37-KARZION MAHENDRA

232 56 73
                                    

TERIMAKASIH SUDAH MENGKLIK PART INI

SATU VOTE DARI KAMU SANGAT BERHARGA BUAT PENULIS

JANGAN MENJADI PEMBACA GELAP

BANJIRI KOMENTAR KALIAN DI SETIAP PARAGRAFNYA GAEES!!

OKE, SELAMAT MEMBACA 😍

____________

"Jika yang kita miliki sekarang ini akan pergi suatu saat nanti, selalu ada pengganti yang membuat hidup kita akan berwarna kembali meskipun penggantinya tidak sama dengan yang kita miliki sebelumnya."
~Karzion Mahendra~
____________

"Aku duluan ya Na," ucap Naya sambil melambaikan tangannya ketika ia sudah naik ke atas ojol pesanannya.

Liona balas melambaikan tangannya. "Oke Nay, hati-hati."

Dan motor matic itu pun mulai melaju meninggalkan kawasan sekolah. Sementara Liona mulai menyebrang jalan. Ia pun melanjutkan langkahnya untuk sampai ke halte bis. Sesampainya di sana, ia pun duduk di bangku besi yang tersedia di situ menunggu datangnya bis.

Hingga sebuah motor berhenti di depannya. Liona mengernyit. Sang pemilik motor mulai mengangkat sedikit kaca helmnya ke atas.

"Zion?"

"Naik Na, kasian lo disitu kayak yang lagi nunggu BLT," gurau Zion.

Liona berdecak kesal. "Apaan sih, gue lagi nunggu bis kali. Mending lo duluan aja, deh."

"Gapapa Na, gue iklhas lahir batin ngantar lo. Lo gak liat, langitnya mulai mendung. Cepet naik, keburu hujan."

Liona mendesah pasrah. Memang benar, langit mulai menunjukkan warna gelapnya, pertanda hujan akan segera turun.

"Yaudah, deh." Liona pun menaiki motor Zion. Zion pun kembali melajukan motornya.

Namun keberuntungan tidak bepihak pada mereka berdua. Setengah perjalanan, tiba-tiba rintik hujan mulai turun. Liona bisa merasakan hal itu. Hingga semakin lama, rintiknya semakin deras dan mulai membasahi mereka.

Liona menepuk pundak Zion. "Yon, menepi dulu!"

Tanpa memberikan responnya, Zion pun membawa motornya memasuki sebuah pondok kecil yang tak jauh di pinggiran jalan. Liona turun dari motor dan berlari kecil menuju pondok itu sambil mengangkat tangan untuk menutupi kepalanya. Zion melakukan hal yang sama.

Terlihat rambut Liona yang sedikit basah, begitu juga dengan seragamnya. Ia mulai merasa kedinginan karna hujan itu disertai dengan embusan angin yang sedikit kencang.

Zion yang melihat hal itu pun melepaskan jaket kulit hitamnya dan meletakkan di pundak Liona. Liona tertegun menyadari perlakuan Zion.

"Pake aja, hawanya dingin, nanti gak baik buat kesehatan lo," ucap Zion datar.

Liona tersenyum tipis lalu mengangguk kecil, kaku.

"Makasih." Zion hanya menganguk. Liona memperbaiki letak jaket itu ditubuhnya. Sementara Zion menatap ke luar pondok sambil menggosok-gosokkan tangannya. Keduanya saat ini dalam posisi duduk di bangku pondok yang ada disitu. Tidak terlalu panjang, hanya cukup muat diduduki oleh dua orang saja.

RIVANDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang