33. Mengalah

36 1 0
                                    

" Aku hancur bukan karena dia menyakitiku, tapi aku di hancurkan sendiri oleh harapanku "

Raisfa Haifa Ifra

Aroma masakan menyebar ke seluruh ruangan. Hingga wanita yang baru saja keluar dari kamarnya pun tergoda untuk melihat asal wangi harum tersebut.

" Oh ternyata kamu Fa, lagi masak apa? "

" Bikin nasi goreng Ummi "

" Sini ummi bantu potong sayurnya "

Raisfa memberi ruang untuk Asyifa agar bisa membantunya menyiapkan toping untuk nasi goreng yang ia buat.

" Ummi, nanti Rara mau ke mall, mau beliin kado buat umma, boleh nggak Ummi "

Izin Raisfa sembari mengaduk nasi di penggorengan, Asyifa mengangguk mengiyakan.

" Boleh, tapi jangan sendiri, biar Abi yang nemenin "

" Gausah Ummi, Raisfa bisa sendiri, lagipula Mas Abi hari ini masih di rumah Mbak Agnetta "

" Gak papa, nanti biar ummi yang bicara sama suamimu "

" Tap......... "

" Topingnya sudah nih Fa, waktunya kita plating "

Raisfa hanya bisa menghela nafas panjang. Ia tak mungkin melawan keinginan mertuanya itu.

" Maafin Rara ya Mbak "

Batinnya merasa sangat bersalah pada Agnetta. Setelah berkutat beberapa menit akhirnya nasi goreng itu telah jadi. Mereka pun segera menatanya di meja makan.

..............

" Assalamualaikum "

Salam Abizar sembari membuka pintu, terdengar suara balasan salam dari arah dapur di ikuti oleh perempuan yang menyembul di balik tembok dapur. Dengan cekatan perempuan itu menghampiri Abziar kemudian mencium tangannya. Ia selalu melakukan itu setiap kali Abizar memasuki rumah, entah sehabis mengajar, ataupun sehabis solat subuh seperti sekarang ini.

" Bentar mas, Netta lagi masak "

Kata Agnetta langsung berjalan terburu buru ke arah dapur.

" Pelan pelan sayang, jangan lari "

Kata Abizar ikutan berlari untuk mengejar Agnetta. Laki laki itu sangat takut jika Agnetta terjatuh. Namun ketakutannya itu tidak terbukti. Abizar kemudian melingkarkan tangannya di perut sang istri. Ia mengelus perut itu dari belakang. Laki laki itu menyenderkan kepalanya pada bahu Agnetta. Merasa sedikit geli dengan perbuatan sang suami Agnetta segera melepaskan diri dari Abizar.

" Ihh mas, Netta mau masak dulu "

Keluh Agnetta gara gara tingkah sang suami yang malah mengeratkan rangkulannya kala Agnetta menggeliyat mencoba melepaskan diri.

" Udah diem, lanjutin masaknya "

" Ntar nasi goreng favorit mu gosong mau? "

Pertanyaan itu langsung membuat Abizar mengendurkan rangkulannya. Bahkan laki laki itu langsung melepaskan kedua tanganya dari perut Agnetta. Agnetta tersenyum lebar karna berhasil mengancam. Hari ini memang Abizar yang request menu untuk makan pagi atau biasa di sebut sarapan.

Abizar menjauh dari Agnetta dengan wajah yang di tekuk. Laki laki itu bahkan mengerucutkan bibirnya sembari merebahkan kepalanya di meja makan. Agnetta yang melihat itu merasa gemas. Bagaimana tidak Abizar yang sudah hampir berkepala tiga itupun masih seperti remaja dengan sifat kekanak kanakannya.

Gus AbiWhere stories live. Discover now