17-PERPUSTAKAAN

1K 157 81
                                    

Terimakasih sudah mengklik part ini.

Wajib follow akunku sebelum baca.

Tandai typo ✅

_________

"Jangan main-main sama gue. Gue cuma gak suka yang udah jadi milik gue dibagi sama yang lain."
~Rivandoxa Zanendra~
_________

Rivan menghisap dalam-dalam rokok elektriknya sambil melihat ke arah langit. Saat ini ia sedang berada di rooftop sekolah. Iya, dia bolos lagi. Ia melamunkan apa yang sudah dilakukannya saat di kantin tadi. Entah mengapa ia melakukannya. Entah mengapa ia tiba-tiba merasa tidak suka jika ada orang lain, khususnya cowok yang dekat dengan Liona, istrinya. Padahal sebelum-sebelumnya tidak begitu. Namun seiring berjalannya waktu, lama-lama Rivan jadi risih sendiri. Ia merasa tidak mau memberi apa yang yang sudah seharusnya menjadi miliknya. Dan itu sudah terbukti dari perbuatannya tadi. Apa benar ia cemburu? Apa ia mulai menyukai Liona?

Akh! Rivan mengacak rambutnya frustasi. Ia tidak boleh jatuh pertama. Ia tidak boleh mengalah akan perasaannya. Namun ia juga tidak boleh menyalahkan fakta. Apa benar rasa itu mulai tumbuh?

Dering nada panggil di ponselnya membuat Rivan tersadar dari lamunannya. Ia berdecak melihat nama kontak "ARLANJING" di atas layar ponselnya.

"Hm."

"Lo dimana?"

Sudah ia tebak. "Rooftop."

"Oke, otw."

Tuk. Panggilan dimatikan oleh Arlan. Tak lama kemudian, Arlan datang bersama Zion. Mereka berdua menghampiri Rivan yang masih duduk bersandar pada penyangga sofa disitu.

"Ngapain lo?" tanya Arlan.

"Duduk," jawab Rivan singkat.

Arlan memutar bola matanya malas. Ia dan Zion ikut duduk disamping Rivan.

"Lo lagi ada masalah?" tanya Zion. Walau sebenarnya mereka sudah tahu apa yang sedang melanda hati Rivan sekarang. Namun mereka ingin memastikan lebih dalam.

"Menurut lo?" tanya Rivan datar.

"Bilang cemburu aja apa susahnya?" sindir Arlan jengah. Dasar suka ceplas-ceplos!

Rivan mendelik sinis ke arah Arlan. "Tau apa lo?"

"Gue tahu kalo semisal ada cowok yang gak suka lihat ceweknya di dekatin orang lain, itu tandanya cemburu," balas Arlan santai.

"Ya kan?"

"Sotoy!" cibir Rivan.

"Lah, gue emang benar, anjir! Lo cemburu bilang aja, gak usah gengsi!"

"Gue gak cemburu, cuma gak suka aja," kilah Rivan membela diri.

"Sama aja, bego! Sama!" sergah Zion.

"Lo jujur aja deh Van, sama kita, lo suka Liona, kan?" tanya Arlan.

"Nggak."

"Alah, gak usah boong sama gue. Gue kasih tau aja sama lo, Van. Kalo lo semakin nggak jujur sama perasaan lo, Liona akan semakin ngerasa kalo lo emang gak ada perasaan apapun sama dia dan ngerasa kalian berdua tuh gak cocok. Lo tau apa akibatnya? Liona bisa aja di embat, Van. Lo mau kalian ujung-ujungnya cerai?" Zion menerangkan.

RIVANDO Where stories live. Discover now