Bab 21 - Kembali berteman

1K 174 60
                                    

.
.
.
.
.

"Kamu masih suka minum teh hangat waktu hujan gini kan?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kamu masih suka minum teh hangat waktu hujan gini kan?"

Azeel melirik sekilas lelaki di hadapannya sembari menyeruput segelas teh hangat.

"Hujannya tenang kok, Zee. Kayaknya kamu gak perlu takut. Nanti aku usir petir nya," ucapnya setengah bercanda dengan melihat kearah luar jendela.

Azeel tersenyum kecil, terkesan lebih ke gengsi.

Sebuah cafe kecil pinggir jalan lah tempat Azeel berteduh dengan seorang lelaki yang tak dia duga keberadaannya. Dia Aikie, lelaki yang tadi meraih tangan Azeel dan membawanya berteduh ke tempat ini.

Mereka duduk tepat di dekat jendela cafe. Terlihat jelas air hujan yang turun, namun, Aikie benar, hujan yang kali ini damai, hujan yang tidak akan membuat Azeel takut dan mungkin akan Azeel sukai.

"Kamu gimana sekarang? Baik-baik aja?"

"Iya."

"Kita— udah lama gak ketemu ya."

"Iya."

Aikie sekarang diam. Sepertinya ucapan-ucapan tadi terlalu basi untuk di pakai.

Aikie bingung, kenapa tiba-tiba terasa canggung. Dia memutuskan untuk melihat kearah luar jendela lebih dulu. Di saat yang sama, kini Azeel yang meliriknya.

"Seharusnya kamu marah sama aku, Kie."

Aikie menatap Azeel yang tiba-tiba berbicara. "Untuk apa?"

"Soal waktu itu."

"Aku tau kenapa kamu begitu," sahut Aikie.

"Gak adil kalau kamu gak marah, kalau kamu gak benci aku," lanjut Azeel.

Aikie menghela nafasnya. "Marah dan benci sama kamu gak ada di kamus hidupku, Zee."

"Lo gak apa-apa kan, Zee?" Adel memegang kedua bahu sepupunya ini. Wajah Azeel terlihat merah, matanya berlinang.

"Kalau gue bilang iya, lo percaya?"

Tanpa menjawab, Adel memeluk gadis di hadapan nya dengan erat. Azeel sakit, itu pasti. Adel bodoh masih mempertanyakan itu.

Hari kelulusan yang seharusnya membahagiakan, namun di satu sisi tak bisa membuat seorang Azeelia bernafas dengan tenang. Kenapa harus Aikie yang melukainya?

"Feara, Del. Dia—" Azeel terbata.

"Iya, gue tau. Gue tau, Zee."

"Kenapa Aikie jahat? Kenapa?" ucap Azeel lagi.

"Lo gak mau dengerin dia dulu? Berita ini baru dari mulut ke mulut, kita belum tau kebenarannya. Mau kan?"

Adel melepaskan pelukannya pada Azeel. Membantu sepupunya itu menghapus air mata.

Mari Kembali Ke Rumah [End]Where stories live. Discover now