Chapter 22

1K 82 10
                                    

Typo tandai biar langsung direvisi

Happy Reading

"Yes liburan gratis hehehe. Kita mah mau mau aja bang selama itu gratisan. Yoi gak Sat?"  Ucap Wahyu dengan girang sambil menyenggol pelan Satria yang dibalas dengan dengusan kesal dari Satria.

"Sat sat aja lo wah. panggil yang lengkap dong, Satria gitu, berasa ambigu" jawab Satria memutar bola matanya.

"Thank ya bang, nanti kabarin aja kapan berangkatnya" tambah Satria pada Zendri yang hanya menganggukan kepala nya sebagai kepala sebagai jawaban.

Sekarang tatapan Zendri pada Devian, sedari tadi dia belum mendengar jawaban dari adik nya itu. Devian yang berasa ditatap pun mengalihkan pandangannya pada Zendri.

"Hmm gimana nanti" jawab Devian singkat. Jawaban ketus dari Devian membuat yang lain sedikit terheran.

'Bukannya Devian dan Zendri udah damai ya? Kok sikap Devian jadi cuek?' Batin mereka bertanya tanya tapi hanya diam karena sekali lagi permasalahan Devian dan keluarganya bukanlah ranah mereka untuk bisa ikut campur.

Teo yang sadar lebih dulu mencoba mencairkan suasana.

"Ahh ... gak asik lo Dev. Ayolah kapan lagi kan kumpul kumpul lagi gitu, kalo lo gak ikut malah batal lagi nanti rencananya ... ya ya ikut yaa" ucap Teo dengan muka memelasnya kearah Devian.

"Iya Dev, pokoknya lo tenang aja si Zendra kita iket biar gak bikin ulah ... ya ikut yaa, Devian kan Im- ganteng" tambah juna mengerlingkan matanya pada Devian.

"Ikut aja Dev" Arland juga ikut meyakinkan Devian.

Juna memberikan Kode pada Satria dan Wahyu juga. Untungnya mereka langsung peka pada kode Juna dan langsung memulai aktingnya.

"Iya nih Dev, ikut dong ... gak bakal rame kalo gak ada elo. Masa gue doang sama si Wahyu, nanti krik krik krik lagi. Ini juga liburan pertama kita nih sebagai temen jadi itung itung perayaaan lah yaa" ucap Satria si angguki oleh Wahyu.

"Bener Dev, lo santai santai aja tinggal tau beres deh" tambah Wahyu.

"Tck ... kalo dia gak mau ikut ya udah gak usah di bujuk. Justru bagus lah. Ngapain juga dia ikut malah bikin suasana hancur tau gak, so so an gamau ikut, cih ... itu akal akalan paling, dia pura pura jual mahal biar di lirik!" Ucap Zendri dengan sedikit keras.

Devian yang tadinya memilih teruss diam tapi setelah mendengar Zendra, emosinya langsung memuncak. Dia memandang Zendra dengan tajam dingin.

"Gak usah geer lo bangsat! Siapa jyga yang mau ikut sma lo, mending gue di rumah main ps. Biasanya juga gitu kan, lo dan keluarga lo keluar pun gak pernah ajakin gue tuh. Gak usah so peduliin gue sekarang" ucap Devian sambil menatap tajam Zendra. Dan Zendra pun ikut tak terima atas perkataan Devian, dia berdiri dari duduk nya dan menarik kerah baju Devian dengan kasar.

"SIALAN! Udah berasa menang HAH! Jangan pikir bang Izac dan Zendri berubah sikap sama lo terus lo jadi sombong ya! Gue gak akan terima! Lo itu cuma anak pembawa sial, inget itu!" Bentak Zendra lagi. Perlakuannya mengundang perhatian seluruh penghuni kantin. Zendri dan yang lainnya ikut berdiri mencoba melerai Devian dan Zendra. Zendra di pegangi oleh Teo dan Wahyu sedangkan Devian dipegangi oleh Zendri dan Arland. Satria? Dia cuma berdiri liat doang.

"Hahaha ... pembawa sial gimana yang lo maksud? Lo itu yang emang dasarnya dongo, lo salahin gue atas dasar apa? Kelahiran gue kedunia ini bukan kehendak gue sendiri. Asal lo tau ..." Devian menggantung ucapannya.

" ... GUE GAK SUDI BUAT TINGGAL SATU ATAP SAMA LO ANJING!! GUE GAK SUDI HARUS SATU MARGA SAMA PEMBUNUH KAYA KALIAN" Sambung Devian berteriak. Nafas nya memburu, wajahnya memerah menahan kesal, matanya berkaca  kaca.

"Apa salah gue sebenarnya? Kenapa lo salahin gue tanpa cari tau kebenarannya? Gue bukan penyebab mama meninggal. Gue baru lahir dan udah kalian salahin? SELAMA INI GUE CUMA PENGEN KASIH SAYANG KALIAN SEBAGAI KELUARGA GUE, GUE PENGEN DIPERHATIIN KAYA YANG LAIN, GUE PENGEN DI MANJA SAMA PAPAH, GUE PENGEN DISAYANG SAMA ABANG ABANG GUE. Cuma itu anjing! Tapi apa yang gue dapet? HAH APA YANG GUE DAPET? Cuma hinaan dari kalian. Lo pikir gue gak sakit hati selama ini?" Devian berhenti sejenak.

"Dan lo bilang apa tadi? Gue seneng karena bang Izac sama bang Zendri mulai Care sama gue? Enggak! Gue gak seneng sama sekali. Semuanya udah telat! Gue gak bakal buka hati gue lagi sama kalian, seberapa menyesalnya pun kalian gue gak bakal luluh" lanjutnya dengan Sentakan yang lumayan keras.

Kemarahan Devian sudah tidak dapat terbendung. Dua minggu dia mencoba menenagkan perasaanya tapi nihil, rasa benci pada keluarga tubuhnya yang baru itu sangat kental. Dia sudah lelah dengan drama keluarga ini. Dia kasihan pada Devian yang asli. Merasa dipermainkan oleh takdir, Saat Devian asli ada ditubuh ini apakah orang orang peduli? Apakah penantian Devian asli untuk mendapat kasih sayang keluarganya bisa terwujud? TIDAK!

Baru saat jiwa Leon yang masuk ketubuh Devian, dengan perubahannya sekarang barulah orang mulai Respect padanya. Kalo saja Izac dan Zendri waktu mungkin sampai saat ini dia harus terus menanggung kebencian pada hal yang tidak dia lakukan.

Sekarang liat lah ... apa yang dibicarakan Izac dan Zendri sebelumnya? Kesempatan? Mencoba memperbaiki hubungan? Hah mudah sekali mereka berkata seperti itu, tanpa tau rasa sakit yang ditanggung Devian mereka pikir dengan kata maaf dan rasa peduli yang mereka bisa tunjukan bisa meluluhkannya?

Mungkin jika Devian yang asli masih ada, dia pasti akan sangat bahagia Jika para abangnya mulai memehartikannya. Tapi sekarang berbeda.

Devian menghapus kasar air matanya dan berlari pergi dari kantin disusul oleh Wahyu dan Satria, meninggalkan keheningan dikantin.

Siswa/i yang lain menatap Iba kepergian Devian. Mereka saksi hidup dimana Devian untuk mendapat kasih sayang abangnya.

Beda hal dengan Zendra, Teo dan juna merasa aneh dengan perkataan Devian. Pembunuh? Apa maksudnya?

Sedangkan disatu sisi 2 orang mematung  menatap kosong dimana arah Devian tinggi. Wajahnya mereka pucat mendengar apa yang dikatakan Devian. Zendri hanya bisa menunduk sedih, sekuat tenaga dia menahan tangisannya. Dugaannya benar terjadi, Devian kembali dan membencinya.

Sedangkan Arland merasakan jantungnya berhenti berdetak sekian detik. Kaki nya lemas tak bertenaga, tangannya bergetar hebat.

'Kenapa Devian bisa tau? Jangan bilang ...' 

Tbece

***


Cerita dulu bentar.

Kan aku punya seorang sahabat yang suka sama salah satu cowok, tapi si cowok itu playboy. Aku udah ingetin dia jangan nembak dia, eh sahabat aku malah nembak dia dan akhirnya di tolak karena si cowok suka sama salah satu cewek.

Dia marah" gak jelas Dan sebagainya gitulah. Eh ternyata cewek yang di sukai sama crush sahabat aku itu aku. Aku orang yang di sukai si cowok.

Nah sahabat itu jauhin aku, gak tau aku alasannya. Sahabat aku juga bilang 'kamu suka ya smaa dia' aku jawab nggklah. Dia gak percaya padahal kan aku suka sama musuh aku sendiri. Mungkin dia berpikir seperti itu karena aku dekat sama gebetan dia.

Jadi apakah aku perebut?

***

Okey bestai 30 vote next (do'ain semoga aku up nya tepat waktu)

Hanya Seorang Figuran?! Where stories live. Discover now