Chapter 19

1.2K 78 1
                                    

Vote diawal atau di akhir chapter

Happy Reading

"Iya sih gue paham bang, tapi ... artinya Devian tau masa depan juga? Apa dia juga tau penyebab kematian nya!? Gue takut bang, gue takut Devian semakin benci gue. Gue gak mau jauh lagi dari Devian sekarang. Gue pengen perbaiki semuanya. Tapi gue takut, gimana kalo Devian nolak? Gimana kalo Devian terus benci sama gue?" Ucap Zendri. Dia menangis terisak, merasa khawatir dengan kondisi sekarang. Tak masalah dia atau siapa pun mengulang waktu, asalkan jangan Devian. Jangan sampai Devian tau keberengsekan keluarganya sendiri. Jangan sampai Devian tau bahwa dia tinggal dengan para pembunuh yang membunuhnya dimasa depan.

Sedangkan Izac diam melihat adiknya menagis dan hanya bisa menepuk pundaknya pelan. Dia membenci dirinya sendiri. Dia abang yang tidak becus, dia abang yang tidak berguna. Bukannya melindungi Devian sesuai amanat mama dia malah ikut melukain Devian. Tak hanya satu atau dua kali dia sengaja membuat Devian sakit.

"Udah Dri, sekarang kita mending fokus untuk hal yang positif. Yang  penting kita usaha dulu. Kita buktiin ke Devian kalau pun dia mengulang waktu dia bisa kasih kepercayaan sama kita. Dan kita harus bisa buat Devian bahagua. Bukan sebagai penebus doa dikehidupan lalu tapi tugas kita sebagai abangnya dan janji kita ke mama" Ucap Izac sebari mengusap kepala Zendri

"Iya bang, gue janji akan lakuin apa pun untuk Devian." Ucap Zendri.

"Ya udah mending lo balik ke kamar, istirahat besok masih harus sekolah, kan?" Ucap Izac.

"Iya bang, Zendri balik ke kamar ya" jawab Zendri seraya keluar dari kamar Izac.

Setelah melihat Zendri keluar, Izac mulai duduk kembali di kasurnya. Dia melihat photo di samping tempat tidur. Photo yang bahkan tidak bisa dibeli dengan harga jutaan, miliaran, bahkan triliunan. Photo dengan segumung kenangan baginya.

Photo berisikan papa, twins dan mama yang kebetulan sedang mengandung Devian. Photo terakhir sebelum mama pergi dan membuat keluarga ini berantakan, membuat dia mulai menjadi abang yang brengsek.


Izac mengambil bingkai photo itu, matanya berkaca kaca, dia mengelus Photo itu dengan pelan. Isakan mulai terdengar di kamar Izac.

"Mah ... maafin abang ya, maaf ma ... hiks abang gak bisa penuhin janji abang ke mama. Hiks hiks ... dasar bodoh, brengsek, bajingan, gue salah abang terburuk di dunia. Kenapa gue bisa sampe tega kaya gitu ke adik gue sendiri, adik yang gue tunggu kelahirannya, adik yang bahkan masih tersenyum dengan sangat manis saat gue berteriak dan menyalahkan bayi polos itu sebagai pembunuh" Izac menangis sesegukan,  hatinya hancur mengingat apa yang telah terjadi pada adiknya.

Izac juga menyalahkan dirinya sendiri, dia menyesal teramat menyesal. Dia ingin mengembalikan senyuman adiknya itu. Dia dia ingin adiknya terus merengek manja padanya seperti dulu.

"Nggak ... hah gue gak boleh kaya gini. Meskipun Devian mengulang waktu juga, gue harus bisa buktiin bahwa gue sangat menyesal dan ingin memperbaiki semuanya. Gue harus pastiin Devian bahagia, sesuai janji gue sama mama dulu ... mah tolong bantu abang, bantu abang untuk bisa luluhin hati adik abang sakitin. Abang rela menanggung rasa sakit apa pun asal Devian bahagia. Abang pengen jadi abang yang hebat yang bisa Devian banggain mah. Tolong bantu doa-in abang ya mah, abang akan penuhin janji abang sama mama" Izac berbaring dikasur sambil memeluk photo tersebut. Lama menangis membuat Izac lelah dan akhirnya tertidur.

Tanpa Izac dan Zendri sadari ada yang mendengar percakapan mereka dari awal. Orang yang asal nya mau pergi keluar, tapi saat melihat gelagat mereka berdua yang aneh, akhirnya memutuskan untuk menguping. Meskipun agak kesulitan, ada point point yang terdengar jelas. Mendengar Fakta itu dia terdiam.

"Apa maksudnya mengulang waktu? Mereka mengulang waktu?"

Tbece

Sedang mengejar 1k vote dari kalian

Follow akun ini biar tau setiap pemberitahuan

Dan call me Sisna atau Asa
Akun wp: Queenzaris6

26 april, 2024

Hanya Seorang Figuran?! Where stories live. Discover now