Chapter 9

2K 134 6
                                    

  Happy reading


'Huftt ... apaan sih, baru pulang udah dimarah marahin aja. Tanya biasa aja juga bisa kan? Gak usah ngomel ngomel dong' batin Devian

  "Mau saya saya pulang atau tidak pun apa peduli anda Tuan Narendra? Biasa nya juga anda tidak pernah peduli dengan apa yang saya lakukan kan? Terus kenapa sikap anda seperti ini? Menjadi sosok ayah yang baik kah? Hahaha sangat tidak cocok jadi hentikan itu. Saya kan sudah bilang akan melakukan apa yang membuat saya bahagia, tanpa berfokus pada kalian lagi. Dan lihat kalian sekrang? Kenapa orang orang yang biasa mengabaikan saya tiba-tiba sangat peduli jam berapa saya pulang? Apakah perkataan saya yang kemarin benar benar terjadi? Apa kalian mulai merasakan penyesalan?" Jawab Devian di akhiri dengan senyum meremehkan pada 3 orang didepan nya.

"Omong kosong apa yang lo bicarain? Gue gak pernah menyesal udah membenci lo. Dan sampai kapan pun lo akan jadi orang yang gue benci. Kalau lo punya otak, harusnya lo yang terus merasa bersalah, karna lo yang buat mama meninggal. Lo cuma pura-pura ngerubah sikap lo itu dan ngebacot kalau lo itu udah cuek dan gak peduli sama kita, padahal itu cuma akal-akalan lo aja kan? Supaya kita lebih care sama lo! Cuih .. gak mempan trik murahan lo itu" ucap Zendra menatap marah Devian, sedangkan Zendri hanya dia memandang sendu ke arah Devian.

  "Hah kenapa gue harus terus merasa bersalah? Kematian mama bukan salah gue, tapi itu kemauan mama sendiri, dan pastinya itu udah takdir tuhan. Justru sekarang gue bakal membalas pengorbanan mama dan memanfaat kan hidup yang udah mama kasih dengan menjalaninya dengan penuh kebahagiaan. Gue pastiin kalo gue gak akan buang waktu gue lagi untuk mencari perhatian yang gak akan pernah gue dapet sampe kapan pun dari kalian. Apa kalian gak pernah mikir? Gimana reaksi mama Saat tau anak yang dia lahirkan dengan mengorban kan nyawanya ternyata di abaikan dan dicaaci maki oleh orang yang dia percaya bisa menjaga bayi nya? Gue sih yakin bahkan mama pun akan sangat marah dan kecewa ke kalian atas apa yang kalian lakukan ke gue. Haha tapi itu sih gak mungkin, kalian gak bakal bisa ketemu mama, orang baik kaya mama itu akan masuk surga, Sedangkan kalian orang orang sialan pastinya masuk neraka" ucap Devian panjang lebar dan dengan santai (tapi author yang ngetik gak bisa santai karena mau liat santet)

  "DASAR SIALAN, JANGAN BAWA BAWA MAMA DI DEPAN GUE"

  "Loh emang kenapa? Benerkan kata gue? Jangan merasa kalau lo tuh orang yang paling menderita di dunia ini. Di luar sana masih banyak yang jauh menderita hidup nya dari pada lo! Lo harus nya bersyukur pernah bis merasakan kehangatan dari mama, lo punya kenangan tentang mama, sedangkan gue gimana? Gue gak pernah punya ingatan tentang mama! Saat itu gue cuman bayi yang baru lahir yang gak tau apapun, gak tau kejam nya dunia tempat gue tinggal, dan hanya gak berdosa yang sadar bahwa dia gak akan pernah punya kesempatan kasih sayang dari ibu nya sendiri! Bahkan gue belum bisa melakukan apapun di saat papah dan lo nyebut gue pembunuh! KALIAN YANG SEHARUSNYA SADAR SIALAN!" Tegas Devian.

Leo hanya diam mematung mendengar perkataan dari mulut anam yang bahkan tidk pernah di hiraukan selama ini. Ingatan nya mrlambuh jauh mengingat di waktu istri nya masih ada. Clara istrinya, wajah cantik yang memiliki sikap keibuan. Wanita satu satu nya yang  membuat Leo jatuh hati. Wanita berhati baik  yang selalu berfikir optimis kedepan. Saat Clara sedang mengandung Devian, kondisi fisik nya memang sudah lemah, karena itulah Leo lebih menyarankan untuk menggugurkan kandungan demi kesehatan Clara. Tapi tetap saja seorang ibu bahkan Rela melakukan apapun untuk mempertahankan anaknya, tidak peduli bahwa itu bisa mengancam nyawanya sendiri. Saat pemakaman Clara pun Leo tidak pernah bisa memaafkan pilihan Clara untuk mempertahan kan Devian dan meninggalkan dia dan  ke-3 anak nya yang lain. Pikiran Leo bilang, untuk menekan rasa sakit karena di tinggalkan Clara.

  Dia melampiaskan nya pada Devian untuk membuat hatinya tenang, dia menyalahkan Devian atas kesialan yang datang pada hidup nya.

  Mendengar perkataan Devian sebelumnya, bagaimana jika nanti dia berhadapan dengan Clara? Apakah Clara akan membencin dan marah kepada nya kerena telah menyiksa Devian selama ini? Tak menghiraukan anak yang dititip kan sang istri kepada nya. Tapi Leo tak merasa semua itu salah. Kalo saja Clara mau mendengarkan Leo pada saat itu untuk menggugurkan kandungan nya, Clara gak mungkin 'Mati', keluarganya akan lengkap dan kebahagian yang menyertai mereka.

  Memikirkan itu Leo merasa pusing. Tak sadar bahwa setelah Devian Berbicara, dia kembali ke kamarnya. Sedangkan Leo yang yang makin merasakan sakit dikepala nya, dia memutuskan ke kamar tanpa berbicara lagi..

Lain hal nya dengan Zendra. Akhir akhir ini dia selalu termenung dan tak sempat membalas perkataan Devian yang kurang ajar membuat nya semakin kesal. Zendra terduduk di ruang tamu dengan tangan yang masing mengepal.

  "Anjing ... bangsat ... sialan lo Devian! Berani beraninya lo bawa bawa mama! Kenapa lo cuma diem sih Ndri? Anak sialan itu malah ngelunjak jadinya!" Ucap Zendra penuh kemarahan. Melihat Zendra yanv masih mengumpatin Devian, Zendri hanya menghela nafas sambil menatap Zendra.

  "Lo pernah kepikiran gak sih, gimana kalo suatu saat nanti akibat dari sikap kita ke Devian membuat kita ngerasain rasa penyesalan yang sangat besar. Kalo kita pikirin dengan kepala dingin, lo juga tau kalau mama sangat antusiasi saat mengandung Devian. Inget gak saat kita main ditaman, mama untuk minta kita jagain Devian kalo udah lahir. Kita juga yang antusiasi bakal punya adek, kita menjanjikan kemama kalo kita akan jadi abang yang baik untuk Devian. Tapi dari kapan sebenarnya kita mulai bersikap seperti ini Ndra? Sejak kapan kita melupakan janji kita bersama mama, bukan nya menjaga Devian, tapi kita ikut menyiksa Devian. Ikut menyalahkan Devian atas apa yang ditakdirkan Tuhan? Entahlah gue ngerasa kalo kita akan dapat penyesalan yang besar kalo tetep bersikap seperti ini. Gue gak mau lo, bang Izac juga papah terlambat menyadarinya. Mulai saat ini gue akan menjalankan tugas sebagai Abangnya Devian. Gue akan memperbaiki keselahan gue sebelumnya. Gue gak mau jadi pengecut dengan terus menyalahkan adik gue atas kemalangan gue selama ini." Ucap Zendra dengan penuh Tekat. (Tekat sih tekat Ndri, tapi gak perlu panjang panjang amat kali)

Sedangkan Zendri tidak terima dengan perkataan Zendri "gak usah sok suci lo! Lo gak inget omongan papa dulu!? Kalo Devian gak lahir, mama pasti masih sama kita, kalo Devian gak lahir keluarga ini gak akan sesuram ini" ucap Zendra menatap tajam Zendri. Tak ingin bertengkar lebih lama Zendri hanya diam dan pergi kekamarnya.

  

Tbece

 
1170 kata

Okey, gue disangka Copy sama Wattpad #!&*/

 
 

Hanya Seorang Figuran?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang