21. Tidak Selalu Ada

45 3 0
                                    

" Dia yang datang lebih dulu, tapi aku yang berhasil memilikimu, dia selalu datang tepat waktu, bukan seperti ku yang datang ketika semua telah berlalu, dia selalu bisa melindungimu, lantas berhakah aku cemburu? "

Abizar Aifaz Fadgham

" Sayang, bangun yuk, udah jam lima lo, kamu belum subuh "

Kata Abizar sambil menggoyang halus pundak Agnetta. Namun itu tak mampu membangunkan sang istri. Abizar menghela nafas, laki laki tersenyum  kala mendapat ide lain. Abizar mendekatkan mulutnya pada telinga sang istri.

" Bangun sayang........subuhan "

Bisikan itu tak membuat Agnetta bangun, Agnetta merasa terusik namun tak jua membuka mata. Abizar tak menyerah jika tadi telinga kiri yang ia bisiki sekarang Abizar beralih ke telinga kanan sang istri.

" Bangun sayang...... mpun siang, subuhan dulu istriku.... "

Respon tubuh itu tetap sama. Dengan helaan panjang ia memandangi ke sekitarnya, setelah merasa keadaan aman ia menarik niqob sang istri.

Laki laki itu tersenyum kemudian mendekatkan wajahnya pada wajah sang istri. Ia menghujami wajah sang istri dengan kecupan.

Abizar terus mengecup i wajah Agnetta hingga kesadaran perempuan itu benar benar kembali.

" Aisshhh mas Abi...... "

Keluh perempuan itu mendorong tubuh Abizar.

" Subuhan sayang "

Agnetta mengerjap kemudian menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 5 lewat. Amarah perempuan itu karena  tidurnya terganggu oleh Abizar pun langsung menguap.

" Astagfirullahalazdzim, ih kok baru di bangunin sih mas.... "

Abizar menggelengkan kepalanya melihat istrinya yang susah ketika di bangunin tapi malah menyalahkannya.

" Marahnya nanti sekarang solat dulu, tayamum atau wudhu? "

" Wudhu "

" Yasudah, sini mas bantu "

Perempuan itu mengangguk kemudian Abizar membantu istrinya untuk mengambil wudhu.

" Solatnya sambil baringan aja ya "

" Sambil duduk kuat kok "

" Ntar perutnya sakit lagi, nurut ya? "

Akhirnya Agnetta menurut, dan segera melaksanakan kewajibannya. Abizar keluar dari ruangan itu, laki laki itu mencari sarapan untuk sang istri. Makanan yang di sediakan dari rumah sakit itu tak cocok dengan lidah Agnetta. Jadi laki laki itu berinisiatif membelikan Agnetta bubur ayam kesukaanya.

" Mang saya beli bubur ayamnya satu, bawang gorengnya banyakin ya mang "

" Okey mas, di tunggu sebentar ya "

Setelah bubur itu siap, Abizar kembali ke ruang inap Agnetta sembari menenteng bubur itu. Ketika laki laki itu masuk Agnetta telah menyelesaikan prosesi solat subuh yang agak kesiangan tersebut.

" Apa itu mas? "

" Bubur ayam, mas suapin ya? "

" Dari kemarin bubur terus deh, bosen "

Abizar menghela nafas kemudian menaruh kembali bubur tersebut di nakas. Laki laki tersebut mengelus kepala sang istri.

" Mau makan apa? "

" Emmmm pinginnya salad buah "

" Pagi pagi gini nyari salad buah dimana sayang? "

" Bilang aja gamau! "

Gus AbiWhere stories live. Discover now