12. Sifat asli Farez?

7.9K 355 28
                                    


100 vote dan 100 komen, seperti biasanya

Semangat🔥🔥

Kalo ketemu typo tolong kabarin yaa🤗

S e l a m a t  M e n b a c a

Hera menghela nafas melihat tamu undangan yang tampak terlihat bertambah ramai, walaupun jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam.

"Katanya cuma orang-orang penting. Emang orang penting seramai ini." gumam gadis itu pelan yang masih didengar Nangala.

"Kenapa?"

Hera diem enggan menjawab satu katapun. Ia masih belum terima akan status keduanya.

"Mau makan kue nggak?" tawar cowok yang berada di sisi Hera sejak tadi. Gadis itu menoleh sinis,  Hera tidak ingin kue ataupun yang lainnya. Dia hanya ingin pulang dan segera mengistirahatkan tubuhnya yang sudah lelah.

"Mau diambilkan? Tunggu bentar gue ambil dulu." Nangala sudah meninggalkan Hera untuk mengambil kue, tanpa mendengar pendapat gadis itu.

"Gak usah!"

"Ihh, nyebelin banget. Gue gak lapar cuma mau pulang dan istirahat." dengusnya.

"Lagian siapa juga yang mau makan kue. Sok baik banget." gerutu gadis itu lagi membuat seseorang yang mendengarnya, terdiam.

"Dia perhatian kan?"

Tubuh Hera terjangkit saat mendengar suara berat seseorang. Ia menoleh lalu terdiam saat melihat tubuh Farez menjulang tinggi di sampingnya. Cowok itu tampak lebih tinggi dari Nangala, mungkin tiga sentimeter lebih tinggi.

Wajah Farez lumayan tampan. Sayang sekali wajah setampan itu di rumorkan pasangan Nangala. Huh, ia jadi agak ngeri untuk bersaing sama lelaki. Untungnya ia tidak mencintai Nangala kalau sampai, ih amit-amit.

Farez menoleh sambil meneguk minumannya. "Kenapa ngeliatin gue kayak gitu?" tanya Farez melihat tatapan gadis itu tampak seperti melotot.

Hera yang tersadar segera memalingkan wajahnya. Sial, bodoh banget sih batin Hera. Gara-gara pikiran anehnya itu ia malah membayangkan yang tidak-tidak.

"Nangala nggak ada disini." Beritahu Hera membuat cowok itu mengangguk.

"Gue tahu."

"Terus ngapain masih di sini? Lo kalau mau ketemu Gala pergi ke sana. Dia lagi ambil kue. Lapar katanya."

Farez diam. Ia kembali meneguk minumannya hingga tandas. "Gue ke sini mau tanya sama lo. Lo suka sama Nangala?"

Hera tersentak kaget. Apa Farez takut, ia akan merebut Nangala dari cowok itu pikirannya. "Gue suka sama Nangala atau enggak, emang urusan lo?"

"Gue sama Nangala juga belum tentu sampe nikah."

"Dan gue juga tau diri gak akan mungkin merebut milik orang." lanjut Hera dengan setiap kata memiliki makna tersendiri.

Farez mendengus sinis. "Justru gue yang akan merebut milik gue kembali." Setelah mengatakan itu Farez melenggang pergi saat melihat Nangala sudah bergerak kearah mereka.

NANGALA (ON GOING)Место, где живут истории. Откройте их для себя