Chapter 27

55 53 0
                                    

Holaa guyss, happy reading yaa
❍❍❍

Pagi ini sekitar pukul 05.30 Rifki sudah terlihat segar dan memakai baju olahraga yang pastinya juga sudah ada Cakra dan Gilang.

“Waktu itu lo sewa sepeda kayuhnya di mana?” tanya Rifki

“Gue waktu itu sewanya di sebelah villa ini pas, ntar gue yang pinjemin. Udah jalan ayo, keburu siang ntar” balas Cakra

Rifki, Cakra, dan Gilang dengan segera berjalan keluar dari villa. Gilang yang masih merasakan kantuk harus tetap mengikuti kedua temannya ini untuk bersepeda pagi, padahal niatan awal Gilang pagi ini akan tidur sepuasnya dan bangun siang.

Rifki menepuk punggung Gilang saat melihat cara jalan Gilang yang masih lemas karena kantuk.

“Woy bangun! Jangan tidur mulu, olahraga bro olahraga!” ujar Rifki sedikit keras agar Gilang tidak merasa kantuk

“Tau lo. Tadi udah cuci muka kan?” tanya Cakra

“Udah. Cuma ya gitu, gue masih ngantuk. Semalem punya niat bangun siang hari ini, eh malah lo berdua gagalin ga asik banget!” balas Gilang

“Yeu ga asik apanya? Lo aja yang kebo, kena bantal dikit tidur, apa lagi kalo di bangunin susah banget lo!” balas Cakra dengan nada sedikit ngegas

“Halah, kaya lo ga aja Cak. Udah ah cepetan dingin ini” ujar Rifki menengahi dan mendorong pelan bahu Cakra dan Gilang agar jalan lebih cepat

“Iya-iya aelah sabar. Lagian kenapa tadi ga pake jaket? Udah tau dingin kalo jam segini” balas Cakra

“Ga kerasa kalo di dalem villa, pas keluar gini baru kerasa dingin” ujar Rifki

“Yaudah gapapa nikmatin aja dinginnya. Cepetan Lang kalo jalan! Lo di depan gue” ujar Cakra

“Ck, kenapa ga lo aja si? Gue masih ngantuk” balas Gilang

“Yaudah yaudah” ujar Cakra lalu mengganti posisi Gilang di depan agar lebih cepat

Setibanya mereka bertiga di tempat penyewaan sepeda kayuh, Cakra memilih 30 menit saja untuk menyewa sepeda tersebut karena tidak ingin terlalu lama keluar dari villa. Rifki segera membayar sewa sepeda kayuh tersebut dan mengambil sepeda kayuh mereka masing-masing.

Gilang memulai terlebih dahulu mengayuh sepeda tersebut yang artinya Gilang yang kali ini memimpin Cakra dan Rifki untuk berolahraga sepeda.

“Mau muter kemana ini?” tanya Gilang sedikit keras

“Ga usah jauh-jauh! Kita ngikut mau kemana aja” balas Rifki

Gilang melanjutkan kayuhan di sepeda itu sedikit lebih cepat dan menuju ke taman yang berada sedikit jauh dari tempat penyewaan sepeda kayuh tadi.

Sekitar 15 menit mereka bertiga sudah tiba di taman yang Gilang tuju tadi. Rifki, Cakra, dan Gilang turun dari sepeda kayuh dan memarkirkan dengan rapi.

“Gue beli air mineral dulu ya, ada yang mau nitip?” tanya Rifki

“Boleh deh” ujar Gilang dan barengi oleh anggukan dari Cakra

Setelah mendapatkan jawaban dari kedua temannya itu, Rifki segera melangkahkan kakinya menuju toko terdekat yang buka. Sesudah Rifki membeli air mineral itu, Rifki segera kembali ke taman tempat tadi ia dan kedua temannya berkumpul.

Rifki mendudukkan dirinya di bangku besi panjang yang sudah di sediakan di taman itu dan menunggu kedua temannya membeli sesuatu.

“Nih Ki buat lo!” ujar Gilang menyodorkan satu mangkok bubur ayam

“Pas banget belum sarapan gue” balas Rifki lalu mengambil mangkok yang sudah ada di depannya

Gilang dan Cakra mendudukan diri di sebelah Rifki. “Bukan lo doang yang belum sarapan Ki. Kalo lo belum sarapan berarti kita juga belum!” ujar Cakra nyolot

“Hahaha iya juga. Sorry deh sorry kan basa basi” balas Rifki

“Yudah, makan-makan. Keburu dingin” celetuk Gilang

Mereka bertiga memakan bubur itu sekitar 10 menit. Setelah mereka selesai memakan bubur tersebut, Cakra mengembalikan tiga mangkok itu ke tukang bubur tadi sekaligus membayar.

“Nih minuman lo sama Cakra” ujar Rifki dengan menyodorkan air mineral

“Widih, thank-you thank-you” balas Gilang dengan menerima air mineral

“Bentar lagi langsung pulang ya” celetuk Cakra yang baru datang dan meminum air mineral

“Iya, bentar lagi udah waktunya balikin sepedanya juga” balas Rifki

Rifki, Cakra, dan Gilang berjalan kearah sepeda kayuh yang mereka parkirkan tepat di belakang tempat mereka duduk di dalam taman. Mereka bertiga menaiki sepeda kayuh mereka masing-masing dan mulai mengayuh sepeda mereka secara beriringan menuju tempat pengembalian sepeda tadi.

Sekitar 15 menit mereka bertiga sudah berada di tempat penyewaan sepeda kayuh tadi.

“Terimakasih ya pak!” ujar Rifki dengan senyuman ramahnya

Bapak yang menyewakan sepeda kayuh tadi hanya menganggukan kepalanya dan tersenyum.

Rifki, Cakra, dan Gilang berpamitan dengan bapak tersebut dan berjalan pulang.

•••

Setibanya mereka di villa. Mereka bertiga di sambut oleh banyaknya mata yang menatap mereka dari arah villa.

“Oy bang. Dari mana?” tanya adik tingkat yang tadinya sedang berbicara dengan temannya pun memindahkan atensinya pada ketiga kakak tingkatnya

“Dari olahraga sepeda kayuh tadi. Gue masuk dulu ya, mau ganti. Gerah” balas Rifki dan di balas anggukan oleh adik tingkatnya itu

Rifki berjalan terlebih dahulu dan di ikuti oleh kedua temannya di belakang yang sedang menyapa siapa saja yang ada di teras villa.

Setibanya di dalam kamar, Rifki mengambil baju dan masuk kedalam kamar mandi. Setelah Rifki selesai mengganti bajunya, Rifki duduk di atas kasurnya dan mengambil handphone yang berada tidak jauh darinya.

Rifki mengirimi pesan kepada ibunya untuk mengabari bahwa dua hari lagi mereka akan kembali pulang ke Jakarta.

 

Mom

Anda
Halo ma. Maaf iky baru sempet ngabarin. Iky udah turun ma dari gunung, rencananya bakal pulang dua hari lagi.

Mom
Hai nak. It’s okay nak. Hati-hati ya kalau pulang, kalau udah sampai di Jakarta langsung pulang ya, jangan nginep di rumah Cakra atau Gilang dulu.

Anda
Iya, Iky langsung pulang. Ga nginep di rumah Cakra atau Gilang, barang Iky juga banyak yang di bawa

Mom
Oke nak. Kalau sudah sampai rumah nanti jangan lupa kabarin mama ya, biar mama ga khawatir

Read


Setelah membaca pesan terakhir dari ibunya, Rifki memutuskan untuk merebahkan dirinya di samping Cakra yang sedang bermain game di handphone miliknya.

“Napa lo Ki? Selesai main handphone kok muka lo gitu?” tanya Cakra yang menyadari perbedaan raut wajah Rifki

“Emang muka gue gimana? Biasa aja kali!” balas Rifki

“Yaudah deh percaya-percaya aja gue, ya meski ada yang janggal dikit” balas Cakra dengan nada sedikit lesu

Hola guyss makasi banget yang udah baca, jangan lupa tinggalin jejak ya biar aku lebih semangat lagi nulisnya.
See u di next chapter yaaa

Mahasiswa & Kenangannya (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang