12. Kilas Buruk

54 5 0
                                    

" Aku pernah dengar, memaafkan tidak semudah melupakan, tapi memaafkan bukan berarti harus melupakan, Memaafkan hanya perlu mengikhlaskan rasa sakit secara perlahan, mengubur rasa kecewa dengan dalam, hingga hati tentram tanpa tersimpan dendam "

Abizar Aifaz Fadgham

Seorang gadis berjalan di kegelapan malam. Semua lampu jalan padam, hingga gadis itu hanya mengandalkan sinar rembulan.

Ia tak sama sekali takut karena ia yakin ada Dzat yang selalu melindunginya. Gadis itu baru pulang dari kajian.

Seharusnya ia tak perlu datang karena dia harus segera pulang. Tapi karena dia selaku panitia, ia tetap memutuskan datang. Setelah ia menyelesaikan tugasnya ia langsung pulang, tak menunggu yang lainnya.

" Apa kamu mau pulang sendiri Netta, mending kamu telepon calon suami kamu saja. Lebih aman "

" InsyaAllah Netta tidak apa apa Ustadzah, selama ada Allah di hati Netta, Netta rasa tak ada yang perlu d khawatirkan "

Balasan optimis dari murid yang ia anggap putrinya itu membuat bibirnya tersenyum. Netta segera menyalimi tangan gurunya dan beranjak pergi.

Gadis itu berjalan dengan menundukkan kepala. Lisannya tak pernah berhenti melafalkan lafad lafad terpuji sembari tersenyum senang.

Larut membayangkan hal menyenangkan ia tak menyadari ada bahaya yang menghadangnya.

Segerombolan pria terlihat mengawasi gerak gerak gadis berpakaian tertutup itu dengan tatapan lapar, seolah singa yang mendapatkan mangsanya.

Gadis itu mendongak itu mengecek masih seberapa jauh kan dia berjalan. Matanya tak pernah menatap curiga pada segerombolan pria tersebut.

Beruntung pemikiran positifnya benar. Ia mengucap syukur karena segerombolan pria itu membiarkannya melewati jalan tanpa menganggu.

Ia pikir ia udah aman. Namun ternyata salah. Salah seorang dari mereka menghadang jalannya.

" Mau kemana manis? "

Katanya dengan menyeringai. Sadar akan bahaya yang ada di depan mata. Gadis itu mencoba berlari.

Namun sebelum gadis itu benar benar berlari dua orang dari empat pria itu telah mencengkram tangannya. Membuat gadis itu tak sengaja menjatuhkan kitab yang ia bawa.

Gadis itu terus berontak. Ia mencoba menginjak kaki dua orang yang memaksa dirinya untuk mengikuti mereka.

" Aukhhh sialan!!! "

Mendapat serangan mendadak membuat dua orang itu terkejut dan cengkraman tangannya melemah.

Gadis itu langsung berlari kencang setelah berhasi lepas dari cengkraman kedua orang tadi. Namun gamis yang ia gunakan menghalangi langkahnya. Gadis itu terjerembab.

" Hahhahhaha "

" Mau lari kemana manis "

" Mending ikut kita "

" Mari kita menghangatkan diri bersama. Hahahaha "

Gadis itu mencoba berontak kala tangan tangan itu mencoba menariknya paksa. Ia menggigit tangan orang yang berani mencrengkan lengannya. Itulah perlawanan akhir sebelum ia tak sadarkan diri karena kepalanya di hantam kayu.

Gus AbiWhere stories live. Discover now