Cewek centil?!

5 0 0
                                    

Dalam perjalanan menuju kampus tidak ada percakapan antara keduanya, sampai setelah beberapa menit terdiam Asgar membuka suara.

"Kamu belum jawab pertanyaan aku semalem."

"Yang mana?"

"Kamu kenapa cemberut malem tadi? Nadanya juga datar banget sama suami, lagi badmood atau gimana?"

"Ya gapapa sih." Shafia memilih untuk tidak bercerita, karena malas membahasnya.

"Aku tau pasti ada apa-apa, kamu mikirin ucapan Papa kan?" tebak Asgar.

"Kalau tau ngapain nanya."

"Kenapa mikirin itu? Gak penting banget."

"Emang gak penting bagi kamu."

Asgar mengangkat sebelah alisnya, "terus bagi kamu itu penting?"

"Iya."

"Sepenting itu untuk dipikirin?"

"Aa' pernah mau dinikahin sama anaknya Tante Dita, itu artinya Tante Dita dari dulu udah ngeharepin Aa', makanya dia banding-bandingin aku dengan anaknya yang lulusan luar negeri itu, karena aku tau memang aku gak pantes buat Aa'," jelas Shafia panjang lebar.

"Kamu insecure sama anaknya Tante Dita yang gak ada apa-apa nya itu dibanding kamu?"

"Kalau iya kenapa? Gak boleh aku insecure sama dia?"

"Gak."

"Kenapa?"

"Karena kamu jauh lebih baik dari dia Ala."

Mobil Asgar sudah terparkir di halaman kampus, Shafia buru-buru melepas selt beat nya dan hendak membuka pintu mobil namun dikunci oleh Asgar.

"Buka A'."

"Masalah ini belum selesai, kamu mau menghindar gitu aja?"

"Aku gak menghindar, pembahasan tadi udah cukup bagi kamu kan?"

"Belum."

"Yaudah lanjut nanti di rumah, aku mau kelas dulu. Cepet buka pintunya."

"Ngambek mulu perasaan," gumam Asgar lirih sambil membuka pintu.

"Iya emang aku ngambekan, siapa suruh kamu nikahin?" celutuk Shafia sebelum akhirnya menutup pintu mobil dengan sedikit keras.

"Astaghfirullah, punya istri yang hobinya ngambek harus ekstra sabar, masa baru dua hari nikah udah berantem."

"Gara-gara anak Tante Dita nih! Dasar penganggu!"

Setelah mengatakan itu Asgar keluar dari mobilnya dan menuju ruang dosen.

...🌼🌼...

"Wehhh manten baru udah masuk aja nih? Gak libur dulu neng?" goda Nana mencolek dagu Shafia.

"Jangan keras-keras Na, entar didenger gimana?"

"Gapapa dong, kan di kampus ini gak ada aturan gak boleh nikah."

"Tetap aja aku takut."

"Eh tapi kalau lo udah go public tentang hubungan lo dengan Pak Asgar lo kudu ati-ati Sha."

"Kenapa?"

"Disini tikungannya tajem, harus dijaga sepenuh hati Pak Asgar nya, biar gak kecantol cewek-cewek disini."

Shafia tertawa pelan mendengarnya, "iya sih, secara suami gue kan ganteng kaya cowo-cowo di negeri gingseng."

"Makanya hati-hati."

Tak SamaWhere stories live. Discover now