Chapter 23

1.3K 106 22
                                    

Happy Reading

Izac saat ini baru selesai menghadiri meeting, dia kembali keruangannya dan mulai mencari referensi villa dan sport mewah yang akan dipakai bersama adik dan teman teman adiknya. Sebenarnya itu hanya akal akalan saja, intinya dia hanya ingin menghabiskan waktu dengan Devian. Terlepas perubahan Devian selama dua minggu ini tak membuat Izac menyerah begitu saja. Dia masih yakin bahwa Devian bisa di dapatkan hatinya dengan liburan.

  Semurah itukah?- Sisna

Kegiatan nya harus terhenti disaat hp Izac berbunyi menandakan panggilan masuk. Tanpa mengalihkan pandangannya pada komputer dia mengambil hp di sakunya. Melihat Zendri yang meneleponnya dan langsung saja di angkat oleh Izac.  Pikirannya pasti Zendri sudah membicara kan ini dengan Devian, dan Izac yakin Devian akan langusng menerima nya.

Pede amat dah bang- Sisna

"Halo gimana Zen? Devian mau kan liburannya? Terserah kalian mau undah orang sebanyak apa, yang penting Devian ikut" ucap Izac sambil tersenyum meyakinkan dirinya sendri kalau Devian pasti datang. Tak lama senyuman di bibirnya memudar mendengar perkataan sang adik

["hiks hiks ... bang Izac. Gimana ini bang hiks hiks Devian ... Devian udah tau semua bangg, dia juga kembali"] jawab Zendri dengan isakannya di sebrang sana.

Izac terdiam. aktifitas yang tadi dia lakukan mendadak berhenti.

"A-apa maksud lo Dri? Gak usah ngejanda yaa, gak mungkin kan kalo  Devian ...." gumam Ozac pelan.

"Coba cerita in dari awal dulu" tambah Izac mencoba menenangkan ginjal nya.

["Jadi pas gue ajakin Devian liburan bla bla bla"] Zendri menceritakan semuanya dengan ketakutan. Setelah kejadian di kantin Zendri mencoba mencari Devian kembali tapi tidak ketemu. Saat Teo berhasil mendapat nomor telepon Wahyu baru mereka tau, Devian bersama Wahyu serta Satria. Mereka bolos dan saat ini sedang berada di rumah Wahyu. Wahyu juga memberi tau jangan dulu bertemu Devian dan biarkan dia menenangkan diri.

Jantung Izac berhenti dan detik itu juga langsung meninggoy ×__×.--- Canda canda.

Jantung Izac serasa berhenti, rasa cemas mulai mengganggu nya. Dia tak boleh kehilangan Devian lagi. Dia akan melakukan apapun asal Devian kembali menjadi adiknya yang dulu.

"Dimana rumah Satria itu? Kirim alamatnya sekarang, biar abang yang jemput Devian" ucap Izac. Jika dia menurut untuk menyusul Devian, dia takut ... dia takut semakin banyak waktu yang Devian ambil untuk berfikir malah menjadi bumerang bagi mereka.

Zendri terdiam sebentar, tapi akhirnya mengiayakan perkataan Izac.

["Oke bang, gue kirim lewat chat alamatnya. Pleasee bang ... gue mohon bikin Devian balik ke kita. Gue mohon."] Jawab Zendri memelas menahan tangis. Rasa khawatir akan di tinggal adiknya membuat dia ketakutan.

Tut

Setelah menutup telepon Zendri melangkah ke kelasnya. Yah selama ini Zendri bersembunyi di gudang sekolah. Setelah mengetahui keberadaan Devian, Zendri langsung pergi seorang diri untuk menelepom Izac tanpa di ketahui teman temannya.

Tapi saat membuka pintu gudang Devian terkejut. Disana sudah  ada Teo, Juna, Arland dan Zendra yang memandang dengan raut berbeda. Teo, Juna dan Zendra yang bingung. Sedangkan Arland dengan raut wajah yang menyesal juga rasau.

Hanya Seorang Figuran?! Where stories live. Discover now