Bab 15 - Kenapa harus Zee?

920 157 62
                                    

.
.
.
.
.

"Udah, Ge

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah, Ge. Nanti Zee lihat kamu kayak gini malah tambah sedih." Chika mengelus pundak kanan sepupunya, mencoba menenangkan wanita ini, juga membantu menghapus air dari pelupuk mata Ghea.

"Ternyata, Zee lebih sedih dari yang aku kira, Chik. Kenapa dunia sejahat itu sama anak semanis Zee? Kenapa harus Zee sih, Chik? Kenapa gak aku aja?" ujar Ghea lagi.

"Ih, Ge. Jangan gitu! Semuanya udah takdir. Zee akan baik-baik aja dan selalu begitu. Akan ada waktu semuanya memulih 'kan? Kita harus sabar ya. Udah, jangan nangis lagi!" sambung Chika.

Ghea, orang yang tadi mendengarkan percakapan Azeel dan Adel. Ghea benar-benar sedih, terpukul, bersalah dengan apa yang dia dengar. Dibalik tawa yang masih bisa Azeel tunjukan, ternyata ada kesedihan yang tak pernah dia tampakkan di depan mereka, di depan dirinya dan saudarinya yang lain.

"Udah ya?"

Ghea mengangguk. Dirinya mencoba tegar, menghapus air matanya, menahan rasa sedih yang sangat ini.

"Zee! Ada Kak Ge nih," teriak Chika dari ruang tengah. Dia memanggil Azeel agar keluar dari dalam kamar dan menghampiri kakaknya.

Ini sudah pukul delapan malam, Ghea memang harus menjemput Azeel dan membawanya kembali ke rumah. Tak butuh waktu lama, Azeel keluar dari dalam kamar bersama dengan Adel juga. Ia menghampiri Ghea yang kini duduk dan tersenyum kecil di sebelah Chika.

"Kak Ge," kata Azeel yang langsung memeluk Ghea. Setelah melepas peluknya, Azeel melihat penampilan sang kakak. "Kakak baru pulang? Kok baju nya masih sama kayak pagi tadi," tanya Azeel.

"Iya. Tadi kakak langsung kesini jemput kamu."

"Loh, terus Tatal? Kak Ge tadi jemput dia kan?"

Azeel masih sempat menanyakan Crystal pada saat seperti ini. Ghea tau sesakit apa Azeel karena Crystal, namun, dapat dilihat bahwa dia sangat menyayangi adiknya itu. "Tadi handphone Kak Ge lowbat, Zee. Pas nyala, tau nya banyak notif dari Tatal, di akhir chat dia bilang kalau gak usah di jemput aja, katanya mau pulang sama teman. Ya udah kakak lanjut kerjaan lain aja. Pas mau pulang, Kak Shan telepon katanya suruh sekalian jemput kamu di sini," tutur Ghea dengan jelas.

"Jadi kita pulang?" tanya Azeel dengan wajah cemberut nya.

"Iya dong, Kak Shan yang suruh loh."

Azeel kini menatap Adel yang masih berdiri dengan senyum kecilnya. "Padahal masih mau main sama Adel. Gak boleh nginep kah, kak?" ucap Azeel.

Mari Kembali Ke RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang