40-BAIKAN

534 60 80
                                    

TERIMAKASIH SUDAH MENGKLIK PART INI.

"Yang tidak vote, tangannya jamuran."
-Arlan Gravantra

"Yang tidak follow, gak disayang Zion."
-Karzion Mahendra

"Yang gak komen, gak dipacarin Nando sebagai pelampiasan karna gamon dari Milena, haha😂"
-Firnando Arsenio

"Yang vote, follow, sama komen, gue jadiin istri kedua, mau?"
-Rivandoxa Zanendra

Liona said, "langkahin dulu mayat gue!"

TEMBUS 5K VOTE + 3K KOMEN!

Attention!
Bagian pertama ini sedikit mengandung unsur 18+. So, BIJAK DALAM MEMBACA!

__________

"Maaf untuk semuanya."
___________

PLAKK!

Tamparan keras itu membuat Rivan terhuyung ke samping. Liona marah karna Rivan yang sudah merobek kasar bajunya. Dan ketika Rivan hendak melepaskan bra yang tertengger manis di dadanya, Liona dengan cepat melepaskan tangannya dari cengkraman Rivan hingga berakhir menampar pipinya dengan keras.

Sudah cukup dengan ciuman yang disertai dengan hisapan kuat di lehernya. Liona panik karna ia tahu tujuan Rivan yaitu ingin mengambil keperawanannya. Namun untuk saat ini, Liona tidak akan menyerahkan dirinya karna Rivan hendak melakukannya dalam keadaan yang sedang mabuk.

Liona mengontrol napasnya hingga normal kembali. Ia pun menoleh ke arah Rivan yang kini mengerang kesakitan sambil memegangi kepalanya. Dan kini ia tengah bergerak gelisah di atas ranjang.

"AKHH!" erang Rivan kesakitan. Minuman semacam apa yang membuatnya hampir gila seperti ini?
Liona berusaha untuk melepaskan jaket kulit hitam yang masih dikenakan Rivan. Dan berhasil, meskipun tangan Rivan berusaha memegang pergelangan tangannya, namun Liona bisa mengatasi itu.

"Liona, apa gue seberandal itu?" tanya Rivan mengigau dengan suara seraknya. Ia masih belum sadar.

Pertanyaan Rivan itu membuat Liona terpaku ditempatnya. Detik itu juga rasa bersalah menghampiri dirinya. Liona menatap sendu ke arahnya dengan penuh penyesalan. Ia berusaha memegang pipi Rivan.

"Maaf, aku salah. Kamu gak seberandal itu buat aku. Maaf ya, udah buat kamu seperti ini," ucap Liona lirih.

Dan beberapa detik kemudian, keadaan menjadi hening.

"ARGHH! PANASS!" adu Rivan.

Menyadari hal itu, Liona dengan segera melepas semua pakaian Rivan dan meninggalkan boxernya saja. Mungkin dengan cara itu, rasa gerah dan panas yang dirasakan Rivan busa berkurang.

Liona kaget ketika merasakan tubuhnya tiba-tiba kembali terjatuh di kasur, dan pelakunya adalah Rivan. Rivan langsung menguncinya di bawah, dan membawa kedua tangan Liona di atas kepalanya untuk ditahan di sana sehingga Liona tidak bisa melakukan pergerakan apa-apa.

"Help me, please, sayang," bisik Rivan serak membuat Liona menggelengkan kepalanya kuat-kuat.
Rivan dengan tatapan sayunya bisa melihat itu, dan membuat bibirnya menyeringai kecil, semakin tertantang untuk menerkam gadis di depannya ini yang tidak lain adalah istrinya sendiri. Jadi, situ salah, apa nggak, yaa?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RIVANDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang