Chapter 45

12 2 0
                                    

Holaa guyss, happy reading yaa ❍❍❍

Rifki terbangun pukul setengah lima karena mendengar suara berisik dari dalam tenda Livana yang sepertinya sedang mempersiapkan sarapan untuk pagi ini. Rifki keluar dari dalam tenda dan memanggil Livana dari arah luar tenda. Livana keluar dengan tangan yang memegang gas untuk kompor portable.

“Ribut banget kenapa si?” tanya Rifki dengan suara yang masih serak dan mata yang masih menyipit karena rasa kantuk yang masih menyerang.

“Ini loh Ki, pada bingung kemana alat-alat masaknya.”

“Waktu masih di sekretariat, Bunga udah bilangkan kalo alat masak dikumpulin jadi satu. Lo juga udah ngasih ke Bunga.”

“Oh iya astaga lupa gue. Yaudah gue mau ke anak-anak yang lain buat bantuin masak.”

“Iya duluan aja. Ntar gue nyusul sama Gilang sama Cakra.”
Livana menganggukkan kepalanya dan berbalik badan untuk memanggil teman-temannya yang masih berada di dalam tenda untuk segera keluar. Rifki meninggalkan Livana dan kembali ke dalam tendanya untuk mengambil air mineral.

Rifki terdiam sekitar sepuluh menit untuk mengumpulkan nyawanya sambil mengecek ponselnya apakah ada sinyal.
Rifki menghembuskan nafasnya berat karena tidak mendapat sinyal. Rifki menyimpan kembali poselnya dan membangunkan kedua temannya yang masih di alam mimpinya itu.

Rifki, Cakra, dan Gilang berjalan ke arah teman-teman panitianya yang sudah mulai memasak sarapan. Rifki langsung membantu Calvin untuk menaruh air mineral di atas meja lipat. Cakra dan Gilang membantu menata piring yang terbuat dari rotan dan gelas plastik.

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lima belas. Para anggota baru segera berjalan ke arah tenda panitia untuk memulai sarapan. Setelah sarapan selesai, Livana mengumpulkan seluruh anggota menjadi satu dan memberikan satu tugas yang harus dikeejakan oleh satu kelompok. Setelah memberikan tugas, Livana membubarkan para anggota dan juga panitia untuk membersihkan badan.

•••

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh. Para anggota sudah dibariskan sesuai kelompoknya masing-masing. Calvin memberikan arahan kepada para panitia yang akan membantunya untuk mengawali diklat menuju puncak hari ini. Setelah memberi arahan, Calvin dan beberapa panitia lain saling memberikan semangat agar diklat hari ini tidak terlalu berat dan para panitia yang membantunya memiliki rasa semangat.

Calvin memulai perjalanan menuju puncak, hari ini langit seakan-akan memberikan cuaca yang baik untuk mereka menyelesaikan diklat pada hari ini. Cuaca yang cerah, berangin dan tidak begitu panas membuat mereka merasa nyaman dengan udara pada pagi ini. Setengah jalan sudah dilalui, Calvin memberikan isyarat kalau lima belas menit lagi mereka akan istirahat sebentar untuk minum.

Selama istirahat, beberapa kelompok memilih untuk menghafalkan yel-yel dan menyelesaikan beberapa misi tulis yang sudah diberikan para pembimbing kelompok. Jam istirahat sudah selesai, para panitia mengarahkan pembimbing untuk mulai melanjutkan perjalanan mereka menuju puncak.

Sudah 30 menit perjalanan, sisa 30 menit lagi untuk mencapai puncak. Rifki merasa tenang karena tidak ada hal-hal buruk yang terjadi pada kelompoknya. Selama perjalanan, beberapa anggota kelompoknya beberapa bertanya tentang apa saja yang akan dilakukan setelah kegiatan, dengan senang hati juga Rifki menjelaskan sembari berjalan.

Tak terasa, 60 menit sudah mereka lalui. Puncak sudah benar-benar berada di depan mata mereka, betapa bahagianya mereka saat rasa lelah mereka terbayarkan karena dapat sampai dipuncak.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 30 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Mahasiswa & Kenangannya (On Going) Where stories live. Discover now