28. Hamil?

46 5 2
                                    

" Aku tahu cinta itu anugerah, tapi cinta yang sedang tumbuh dalam diri ini jatuh ke tempat yang salah "

Raisfa Haisfa Ifra

Suasana ruang minimalis yang tertata rapi terlihat sepi lenggang. Seorang laki laki tengah memijit pelipisnya pelan. Tak lama pintu ruangannya terbuka. Tanpa harus berpikir keras ia tahu siapa di balik daun pintu tersebut.

" Assalamualaikum Gus "

Salam seseorang itu langsung duduk di hadapan Abizar. Abizar menjawab salam itu dengan tersenyum. Melihat cekungan mata Abizar sedikit gelap serta tatapan mata gus nya itu sayu membuat cowok itu sedikit khawatir.

" Gus sakit? Udah gk tidur berapa malem? Sampai punya mata panda "

" Tidak kok, mana buku yang saya minta? "

Dengan sedikit perasaan jengkel Fahry menyodorkan sebuah buku tebal ke arah Abizar. Pria itu langsung terfokus sama catatan di buku tersebut tak memperdulikan lagi keberadaan Fahry.
Fahry tetap di tempatnya hingga Abizar pun menatapnya heran, tidak biasanya Fahry mau berlama lama di ruangannya. Bahkan biasanya cowok itu langsung pamit kala buku yang ia pegang telah pindah tangan.

" Loh kamu ga ada kelas Ry? "

" Gus nanya? "

Kening Abizar mengerut melihat respon Fahry, ia pun tak jadi fokus ke buku yang ia pegang. Ia menatap Fahry dengan kening berkerut.

" Gus aja belum jawab pertanyaan saya "

" Saya tidak sak.... "

" Gak tidur berapa hari? "

Karena terus di desak Abizar menghela nafasnya panjang.

" Akhir akhir ini ada masalah di koperasi, omset pengeluaran sama pemasukan tidak stabil, jadinya ada sedikit kerugian gara gara itu. Pembelian barangnya pun tidak di handle dengan baik, asal membeli tanpa di cek dulu apa yang kosong. Ada barang yang akhirnya tak terjual "

Jika tadi Fahry cerewet mendesak Abizar untuk membuka mulut, namun sekarang cowok itu malah terdiam seribu bahasa. Tatapan cowok tersebut terlihat sinis ke arah Abizar.

Abizar menghela nafas. Walau ia tak mengutarakan alasan sebenarnya yang membuatnya susah tidur, tapi dia tak sepenuhnya berbohong karena memang masalah koperasi cukup menganggunya akhir akhir ini. Jadi dia tidak salah bukan?

" Bagusan dikit kek alasannya, kan emang omset koperasi di urus langsung sama Nyai Asyifa kan? Jadi apa hubungannya denganmu? "

Skakmat, Abizar terdiam.

" Kalau ga bakat bohong itu gausah sok sok an bohong gus, malu malu in aja "

" Apaan sih? Orang emang tentang koperasi kok "

" Logika ya gus, Nyai Asyifa itu serumah lo sama Gus, kenapa gak di selesaikan secepatnya? Malah di ulur ulur kan gak mung..... "

" Iya iya iya "

Seloroh Abizar merasa risih di ceramahi oleh Fahry. Fahry terdiam, praduganya semakin kuat. Mungkin masalah yang tengah di amali oleh gus nya itu tentang Agnetta. Cuma satu orang itu yang berhasil mempporak porandakan hati gus nya. Kendati dia tak tau persis apa masalahnya, tapi ia tahu inti permasalahan gus nya itu.

Melihat raut wajah Abizar yang tidak bersahabat membuatnya mengalihkan topik. Fahry tidak meneruskan kekepoannya, tidak sopan rasanya menanyakan hal privasi seperti ini kepada orang lain, apalagi dia adalah guru nya.

Mereka berbincang sejenak sebelum akhirnya Fahry pamit undur diri. Abizar memjiat pelipisnya yang terasa berdenyut nyeri. Laki laki itu terlihat memejamkan matanya untuk meredakan rasa pusingnya.

Gus AbiWhere stories live. Discover now