Pendekatan Heza

3 0 0
                                    

Shafia duduk sambil menikmati ribuan bintang yang menghiasi langit malam, ditemani bulan sabit yang sangat indah membuat Shafia tak henti mendongakkan kepalanya ke atas.

"Ya Allah, aku sudah dibuat baper sama manusia ciptaanMu."

"Kenapa sih, setiap pengen ngindarin orang malah kepikiran dia terus!"

Shafia menggelengkan kepalanya. "Sadar Sha, Kak Heza belum tentu mau sama lo! Sadar!"

"Siapa Heza?"

Suara bariton seseorang yang sangat Shafia kenal, ia menoleh kebelakang dan terlihat Arzan sudah berdiri dibelakangnya.

"Ihh Abang kaya jin tomang muncul tiba-tiba! Ngagetin tau!"

Arzan ikut duduk disamping Shafia. "Ini sudah malam Sha, kenapa belum tidur?"

"Belum ngantuk Bang."

"Mikirin si Heza itu?" tebak Arzan yang membuat Shafia terdiam.

"Enggak ya!"

"Jujur sama Abang, siapa dia?"

"Orang."

"Iya Abang tau dia orang, kalau dia hewan pun gak mungkin kamu mikirin dia sampe gak tidur gini."

"Apaan sih Bang, aku gak mikirin dia ya."

"Terus yang tadi Abang denger apa?"

"Abang cuma denger sedikit, lagian-"

"Abang denger semuanya."

"Dari mulai kamu ngomong udah dibuat baper sama manusia ciptaanMu."

Shafia mendadak malu, ia menunduk karena tak ingin terlihat bahwa sekarang pasti pipinya sedang memerah.

"Tuh kan merah pipinya."

"Apaan sih Bang, enggak ya, gak ada!"

"Udahlah Sha, kamu gak bisa bohongin Abang."

"Emang kapan aku bohongin Abang?"

Arzan menghela nafas panjang, Adiknya ini sulit sekali untuk terbuka dengannya. "Yaudah kalau kamu gak mau cerita. Yang jelas Abang cuma ngingetin hati-hati sama perasaan kamu sendiri. Jangan berharap kepada manusia, karena itu menyakitkan."

"Tidur Sha, begadang gak baik buat kesehatan." Setelah mengatakan itu, Arzan beranjak keluar dari kamar Shafia.

"Iya sih emang bener, jangan berharap kepada manusia."

"Tapi gimana gak berharap kalau manusianya kaya ngasih harapan."

...🌼🌼...

"Siang Sha," sapa Heza saat di Koridor.

"Siang," balas Shafia singkat.

"Sendirian aja nih?"

"Iya."

"Udah mau mulai kelas?"

"Iya."

"Sampai jam berapa?"

"Dua."

"Oh ya Sha, kalau lo gak keberatan gue mau ngajak makan bareng nanti."

"Sorry ya Kak, gue sibuk. Duluan Kak."

Heza hanya menatap bingung kepergian Shafia. "Kenapa Shafia jadi aneh kaya gitu?"

Shafia menghentikan langkahnya ketika sampai di taman kampus. Ia duduk sambil mengotak-ngatik ponselnya untuk memberitahu Nana kalau dirinya sudah sampai di kampus.

Tak SamaWhere stories live. Discover now