41

12.9K 376 9
                                    

Beribu maaf aku ucapkan karena sempat ngilang tanpa kabar 🙏🙏🙏.

Tapi itu semua ada sebabnya, aku sempet drop kemarin karena kecapean. Jadi nggak bisa megang hp, apalagi ngetik cerita di WP. Kemarin murni aku cuma baring doang, kalo bangun kepalanya tuh pusing. Jadi sebagai ucapan maaf aku up double deh biar kalian maafin aku. 😥🙏🙏🙏.

Sekali lagi maaf ya readers 🙏🙏🙏.

Sebelum baca, jangan lupa vote, komen, dan follow 😘.

*****

Bara menghisap rokok nya dalam, mata nya menatap lurus kedepan halaman yang dihiasi lampu temaram. Ia menoleh kebelakang, mendapati Bella masih terlelap diranjang. Senyumnya merekah, istrinya itu tepar setelah pergulatan panas mereka. Bahkan saat ia membersihkan tubuh Bella, istrinya itu tetap tak berkutik. Sepertinya aktivitas mereka cukup menguras tenaga Bella, apalagi istrinya itu tengah berbadan dua. Ah, salah! Bara lupa, istrinya itu kini tengah berbadan tiga.

Bara kembali menatap keluar dari balkon, matanya menyipit melihat sebuah mobil memasuki halaman. Walaupun cahayanya cukup temaram tapi Bara bisa menebak pemilik mobil itu.

Setelah mematikan rokoknya dan membuangnya ke tong sampah. Bara berjalan perlahan keluar kamar, takut membangun kan Bella. Sesampainya di lantai bawah ia menemukan dua orang tamu yang disambut ramah kedua mertuanya, dan Bara mengenal mereka. Mereka adalah Dion dan Gavi, dua dari lima sepupu laki-laki Bella. Tapi salah satu dari mereka sudah Bara tunggu kehadiran nya.

" Bara, Ica dimana? Ini kita kedatangan tamu." Tanya Tristo yang melihat Bara dibelakangnya.

" Ica tidur Yah, perlu Bara bangunin?"

" Oh, masih tidur toh! Ya udah jangan dibangunin. Biarin aja dia istirahat dulu." Balas Tristo yang disambut anggukan oleh Arumi.

Bara mengangguk, ikut menyapa tamu mereka. Tapi Dion tampak tak begitu perduli pada nya. Bahkan Dion lebih dulu melenggang keruang tamu.

" Bara, temani Gavi ngobrol dulu ya. Ayah sama Bunda mau bahas sesuatu sama Dion." Ucap Tristo yang dibalas anggukan oleh Bara.

" Kalian yang akur ya! " Seru Arumi.

" Tenang Tante, kami bakal akur kok, ya kan Bara? " Balas Gavi. Dan sekali lagi Bara mengangguk.

Mereka berdua menatap kepergian Tristo dan Arumi yang melangkah ke ruang tamu menemui Dion.

" Ada yang mau gua omongin sama lu Gav. "

Gavi menoleh, menatap Bara dengan kening berkerut. " Lu mau kita ngobrol disini?"

Bara menggeleng, mengajak Gavi keluar rumah dan berhenti tepat dihalaman depan yang agak jauh. Ia tidak ingin mereka bertiga mendengar percakapannya dengan Gavi.

" Apa yang mau lu omongin sama gua?"

Bara menghela, melipat tangannya didada sembari menatap Gavi tajam.

" Sumpah gua masih belum bisa nerima kenyataan ini."

" Kenyataan mana yang nggak bisa lu terima? Kenyataan kalo sekarang gua jadi kakak ipar lu?. Eh Bar, berhubung sekarang gua jadi kakak ipar lu, lu harus lebih nurut sama gua!" Ucap Gavi panjang lebar.

" Nah ini yang gua nggak bisa terima! Lu selalu menyalah gunakan kekuasaan."

" Dari sudut mana gua menyalah gunakan kekuasaan. Kan emang kenyataan nya gitu, ya lu harus terima dong!"

Bara kembali menghela, " Lagian kenapa nggak dari dulu aja sih lu bilang kalo lu sepupunya Ica?. Kalo dari dulu gua udah tau, gua bakal____"

" Manfaatin dia dari lama?" Potong Gavi cepat. Ia tersenyum tipis setelah nya membuat Bara berhenti melanjutkan ucapannya.

MY BADBOY "ABARA" Where stories live. Discover now