"Oh Tuhan, ternyata aku sudah setua ini." ucapnya sembari mengusap air mata.

"Aku sungguh malu ingin bertanya padanya tentang hari itu."

Di detik itu, perutnya terasa seperti dijejak. Bayi dalam kandungan, rupanya ikut menemani sang ibu yang bernostalgia.

Felix naikkan kemeja putihnya untuk melihat kulit perut. Janinnya bergerak membentuk jejak di kulit itu. Dia pun mengelus dimana janinnya menjejak.

"Baby.. apakah kamu mirip Mama atau Papa?"

Pintu kamar di buka sesaat setelah dia berbicara dengan calon bayi Hwang. Dan tak disangka-sangka tamu hari ini datang dengan wajah berserinya.

"Felix! Saudaraku!" Langkah kaki itu sangat cepat hingga dia sudah berada di samping Felix.

Laki-laki itu segera membuat Felix berdiri dari duduknya dan memeluk erat dari samping. "Aku rindu sekali. Apalagi browniesmu aku lebih rindu" imbuhnya dengan suara menggelegar.

"Paman!" itu Celine yang baru tiba dari sekolah dan mendengar pamannya datang dari Bibi Kim.

"Ohoho..! Putriku!" sahutnya dan langsung berlari menggendong Celine.

Dikecupinya pipi gembil ponakannya yang baru pulang sekolah. "Hhmph kok putri Paman bau kecut." candanya dengan tersenyum lebar.

"Celine tidak bau. Paman yang bau!" jawab Celine  dengan wajah garang tapi imut.

"Duuh sikap ini, sikapmu mirip sekali dengan Felix. Suka marah-marah." katanya dengan tertawa ringan kemudian bercicit "tapi sayang, wajahmu mirip Hyunjin."

"Tapi paman tetap sayang Celine." ujarnya lagi-lagi mengecupi pipi putri Hwang.

Sekitar lima menit yang lalu Hyunjin menjemput Sam di Bandara. Sehingga Celine akhirnya dijemput oleh sopir keluarga Hwang. Di Bandara, dia bersikap biasa saja dan tak memasang wajah bahagia ketika bertemu Hyunjin. Hingga mereka sampai di rumah Hyunjin, Sam langsung berlari ke atas mencari anak-anak Hyunjin dan Felix.

"Dimana Innie?" tanyanya pada Hyunjin.

"Di rumah Mama tadi Papa bilang mau ajak Innie menonton pertandingan bola." jawab Hyunjin.

Sam mengeluarkan ponselnya, dia segera menelpon Papanya dan terdengar kecekcokan disana. Hingga akhirnya dia tersenyum karena berhasil bernegosiasi dengan Papa Hwang untuk membawa Innie pulang ke rumah.

Di taman samping rumah, wajah Sam tambah berseri ketika bermain dengan Innie dan Celine. Setelah Innie tiba di rumah, dia langsung menggendongnya dan akhirnya menggendong kedua anak Hwang. Katanya tak ada yang lebih membahagiakan selain bermain dengan ponakannya. Ketika diberikan pertanyaan perihal pernikahan oleh sang Mama, dia punya banyak alasan untuk menjawabnya.

"Kau tidak ingin menikah?"

"Umurku baru 34, jadi ya.. nanti saja."

Lalu ketika berada di rumah Hyunjin, dia akan mengusir kedua orang tua ponakannya agar dia bisa bermain tenang.

"Sana kalian berdua pergi saja. Pacaran lagi juga tidak apa." ucapnya tanpa menengok lalu dia melongos begitu saja ke dapur untuk mencari minuman atau sekedar makan dulu seakan berada di rumah sendiri.

Berjalan-jalan di bibir pantai, Felix yang memakai celana pendek juga kemeja putih itu baru saja dioleskan tabir surya oleh Hyunjin. Dia memasangkan topi pantai pada sang istri agar terlihat imut. Ketika mengikat tali topi di dagu Hyunjin mencuri satu kecupan di bibir ranum sang istri.

Tapi sepertinya satu kecupan tak cukup untuknya hingga akhirnya kepala Felix terdorong ketika Hyunjin mengecup bibirnya putus-putus. Pipi itu merona dan wajah yang tambah tembam karena sedang mengandung itu terlihat imut.

Kisah Kita | HyunLixDonde viven las historias. Descúbrelo ahora