27 🔞

91.4K 829 3
                                    

.
.
.
Jangan lupa vote dan komentar ya

____________________________

Hari ini Bella tengah duduk termangun menatap kosong dosen yang tengah menerangkan didepan. Akhir-akhir ini ia sedikit lesu karna Bara secara terang-terangan menjauhi nya. Bukan tanpa sebab, Bara memilih menjauh karna tak ingin tergoda untuk menyentuh Bella yang sedang datang bulan. Bara bahkan mengajukan diri untuk pisah ranjang sementara waktu.

Terbiasa tidur dalam pelukan Bara membuat Bella sedikit gamang dan sering tak bisa tidur. Tapi mau bagaimana lagi, dari pada ia harus melayani Bara dalam keadaan merah begini, lebih baik ia menjaga jarak saja dulu. Walaupun mereka hampir tak pernah kontak fisik, tetap saja Bella berulang kali memergoki Bara yang tengah bermain solo dikamar mandi.

Ia menghela panjang sambil bertopang dagu dengan kedua tangan. Nola yang ada disamping nya hanya melirik malas melihat Bella yang berulang kali menghela. Ia tak ingin mengganggu Bella yang sedang melamun.

" Bel! " Panggil Nola sambil menoel lengan Bella agar temannya itu tersadar sejenak.

Bella menoleh dengan alis terangkat seolah bertanya ada apa. Nola balik mengkode dengan dagu yang diarahkan kedepan. Bella pun mengarahkan pandangan nya kedepan dan mendapati sang dosen tengah menatap nya.

" Arbella, tugas individu kamu sudah siap?" Tanya dosen itu datar.

" S-sudah pak."

" Tolong nanti kumpulkan semua tugas individu mereka dan antarkan ke meja saya."

" Saya pak? " Tanya Bella memastikan.

" Iya. Saya tunggu secepatnya." Ucap sang dosen sambil melenggang pergi. Sedangkan Bella malah terbengong bingung, apalagi saat teman-temannya menumpuk tugas individu mereka diatas mejanya.

" Kok jadi gua sih La? " Keluh Bella kesal.

" Udahlah kerjain aja. Lagian kan lumayan sambil pdkt. Jarang-jarang loh nemu dosen ganteng masih muda kaya pak Bagas." Jawab Nola sambil menggerakkan alisnya.

Mendengar jawaban Nola membuat Bella makin terduduk lesu. Ia tidak ingin bertemu Bagas, ia hanya ingin Bara. Mau tak mau Bella tetap bangkit dari duduk nya sambil merapikan tugas teman-temannya untuk dibawa ke ruangan Bagas.

Ia berjalan dengan kaki yang dihentak-hentakkan kesal. Bibir nya terlihat manyun sambil mengomel pelan. Saat hampir tiba Bella segera mengubah ekspresi wajahnya sebaik mungkin. Ia tidak ingin mendapat nilai minus karna sikapnya.

Bella mengetuk pelan pintu ruangan Bagas. Mendapat sahutan dari dalam, Bella membuka pintu itu perlahan dan mendapati dosennya itu tengah memeriksa lembaran kertas dihadapan nya. Tak bisa dipungkiri, Bagas memang lah tampan. Tapi bagi Bella saat ini yang ada dihati nya hanya lah Bara, tak ada yang lain.

" Permisi pak, ini tugasnya." Ucap Bella sopan sambil meletakkannya diatas meja.

" Terima kasih." Ucap Bagas tanpa menoleh. Ia tetap fokus membolak-balikan kertasnya.

" Sama-sama pak."

Bella segera melipir keluar, tak ingin berlama-lama didalam sana. Aura Bagas cukup membuat bulu kuduk nya merinding ngeri. Sambil bergidig Bella mempercepat langkahnya menjauh. Namun kerumunan ditengah koridor menghentikan langkah nya. Ia sedikit berdecak kesal, apa-apaan mereka, mengapa berkerumun seperti semut yang merebutkan gula.

MY BADBOY "ABARA" (TAMAT) Kde žijí příběhy. Začni objevovat