Bab 3 - Bayangan Trauma

1.3K 140 62
                                    

.
.
.
.
.

"Zee, kamu udah tidur?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Zee, kamu udah tidur?"

Shandri mengetuk pintu kamar Azeel. Namun, tak juga ada jawaban dari dalam sana. Apa mungkin adiknya sudah terlelap?

Tapi Azeel belum meminum obatnya hari ini, Shandri tetap harus membangunkannya.

"Zee," ucap Shandri lagi. Kali ini, Shandri terpaksa membuka pintu kamar Azeel yang ternyata tidak dikunci.

"Astaghfirullah, Zee. Jangan di pukul kayak gitu, nanti kamu sakit!"

Shandri dengan cepat mendekati Azeel yang kini terduduk di lantai. Gadis itu tengah memukul-mukul pelan kepalanya sendiri.

"Jangan di pukul! Jangan, Zee!" ucap lembut Shandri. Wanita cantik itu, menahan tangan adiknya agar tak memukuli kepalanya sendiri.

"Kak, takut, kak." Azeel tiba-tiba menangis, menatap Shandri dengan penuh harap.

"Nggak, nggak ada apa-apa. Kakak di sini." Shandri membawa Azeel ke dekapannya. Mengelus punggung Azeel pelan, memberikan banyak ketenangan padanya.

"Suaranya kencang sekali. Kepala aku sampai sakit, kak. Tolong Zee, kak. Zee takut banget," ucap Azeel yang kian mengeratkan pelukannya.

"Nggak ada apa-apa di sini, gak ada suara apapun. Kamu tenang ya. Tenang dulu sekarang."

Azeel mengangguk, mencoba menghentikan tangisannya dengan perlahan, meski sesegukan terdengar beberapa kali.

Shandri membelai pelan rambut Azeel yang masih di pelukannya, sebisa mungkin memberikan energi yang lebih positif lagi. Disaat seperti ini, yang bisa membuat Azeel tenang ada pelukan.

"Adik yang tenang ya. Gak ada apa-apa. Kakak di sini, oke?"

Butuh beberapa menit saja, untuk diam, untuk tidak bersuara, tetap memeluk dan memberikan rasa nyaman, Azeel kini jauh lebih tenang dari tadi.

Shandri merasakan Azeel yang kini kian mereda rasa takutnya. Nafas adiknya terasa sudah lebih teratur dibanding tadi.

"Kakak bawain kamu obat. Kamu belum minum kan hari ini? Diminum dulu ya," ucap Shandri.

Azeel mengangguk. Shandri membantu Azeel untuk bangun dan membawanya menuju ke arah kasur. Shandri mengambilkan satu tablet obat berukuran sedang dan segelas air mineral yang memang selalu di sediakan di meja kamar Azeel.

"Diminum ya."

Azeel meminum satu tablet obat yang Shandri berikan. Azeel dan obat ini adalah teman dekat semenjak satu tahun terakhir.

Mari Kembali Ke Rumah [End]Where stories live. Discover now