalau lihat cahaya senter atau denger suara langkah kaki, cepet-cepet sembunyi, oke?" jelasnya secara rinci dan dipahami oleh yang lain.

Kedua tim akhirnya berpencar. Ardeo memimpin barisan depan, langkahnya sangat hati-hati, peduli akan sekecil apapun suara yang muncul oleh langkah kakinya.

"Lemari itu ada di belakang laboratorium IPA, tapi kita masih di koridor deket UKS. Berarti masih cukup jauh," ucap Agrey.

"Tunggu," interupsinya menghentikan semua langkah kaki.

Agrey menatap Ardeo, "Ar, ini terlalu beresiko. Posisi kita berdua belas, kalau ada petugas patroli dari dua arah bisa aja kita ketahuan."

"Apa mau dipencar dua tim lagi?" tawar Ardeo.

Agrey mengangguk, "Gue yang bakal mimpin, asal jumlah kita gak terlalu ramai seenggaknya lebih aman buat sembunyi kalo ada petugas."

Ardeo nampak setuju, lagi pula dengan jumlah mereka yang banyak akan mempersulit jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Mengingat lorong koridor ini lumayan jauh menuju laboratorium IPA.

"Mahen, Rui, Eyilie, Audrey, Rhae, ikut gue. Sisanya ikut Ardeo. Tim gue akan lewat lorong samping koperasi," jelas Agrey mempersiapkan senter di tangannya.

"Oke, kalo gitu. Sisanya ikut gue."

Ardeo melirik jam tangannya, "Kita harus sampe di belakang lab IPA sebelum jam 23.15, kalo nanti tim gue atau tim lo belum juga sampe di jam 23.15, tunggu sekitar 5 menit lagi."

"Lebih dari itu, langsung masuk aja. Putar strategi kalau ada sesuatu yang menghambat di tengah jalan," lanjut Ardeo diangguki Agrey.

•••

Bukan Kelas UnggulanWhere stories live. Discover now