Bab 11 - Mencoba atau Tidak sama sekali

1.1K 168 60
                                    

.
.
.
.
.

"Ingatkan Zee untuk tidak lupa meminum obatnya ya, Shan," ucap Dokter Tio pada Shandri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ingatkan Zee untuk tidak lupa meminum obatnya ya, Shan," ucap Dokter Tio pada Shandri.

"Iya, dok. Sejauh ini Zee selalu minum obatnya kok."

Dokter Tio mengangguk. "Salep nya juga kamu gunakan, supaya luka di keningmu lekas sembuh."

Iya, kening Shandri terluka saat terhantuk dengan setir mobil tadi. Untung saja tidak ada sesuatu yang buruk terjadi.

"Iya, baik. Makasih banyak ya dokter."

"Sama-sama, Shan. Saya pamit dulu, ya."

"Biar saya antar ke depan."

Ghea yang tadi duduk di pinggiran kasur bersama Crystal, kini berdiri menghampiri kakak nya dan Dokter Tio. "Biar Ge yang antar Dokter Tio ke depan, Kak Shan di sini aja istirahat dulu."

Shandri mengangguk. "Ya sudah."

"Mari, dokter," ucap Ghea yang kini ikut berjalan keluar kamar bersama dengan Dokter Tio.

Sedangkan kini, Shandri berada di kamar Azeel menunggu gadis ini sadar bersama Crystal. Shandri terlihat sedang mengelus pelan kepala Azeel. Menatap teduh wajah cantiknya yang tertidur itu.

"Kening Kak Shan udah gak apa-apa?" tanya Crystal tiba-tiba.

"Udah gak apa-apa, dek."

"Lagian Kak Shan kenapa sih harus ngebut-ngebut kayak gitu? Sampai harus luka kayak gini, kan bahaya, kak," ucap Crystal. Shandri menatapnya sebentar, dan menghela nafas.

"Kakak panik. Kepikiran sama—"

"Sama Zezel?" Crystal memotong ucapan Shandri dengan cepat.

"Sama kalian. Kamu dan Zee," jelas Shandri.

Crystal mengangguk pelan setelahnya. Sebenarnya dia yakin, jawaban ini hanya supaya tidak ada perdebatan panjang saja. Mana mungkin Shandri juga khawatir padanya? Jelas-jelas yang kini sakit adalah Azeel.

"Kak Shan gak perlu seperti itu untuk hanya bikin aku senang."

"Dek, apa rasa khawatir kamu sama Zee tadi hanya untuk buat dia senang saja? Kita adik kakak kan, kita punya naluri yang kuat satu sama lain. Dan rasa itu bukan semata-mata bisa di sepelekan. Gak ada satupun yang gak sayang kamu, Crystal," ucap Shandri pelan, dengan menekankan setiap kalimatnya.

"Maaf, aku salah."

"Kamu gak salah, tapi pemikiran kamu yang harus di benarkan."

***

"Zee bisa sembuh kan dokter?"

Dokter Tio menoleh pada Ghea yang kini ada di sampingnya. Mereka berdua sudah sampai di halaman rumah.

Mari Kembali Ke Rumah [End]Where stories live. Discover now