Chapter 3.

2.7K 183 21
                                    

  Setelah menetralkan ekspresi nya, dia memposisikan badan menghada Arland. Dengan suara dia buat sedih dia berkata

  "Kak Arland jangan gitu, Aku tau hiks, Devian gak suka banget sama Arini apalagi hiks kak Zendra dan kak Zendri perhatian ke Arini dari pada ke Devian. Jadi Arini udah biasa kok digangguan sama Devian hiks" ujar Arini dengan tangan menutupi wajahnya. Jangan lupa dengan isakan kecil untuk menambah poin Aktinya. Arland dengan sigap langsung memeluk sang pujaan hati sambil mengusap punggung nya.

"Udah Rin ini bukan salah lo, emang si anak pembawa sial itu yang gak tau diri. Mau dia lakukan apapun juga gak bakal bikin marah gue turun. Lo tuh yang terlaku baik, gue jadi lo udah gua pites-pites tuh si Devianjing" Tambah Zendara

  Mendengar ucapan Arland dan Zendra, Teo dan juna menggeleng pelan semoga tidak ada penyesalan pada sahabat nya itu. Mereka tidak terlalu menyukai Devian tapi juga tidak membenci Devian sebesar Arland dan Zendra. Toh yang dideketin juga kakak kakaknya sendiri dan bukan mereka jadi itu bukan masalah pikirnya, mereka juga tak terlalu pro dengan Arini. Jika boleh jujur mereka menerima Arini karna sahabatnya Arland dan Zendra lah yang ketara sangat menyayangi Arini. Entah karena apa mereka sedikit menyimpan curiga tapi tidak bisa apa apa karna mereka juga gak punya bukti.

Sedangkan Zendri hanya diam memandang ke arah tangga, tempat tadi Devian berbicara kepada mereka. Dalam serial novel pun endri memang tak terlalu parah merundung Devian. Dia hanya diam dan Acuh saat Devian terkena masalah. Tatapan tajam nya lah yang ditakuti oleh Devian. Tapi setelah Devian hampir dua minggu dan hari ini Devian datang dengan sikap yang berbeda membuat Zendri termenung.

  Dia benci dengan tatapan yang dilayangkan Devian dulu, tatapan penuh manja dan harapan kepada nya membuat dia muak. Tapi jika di bandingkan dengan tatapan Devian yang tadi, dia lebih jauh membenci tatapan yang itu. Tatapan seolah Kebencian yang Devian layang kepada mereka. Dan itu membuat salah satu tempat dihatinya sakit.
 

***

Waktu menujukan pukul delapan malam, Devian mengerjapkan mata nya dan mulai bangun. Perutnya sangat lapar karena tadi siang belum mengisi perut. Cacing diperutnya sudah mulai mendemo meminta jatah.

Dengan langkah malas Devian turun kelantai satu berjalan menuju menuju dapur melewati meja makan. Dia tidak menyadari bahwa tindakan nya diperhatikan oleh empat orang yang sedang duduk dimeja makan.

Keempat orang itu adalah sang papah Leonard Narendra, abang pertamanya Izac Zhan Narendra, dan sikembar Zendra dan Zendri

''Siapa yang mengizin kan mu untuk makan dengan kami disini?!" sarkas Izac seraya memberikan tatapan tajam pada Devian

"Idih pede banget, siapa juga yang mau makan sama kalian?. Orang gue mau makan di dapur. Jadi gini ya bukan nya kenyang gue malah mules makan satu meja dengan para penghuni Neraka" ejek Devian

   BRAKK//

  "DEVIAN! Dimana sopan santun kamu pada abang mu? Dasar anak gak tau diri! Bukan hanya membuat istri saya terbunuh, kamu juga sombong. Kamu harusnya berterima kasih saya sudah sudi membiayai hidup kamu selama ini?" Tekan Leo

"HAHH! Sopan santun apa yang tuan Narendra maksud? Sopan santun versi anda itu cacian, makian dan hinaan. Saat ini saya bahkan tidak mengganggu acara makan malam keluarga ini.Saya hanya mau pergi kedapur untuk makan. Salah kan anak anda itu kenapa terlalu pede jrengg menyudut kan saya mau makan dengan kalian."

"Dan untuk anda tuan besar Narendra, sudah cukup anda terus terjebak dengan masa lalu itu, saya tidak pernah memilih untuk lahir dikeluarga ini. Dan yang saya aneh kenapa anda yang notabenya sangat amat kepada saya tidak membunuh saya sedari kecil?. JANGAN MELIMPAH KAN KETIDAK BECUSAN ANDA KEPADA MAMAH. KENAPA ANDA MELIMPAHKAN KESALAHAN ANDA KEPADA SAYA. SAYA TIDAK BERSALAH!" sambung Devian diakhiri dengan teriakan

  PLAKK//

Tamparan keras mendarat dipipi Devian. Siapa lagi tentu saja pelaku nya adalah Leo. Suasana di meka makan menjadi hening, para maid dan Penjaga pun hanya menundukan kepala. Leo pun hanya diam.

Ini pertama kali nya menampar Devian, tangan yang di pakai untuk menampar Devian juga sedikit bergetar. Sebelum nya hanya sarkasan dan cacian akan langsung membuat Devian dulu menurut.
Tapi sekarang kenapa Devian sangat membangkang kepada nya.

Di sisi lain Devian merasakan pipi nya nyut nyutan dan bibir nya sedikit mengeluarkan darah.

"BANGSAT SEBENARNAY MAU LO APA, GUE UDAH CUKUP SABAR SELAMA INI. KALIAN MINTA GUE MENJAUH GUE TURUTIN, SEKARANG MAU APA LAGI? GUE NGINGETIN KALIAN SEKALI LAGI, GUE DEVIAN KEANO BERSUMPAH GUE GAK AKAN PERNAH SUDI MENYANDANG SATU MARGA NERENDRA. GUE BAKAL PERGI SAAT NANTI LULUS DAN SAAT KALIAN NANTI KALIAN NEMUIN SEMUA BUKTI DAN KALIAN NYARI GUA UNTU MINTA MAAF. KARNA APA GUE GAK AKAN SUDI MEMBERIKAN MAAF. GUE HARAP KALIAN GAK AKAN MENDAPAT KEBAHAGIAN DAN KALIAN SEMUA MENDERITA!" teriak Devian

Devian berlari kedalam kamar dan membanting pintu sambil menangis. Dia melupakan rasa laparnya. Devian tidak bisa menahan rasa sakit didada nya akhirnya Devian tidur karna kelelahan terlalu banyak menangis.

Tbc

Seperti biasa vote

Hanya Seorang Figuran?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang